Someone can't change us, but someone can be the reason we change
-Altezza Rayzan Atmadja-
•• 🕷️ ••
10. Approach
"BRENGSEK!!"
Faldo menghajar wajah Altezza kuat, hingga membuat mulut cowok itu mengeluarkan cairan darah segar. Ia tidak peduli dengan teriakan Geisha yang mencoba untuk menghentikannya. Faldo menarik kedua kerah jaket yang dipakai Altezza, kemudian kembali menghajarnya habis-habisan.
Bugh!
Bugh!
"Papa.. Please... Udah..." Geisha terisak, ia mencoba untuk menggapai tangan papanya itu agar berhenti memukuli Altezza, tapi tidak bisa.
Faldo malah semakin gencar dan membabi buta menghajar Altezza. Sepertinya ia sudah kehilangan akal sehatnya, sehingga ia berniat untuk menghabisi Altezza saat ini juga.
"BERANI-BERANINYA KAMU HAMILIN ANAK SAYA, HAH!!" urat lehernya tergambar jelas. Faldo menghajar, menendang dan membanting tubuh Altezza ke lantai.
Altezza terbatuk, tubuhnya sudah sangat lemas saat ini. Cowok itu terbaring lemah di atas lantai, dengan darah yang terus mengalir di bagian wajah dan pelipisnya.
Sejak tadi, ia tidak membalas pukulan-pukulan keras dari faldo. Altezza memang pantas mendapatkan ini. Bahkan, ini tak sebanding dengan apa yang telah ia lakukan terhadap Geisha. Orang tua mana yang tega, melihat anaknya yang sudah ia rawat dan di jaganya itu, di rusak begitu saja oleh seorang laki-laki brengsek seperti dirinya ini.
Faldo kembali ingin menghajar Altezza, namun Geisha dengan cepat segera mencegahnya. "Papa, udah!" Suara Geisha naik satu oktaf. Ia menahan kuat lengan papanya.
Faldo menepis tangan Geisha kasar, kemudian masuk ke dalam rumahnya. Meninggalkan Altezza dan Geisha berdua di luar dengan perasaan yang masih kalut.
Altezza berdesis, ia mencoba untuk berdiri. Laki-laki itu mengusap darah yang masih mengalir di bibirnya dengan punggung tangannya.
"Al, maaf," cicit Geisha, ia membantu Altezza agar berdiri. Perempuan itu masih saja menangis.
Altezza terkekeh. "Lo ngapain minta maaf? disini yang salah gue," ujarnya.
Geisha menunduk, lalu mengusap air matanya. "Tapi kan lo kayak gini, gara-gara Papa gue," lirihnya pelan.
"Gak sebanding, sama apa yang lo rasain," balas Altezza santai. Cowok itu memperhatikan wajah Geisha yang terlihat sangat kacau. Pipi putih cewek itu terlihat kemerahan dan kantung matanya yang tercetak jelas. Altezza yakin, perempuan itu pasti menangis seharian.
Geisha mendongak, ia menatap wajah Altezza yang penuh dengan darah dan luka lebam. "Sakit nggak, Al?" tanyanya polos, masih dengan sisa-sisa sesegukannya.
Altezza kembali meringis, saat Geisha memegang lukanya. "Gue obatin ya?" tawar Geisha. Ia hendak masuk ke dalam untuk mengambil kotak P3K, namun segera di cekal oleh Altezza. "Nggak usah, gue langsung pulang aja," tolaknya.
"Lo yakin? Beneran nggak mau diobatin dulu?" tawar Geisha lagi.
Altezza menggeleng, lalu tersenyum tipis. "Nggak, makasih."
"Gue pulang. Kalo ada apa-apa langsung kabarin gue," ujarnya, lalu segera diangguki oleh Geisha.
... 🕷️ ...
"Muka lo hancur gitu, Za?" tanya Dion, kening cowok itu mengerut heran.
"Biasalah, namanya juga street demon," ujar Dirga menimpali.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTEZZA [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[Novel Altezza bisa dipesan di TBO online dan tersedia di seluruh Gramedia Indonesia] Menikah karena sebuah kesalahan, adalah sesuatu yang tak pernah terpikirkan sebelumnya di benak Altezza. Siapa sangka jika laki-laki yang terkenal sebagai setan p...