[28] -Area balap liar
"Kenapa?" tanya Altezza heran saat melihat mata wanita itu yang sembab dan bengkak seperti habis menangis. Laki-laki itu berjalan kearah ranjang, mendekati Geisha kemudian mendudukkan tubuhnya di sebelah wanita hamil itu.
Geisha yang masih sesenggukan itupun berbalik menatap Altezza. Wanita itu sebenarnya sedang menonton episode terakhir dari drama Korea yang berjudul snowdrop. Ia menangis juga karena ending di drama itu yang tidak sesuai dengan ekspektasinya.
"Ini." sahutnya, seraya memperlihatkan pemeran utama dari drama tersebut yang tewas tertembak.
Altezza berdecak saat melihat itu. "Cengeng." cibirnya.
Geisha memanyunkan bibirnya ke bawah, lalu mencubit lengan laki-laki itu kuat. "Ish!" sentaknya.
"Mau nitip gak?" tanya laki-laki itu mengalihkan pembicaraan.
Geisha melirik Altezza. "Lo mau kemana?" tanyanya penuh selidik.
"Luar." sahut laki-laki itu, yang malah di balas dengan decakan sebal dari lawan bicaranya.
Geisha mendengus. "Iya, kemana?" tanyanya lagi, sambil merubah posisinya menjadi duduk di samping laki-laki itu.
"Nongkrong bentar." sahut Altezza cepat.
"Malem gini?" tanya wanita itu memastikan dengan dahi yang mengkerut heran sekaligus tak habis pikir.
"Hm." sahut laki-laki itu. "Nitip gak?" tanya Altezza mengulangi pertanyaannya tadi.
Geisha menggeleng. "Lagi gak pengen apa-apa." jawab wanita itu seadanya.
"Oke."
... 🕷️ ...
"Oii!" teriak Dirga yang bermaksud memanggil Rayan di sebelah kiri markas.
"KIYOMASAAA!!!" sahut Rayan dari sana.
"Nande-nande." sambung Dion
"Gambare-gambare," timpal Daffa
"BAKAAA!" teriak Dirga melanjutkan.
"RAWRRR!!" tambah Dion lagi, yang malah dihadiahi dengan tamparan maut di pipinya oleh dirga.
"Anjing! Bau bawang mulut Lo!" maki Dirga.
"LARIII ADA WIBU!!" teriak Daffa.
"Wibu apaan sih Yon?" tanya Rayan tak mengerti kepada Dion.
Dion melirik Rayan sebentar, lalu mengambil ponselnya dari dalam saku celana. "Wibu adalah sebuah julukan kepada seseorang yang terobsesi dengan anime Jepang atau hal-hal yang berbau dan berkaitan dengan Negeri sakura." jawab Dion membacakan isi searchingannya di google.
"Oh." Rayan memanggut-manggutkan kepalanya mengerti.
"Kita ini sebenarnya mau kemana sih?" tanya Daffa yang sedari tadi hanya diam dan planga plongo, sambil menatap mereka semua dengan raut wajah yang terlihat sangat kebingungan.
"Rame amat bawa pasukan, kaya mau perang dunia ke lima." sambungnya lagi.
"Cemput." sahut Rayan datar. Cemput adalah singkatan dari Cempaka putih. Itu adalah sebuah tempat sirkuit yang biasa mereka kunjungi, saat ingin berbalap motor.
Daffa menyatukan kedua alisnya, kemudian kembali menatap mereka semua. "Segini aja nih?"
Dirga menggeleng. "Gak, nunggu Altezza sama anak generasi tiga." jawabnya.
"Emang mereka masih dimana?" Daffa bertanya lagi.
Dion memutar bola matanya. "Nanya mulu Lo! Banyak omong. Diem bae napa!" cetusnya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTEZZA [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[Novel Altezza bisa dipesan di TBO online dan tersedia di seluruh Gramedia Indonesia] Menikah karena sebuah kesalahan, adalah sesuatu yang tak pernah terpikirkan sebelumnya di benak Altezza. Siapa sangka jika laki-laki yang terkenal sebagai setan p...