[29] -Pengakuan Zelva
Altezza memarkirkan motornya di area parkiran SMA Derlangga. Derum motornya yang menggema membuat beberapa siswa siswi yang berada di sana, langsung memusatkan perhatiannya kepada laki-laki itu.
Altezza melepas helm full face-nya, kemudian meletakkannya asal di atas motor. Setelah ia segera turun dan langsung bergegas menuju kelasnya, XII IPA 1. Saat berjalan menelusuri koridor utama sekolah, tiba-tiba saja ia dihadang oleh kelima temannya dari depan.
Altezza berdecak, kala Daffa menghalangi jalannya. "Awas daff!" kesal lelaki itu.
Memilih untuk tidak menghiraukan ucapan Altezza barusan, daffa terus berjalan didepannya dan menghalangi laki-laki bermarga Atmadja itu. "Bolos yuk bos." ajaknya.
"Bolos-bolos! Gak ada, gak ada!" balas Rayan cepat, lengkap dengan pelototan tajamnya.
"Coba Lo itung, udah berapa kali kita bolos minggu ini?!" tanyanya.
Daffa diam dan berfikir sejenak. Kemudian ia kembali menatap Rayan di sebelahnya dan menyengir lebar.
"Setiap hari kan?!" tanya Rayan memastikan lagi, membuat Daffa langsung mengangguk mengiyakan.
"Bolos boleh, tapi tau batasan!" timpal Dirga.
"Hilih bicid!" cibir daffa.
"Oh iya, TUGAS FISIKA GUE!!" teriak dion heboh dari belakang. Cowok yang sedari tadi hanya diam menyimak, kini ikutan heboh perkara PRnya.
"Mampus Lo mampus!" kekeh Dirga mengejek.
Dion melirik kearah Dirga cepat, lalu menarik lengan laki-laki itu kuat. "Ayo dir! Cepet ke kelas, bantuin gue cari contekan!" ujarnya mendesak.
"Ck! Nyusahin Lo!" Walaupun dengan perasaan yang berat hati, laki-laki itu tetap mengikuti perintah Dion dan berjalan dibelakangnya, mengikuti langkah cowok blasteran itu.
Keduanya telah bergegas menuju kelas mereka dan kini hanya menyisakan Altezza, Rayan, Daffa dan Rafael yang masih berada di koridor.
"Biologi Lo gimana Za? Udah selesai?" tanya Daffa.
Altezza melirik Daffa dengan alis yang saling bertaut. "Ada tugas?" tanya laki-laki itu balik.
"Lah?! Ya ada dong! Mangkanya gue tanya Lo, udah siap apa belum Fergusooo!!" balas Daffa sedikit geram.
"Fuck! Gua lupa!" desis Altezza kesal. "Rafa! Buku tugas Lo sini! Gua salin jawaban Lo aja!!" ucap laki-laki itu lagi, lalu segera diangguki oleh Rafael.
Rayan dan Daffa hanya dapat menatap keduanya datar, sambil menggelengkan kepala mereka. "Tidak patut di contoh ya adick-adick." ucap keduanya pelan.
... 🕷️ ...
Rayan menatap jengah kearah guru fisika yang berada depannya. Guru fisika itu sedang menjelaskan beberapa materi pelajaran, yang akan di keluarkan Minggu depan sebagai soal ulangan.
Tetapi karena suaranya yang lembut dan halus, guru itu seperti sedang membacakan dongeng sekarang. Membuat beberapa muridnya terlihat bosan dan mengantuk karenanya. Salah satunya adalah Rayan.
Laki-laki yang sedari tadi hanya mendengarkannya tanpa minat dan memperhatikannya dengan malas. "Ni guru sebenernya niat ngajar gak sih?" tanyanya sendiri.
"Jelasin pelajaran kok kaya lagi dongeng!" gurutunya kesal.
Daffa yang berada di sampingnya hanya tertawa kecil, mendengar ocehan sahabatnya itu. "Sabar, sebentar lagi istirahat." bisiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTEZZA [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[Novel Altezza bisa dipesan di TBO online dan tersedia di seluruh Gramedia Indonesia] Menikah karena sebuah kesalahan, adalah sesuatu yang tak pernah terpikirkan sebelumnya di benak Altezza. Siapa sangka jika laki-laki yang terkenal sebagai setan p...