[53] -Buah jambu tetangga

84.1K 8.6K 1.2K
                                    

[53] -Buah jambu tetangga

Geisha melirik sekilas kearah Altezza yang baru saja turun dari lantai dua. Wanita itu kemudian kembali melanjutkan aktivitasnya dan membiarkan laki-laki itu duduk di meja pantry.

Sebenarnya ia juga bingung karena sedari tadi malam, laki-laki itu tiba-tiba saja mendiamkan dirinya. Apa mungkin, ada yang salah dengan perkataannya tadi malam.

Flashback on

"Anak aku masih nendang?" Altezza mendekatkan wajahnya pada perut wanita itu, lalu tangannya bergerak untuk mengelus perut didepannya dengan pelan.

Geisha menganggukkan kepalanya singkat, seraya membenarkan rambut laki-laki itu yang berantakan.

"Sakit gak?" tanya Altezza penasaran.

"Lumayan." balas wanita hamil itu lagi, yang diiringi dengan anggukan kecil dari kepalanya.

Altezza terkekeh, lalu mengecup perut wanita itu dengan gemas. "Nendang mulu anak papa, lagi tawuran?" tanyanya heran.

"Ngaco kamu!" sentak Geisha langsung.

"Bercanda, mama." sahut Altezza, masih dengan kekehannya.

"Ck," Geisha berdecak, kemudian sedikit menyadarkan bahunya di kepala ranjang. "Mau periksa lagi gak?" tanyanya, sambil menatap lekat kearah suaminya.

"Nggak usah," balas Altezza.

Geisha mengerutkan keningnya heran. "Kenapa? Memangnya gak mau liat, jenis kelaminnya apa?" tanyanya lagi pada laki-laki itu.

Altezza mendongakkan kepalanya, agar bisa menatap wanita itu dari bawah. "Bukannya gak mau liat, tapi biar jadi suprise aja nanti pas lahir." ucapnya menjelaskan.

Geisha menganggukkan kepalanya mengerti, lalu kembali menatap mata lelaki itu. "Kalo yang lahir cewek?"

"Gak masalah," sahut Altezza, yang masih fokus bermain dengan perut didepannya.

"Kalo cowok?" tanya Geisha lagi.

"Bersyukur banget." balas laki-laki itu cepat.

Geisha mengelus rambut pria itu lembut. "Pengen cowok?" tanyanya.

Altezza mengangguk. "Hm,"

Wanita itu tersenyum tipis. "Al," panggilnya.

Altezza menoleh. "Apa?"

Geisha menarik nafasnya, lalu menghembuskannya secara perlahan. "A-aku takut," cicitnya pelan.

"Takut apa?" tanya laki-laki itu tak mengerti.

"Takut gak bisa jadi ibu yang baik, buat anak kamu." sahut Geisha lagi, sambil menundukkan kepalanya dalam. Wanita itu tidak berani menatap kearah Altezza sekarang.

"Pasti bisa," ucap Altezza menyakinkan.

Geisha menegakkan pandangannya ke depan. "Dan kalo aku gagal ngelahirin anak kamu, gimana?" tanyanya dengan tatapan kosong.

"Maksud lo?" hardik Altezza marah.

"Banyak yang gagal, melahirkan di usia muda Al." kata Geisha lirih. Matanya berubah menatap sendu kearah suaminya.

"A-aku takut, kalo seandainya itu terjadi sama aku." ujarnya lagi, seraya mengelus perutnya pelan.

Dapat Altezza rasakan, bahwa perempuan itu sedang menahan rasa ketakutan yang amat sangat di dalam dirinya. Laki-laki itu tidak tahu harus berbuat apa sekarang, karena ia juga merasakan hal yang sama.

ALTEZZA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang