[22] -Edgar berulah

120K 10.8K 851
                                    

️⚠️PART MENGANDUNG ADEGAN BERBAHAYA DAN KEKERASAN, MOHON UNTUK TIDAK DI TIRU!!

•• 🖇️ ••

[22] -Edgar berulah

"Fight me, if you want to be saved." ujar Edgar pelan, sambil menunjuk kearah gadis itu. Suara isakan pun samar-samar terdengar di telinga mereka.

"Sialan!" geram Altezza, saat melihat logo SMA Derlangga di dada kiri perempuan itu.

"BENAR-BENAR PENGECUT LO YA!" teriak Dirga emosi. Tangan cowok itu terkepal erat.

Edgar tidak menanggapi. Matanya masih tertuju pada sang ketua black'crls, angkatan dua. Yang kini juga tengah menatapnya. Menatapnya datar tanpa ekspresi.

"Gimana?" tanya Edgar lagi. Cowok itu tetap memandang remeh kearah Altezza, tanpa tau bahaya yang akan datang menimpanya, karena telah menantang orang yang salah.

Altezza maju selangkah. Matanya menelisik kearah gadis yang dijadikan sandera oleh Edgar. Gadis itu terus memberontak dan terisak. Bibir bawahnya sobek, serta tangan dan kakinya mulai mengeluarkan darah.

Altezza menoleh kearah Edgar. "Lepasin." ujarnya tak main-main. Tatapan mengintimidasi yang ia berikan kepada Edgar, malah membuat nyali mereka semua ciut seketika.

Bukan hanya lawannya saja yang menciut. Dirga dan Dion serta anggota lainnya juga merasakan hal yang sama. Bahkan, Rafael sendiri tidak berani menatap wajah ketuanya. Cowok itu memalingkan wajahnya kearah lain.

Aura gelap dari wajah Altezza terpancar jelas, hingga membuat mereka benar-benar merasakan hawa yang berbeda kali ini. Matanya masih memandang lurus kearah Edgar.

Pupil mata laki-laki itu terus menyorot tajam dan memberikan tatapan mengintimidasi terhadap lawannya.

Edgar sendiri gugup di tempatnya. Ia bahkan sampai tak tahu harus melakukan apa lagi sekarang. Laki-laki itu berdehem singkat, upaya menormalkan detak jantungnya yang berdetak kencang.

Lalu ia memerintah anak buahnya untuk membuka penutup dan ikatan pada gadis itu. Mereka berdua yang diperintahkan pun segera melakukan hal tersebut.

"Zelva?" beo Dirga dan Dion kaget, saat para anak buah Edgar membuka penutup mata gadis itu. Tidak hanya mereka berdua saja yang kaget, tetapi Altezza dan juga Rafael sama halnya.

"Woah! Anjing Lo! Anak baru gak tau apa-apa, main di sandera aja!" maki Dirga kesal.

"Gak ada otak emang!" tambah Dion lagi.

Tak mau mengulur-ulur waktu lagi, Altezza segera melayangkan pukulan talak kepada Edgar. Membuat laki-laki itu jatuh tersungkur di atas tanah.

Saat itu dan di detik itu juga, kedua kubu saling beradu kekuatan. Hingga keadaan semakin lama, semakin tak terkendali. Semuanya berpencar melawan dan mengejar lawannya masing-masing.

Zelva yang masih berada di tengah-tengah pertengkaran antara dua kubu itu hanya bisa diam dan terus terisak, seraya memeluk lututnya erat. Ia bahkan pasrah saat tubuhnya diangkat oleh seseorang dan membawanya jauh dari sana.

"Lo gak kenapa-kenapa?" tanya orang itu.

Zelva sedikit bernafas lega, saat tahu siapa orang itu. Ia hanya mengangguk pelan sebagai jawaban. Mulutnya sulit untuk menjawab, kerongkongannya terasa begitu kelu.

Rayan mendudukkan tubuh gadis itu di dekat lobi. "Lo tunggu disini." perintahnya, lalu segera diangguki oleh Zelva. Rayan berlari lagi kearah kerumunan dua kubu tadi, lalu membantu Altezza dan yang lainnya melawan mereka.

ALTEZZA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang