"Ajari aku bagaimana menerima keadaan tanpa membenci kehidupan."
•• 🕊️ ••
[48] -Mengejutkan
Geisha menatap kearah Altezza yang tertidur pulas di bagian pinggangnya. Tangannya kini bergerak pelan, mengelus rambut laki-laki itu. Ia memang sudah sadar sejak satu jam yang lalu, tetapi wanita itu tidak bisa bergerak dan berbuat apa-apa sekarang.
Rasa sakit di sekujur tubuhnya, kini masih dapat ia rasakan. Walaupun luka-luka kecil ditangan dan di kakinya sudah diobati, tetapi tetap saja rasa sakitnya masih sangat terasa. Apalagi pinggangnya juga masih terasa nyeri dan ini sudah ditambah lagi dengan kepala lelaki itu yang tertidur di sana.
Ingin membangunkan, tetapi ia juga tidak tega. Apalagi saat melihat wajah Altezza yang terlihat sangat kelelahan. Mau tak mau, wanita itu tetap membiarkan lelaki itu pulas di sana.
"Engh," Lelaki itu menggeliat pelan di bawah sana. Membuat Geisha menghentikan pergerakannya sebentar, lalu melirik laki-laki itu sekilas dan kembali mengelus rambut pria itu.
"Udah bangun?" tanya wanita itu lembut, masih dengan mengelus rambut suaminya perlahan. Senyuman manis diwajahnya kini tercetak jelas, saat melihat wajah polos bangun tidur laki-laki itu.
Sementara itu, Altezza yang masih setengah sadar pun hanya mengerjab matanya lucu. "Eh?" Cowok itu mendongakkan kepalanya menatap wanita itu bingung, lalu mengucek matanya lagi. Takut salah lihat.
"Sha?" panggil cowok itu pelan, tetapi terdengar girang.
"Hm?" sahut wanita itu pelan.
"Beneran kamu?" tanyanya masih tak percaya.
"Apasih, ya iya lah." Geisha terkekeh lemah, saat melihat wajah keterkejutan laki-laki itu yang terlihat sangat lucu.
Berbeda dengan Altezza yang kini langsung merubah ekspresinya menjadi cemberut. "Ck, sayangg." Laki-laki itu merengek, lalu memeluk tubuh Geisha erat dan menduselkan kepalanya di dada wanita itu.
"Sakit, Al!" Geisha mendorong tubuh Altezza pelan, agar menjauh darinya. Tatapan matanya seperti ingin membunuh laki-laki itu.
"Maaf," cicit lelaki itu cemberut.
"Al," panggil Geisha kemudian.
Altezza langsung menatap kearah wanita itu dengan cepat. "Apa? Mau apa? Minum? Atau ada yang sakit?" tanyanya beruntun.
"Biar aku panggilin dokter." lanjutnya lagi.
"Ck, bukan itu ih!" decak Geisha kesal, saat melihat respon laki-laki itu yang menurutnya berlebihan.
Altezza menatap wanita itu bingung, kemudian mengeryitkan keningnya. "Terus?"
"Cowok yang kemarin," Geisha menatap ragu kearah Altezza. "Gimana?" kata wanita itu lagi.
Altezza langsung mengerti arah pembicaraan wanita itu. Ia tau istrinya itu sedang menanyakan soal Daniel. "Daniel, maksud kamu?" Laki-laki itu bertanya memastikan.
Geisha mencebikkan bibirnya. "Gak tau namanya," cicitnya pelan. "Pokoknya cowok yang udah tolongin kamu waktu itu." jelas Geisha lagi.
Altezza tersenyum tipis kearah Geisha, lalu mengecup kening wanita itu singkat dan terakhir menggenggam tangan wanita itu dengan erat. "Daniel udah tenang," lirihnya serak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTEZZA [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[Novel Altezza bisa dipesan di TBO online dan tersedia di seluruh Gramedia Indonesia] Menikah karena sebuah kesalahan, adalah sesuatu yang tak pernah terpikirkan sebelumnya di benak Altezza. Siapa sangka jika laki-laki yang terkenal sebagai setan p...