[25] -Zelva dan Altezza

126K 10K 182
                                    

"seseorang tak dapat mengubah sikap kita, namun seseorang bisa jadi penyebab kita berubah."

-©ALTEZZA by gladissltvvi-

••🕷️••

[25] -Zelva dan Altezza

"Mau Lo apa sih?" sentak Altezza mulai tak suka. Laki-laki itu menatap tajam kearah Zelva. Sedari tadi ia mendiami gadis itu agar ia sadar diri dan berhenti mengganggu, tetapi ternyata ia salah. Semakin didiamkan, gadis itu malah semakin tidak tahu diri.

Zelva melepaskan pelukannya, lalu tersenyum tipis. Gadis itu menatap Altezza lumayan lama, kemudian mendekati wajah laki-laki disampingnya. "Gua mau Lo," bisiknya sensual di telinga laki-laki itu.

Altezza menoleh dan langsung mendorong kuat tubuh Zelva agar menjauh darinya. "Mimpi Lo ketinggian!" sentaknya lalu segera beranjak dari sana.

Zelva menggeram kesal. Tangannya terkepal, seraya menatap Altezza tajam. "Liat aja nanti, gue bakal bikin Lo gak bisa lepas dari gue!" ujarnya

Rafael yang masih berada disebelahnya hanya menggelengkan kepalanya kecil, kemudian bergumam. "Sick." ucap laki-laki itu.

Rafael terkekeh kecil seraya berjalan mendekati Zelva, kemudian menepuk pundak gadis itu pelan. "Jangan harap Lo bisa jadi salah satu bagian dari hidup sahabat gue." ujarnya.

"Sialan!"

... 🕷️ ...

"Gila cakep banget njir!" seru salah satu siswi yang duduk tepat di sebelah Geisha dan teman-temannya. Mata siswi itu lurus memandang kagum kearah Altezza.

Laki-laki yang kini tengah membagi kelompok dan sibuk mengatur strategi lawan penyerangnya nanti terhadap lawan mainnya kali ini.

Kegiatan masih berlangsung. Kini giliran anak XII IPA 1 dan XII IPA 3 yang mengambil alih. Team Altezza melawan team Danielle. Kini kedua team sedang bersiap-siap untuk memulai pertandingan.

Kedua team yang diberi kesempatan bertanding itupun saling memandang sengit kearah lawan masing-masing. Contoh saja, Altezza yang kini tengah menatap bengis kearah Danielle dan begitupun sebaliknya, Danielle yang menatap bengis kearah Altezza.

Mungkin pertandingan kali ini juga dibarengi dengan dendam mereka masing-masing. Dendam yang semakin lama semakin membuncah di dalam diri keduanya. Entah sejak kapan dendam itu ada, intinya setelah kejadian dua tahun yang lalu keduanya saling membenci satu sama lain.

Wasit mulai memberikan instruksi dan pengarahan kepada kedua team. Mereka semua bersiap sebelum peluit panjang dari wasit berbunyi, menandakan bahwa permainan segera dimulai. Sorak-sorakan pun mulai terdengar riuh ditelinga mereka.

"Woah gilaa! Altezza Badas juga ternyata." ujar Zara heboh sendiri dari tempat duduknya. Matanya terus memperhatikan Altezza yang mulai menggiring bola dengan telapak tangannya.

Vanessa berdecak kagum melihatnya. "Kece parah! Daniel aja sampe kesusahan," serunya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya.

Sorak-sorakan kembali terdengar ricuh saat permainan mulai sengit. Kali ini team Danielle yang menguasai bola. Laki-laki jangkung itu berhasil merebutnya dari Altezza.

Tetapi saat ia hendak memasukannya kedalam ring lawan, bola itu kembali lagi di rebut oleh team Altezza. Hal itu sontak membuatnya geram. "Sial!" umpatnya kesal.

ALTEZZA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang