[30] -Merencanakan
"Apa lagi bapak Altezza?!" tanya Geisha yang mulai geram dengan laki-laki itu yang terlalu cerewet baginya.
"Elusin." pinta laki-laki itu pelan.
"Hah?" Geisha mengalihkan pandangannya dari layar ponsel, lalu menatap laki-laki itu bingung. Walaupun sejujurnya ia mendengar permintaan Altezza barusan.
Altezza berdecak kala itu, kemudian memalingkan wajahnya kesamping. "Gak jadi!" ketusnya.
Geisha menahan tawanya, ia menegakkan sedikit tubuhnya agar lebih nyaman dan menyenderkannya sedikit ke dinding. Perlahan tangan wanita itu mulai mengelus pelan, rambut surai laki-laki yang berada di pangkuannya itu.
"Manja." cibirnya.
Altezza tidak mengindahkan hal itu, ia diam dan kembali memejamkan matanya. Menikmati semilir angin yang berhembus pelan dan elusan-elusan dari tangan Geisha.
Beberapa menit berlalu, keadaan masih sama, dengan Altezza yang sudah terlelap dan Geisha yang masih memainkan ponsel laki-laki itu, dengan tangan yang masih setia mengelus rambut suaminya. Hingga setelahnya bel masuk pun berbunyi, menandakan bahwa jam istirahat telah usai.
Geisha yang mendengar pun langsung menatap kearah Altezza yang kini masih terlelap di pangkuannya. Ia menepuk pipi laki-laki itu agar bangun, Altezza yang merasa terusik pun segera membuka matanya perlahan.
Laki-laki itu menerjabkan matanya, kemudian bangkit dari tidurnya. "Kenapa?" tanyanya serak, dengan suara khas bangun tidurnya.
"Udah bel," jawab Geisha singkat, lalu segera berdiri dari duduknya dan mengembalikan ponsel laki-laki itu.
Altezza yang masih terlihat kelimpungan itupun hanya mengangguk, sambil mengusap wajahnya pelan. "Duluan aja." ujarnya.
"Ck! pasti mau bolos." tuding wanita itu tepat sasaran.
Altezza membenarkan sedikit tataan dasinya, kemudian kembali menatap wanita itu. "Sana, keburu telat." ujarnya lagi.
Geisha mengangguk, lalu melambaikan tangannya kearah laki-laki itu, yang kemudian dibalas dengan senyuman tipis dari Altezza.
Setelah memastikan Geisha benar-benar pergi, laki-laki itu segera bangkit dari duduknya kemudian berjalan kearah samping kelas XII IPS 3 yang berada di dekat kantin.
Laki-laki itu bersandar di bawah pohon besar didekatnya, kemudian mengambil ponselnya. Ia mengecek sesuatu dari sana dan mulai mengutak-atiknya. Tiba-tiba fokusnya teralihkan oleh seseorang gadis cantik yang sedang berlari kearahnya.
"Za!" panggilnya dari seberang sana.
Altezza hanya diam, lalu kembali menatap ponselnya. Tidak lama kemudian, laki-laki itu menatap Zelva yang sudah berada didepannya yang kini tengah mengatur nafasnya yang tersengal akibat berlarian.
"Altezza, g-gue mau ngomong sesuatu sama Lo." ujarnya sedikit gugup.
Altezza yang awalnya sedang bermain ponsel, kini mengalihkan pandangannya sebentar. "Tentang?" tanya laki-laki itu, sambil memasukkan kembali ponselnya kedalam saku celananya.
Manik matanya terus memperhatikan gadis didepannya. Sepertinya kali ini, ia akan tertarik dengan pembahasan gadis itu. Altezza tetap diam, menunggu Zelva melanjutkan perkataannya.
Zelva menatap ragu laki-laki didepannya. "Hm..."
"G-gue... Gue suka sama Lo." ungkapnya."Terus?" Altezza menarik sedikit sudut bibirnya keatas, ia mulai memperhatikan gadis itu serius dengan kedua tangannya yang ia masukan kedalam saku celananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTEZZA [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[Novel Altezza bisa dipesan di TBO online dan tersedia di seluruh Gramedia Indonesia] Menikah karena sebuah kesalahan, adalah sesuatu yang tak pernah terpikirkan sebelumnya di benak Altezza. Siapa sangka jika laki-laki yang terkenal sebagai setan p...