"Cinta itu sederhana, jika kamu tidak mampu membuatnya tertawa, cukup tidak membuatnya terluka."
-Altezza Rayzan Atmadja-
•• 🕊️ ••
[34] -Daffa tertekan
Semilir angin berhembus pelan, menyejukkan suasana hari di pagi Minggu ini. Geisha mengikat rambutnya dengan cepat, kemudian membenarkan sedikit tataan bajunya keatas agar terlihat lebih pas.
Setelah selesai, wanita itu tersenyum saat melihat dirinya sendiri di pantulan cermin yang sudah terlihat sangat rapi. Pagi-pagi sekali dirinya memang sudah bersiap-siap, untuk pergi ke markas besar black'crls angkatan dua bersama Altezza.
Sejujurnya ia sangat-sangat tidak sabar untuk segera mendandani Daffa dan melihat cowok itu memakai daster sambil berkeliling kompleks di sekitar sana. Entah mengapa ia sangat senang jika Daffa yang melakukan itu semua.
Dengan semangat, wanita itu berjalan kearah ranjang berniat untuk membangunkan Altezza yang kini masih tertidur pulas di sana. Wanita itu menyibak selimut yang menutupi wajah suaminya, kemudian menepuk pipi laki-laki itu pelan. "Za," panggilnya.
"Ayo bangun," ujarnya seraya menarik lengan pria itu.
Altezza yang masih sangat mengantuk itupun hanya mengembalikan posisinya seperti semula, lalu kembali memejamkan matanya lebih rapat lagi. Laki-laki itu mengabaikan Geisha yang masih berusaha mencoba untuk membangunnya.
Sementara Geisha sudah mulai mencebikkan bibirnya kesal. "Bangun Altezza! Ayo kita pergi ke markas." ucapnya lagi, sambil mencubit pipi laki-laki itu kuat.
Altezza melenguh pelan, lalu bergerak menarik selimutnya kembali hingga sebatas dada dan mengambil bantal di sebelahnya untuk ia jadikan guling.
Geisha berdecak, kemudian menatap Altezza kesal karena masih enggan membuka matanya dan bangun. Perempuan itu menjauhkan bantal yang Altezza gunakan untuk guling tadi, lalu membuangnya asal ke lantai.
Wanita itu naik keatas ranjang, lalu berbaring di atas tubuh pria yang notabenenya adalah suaminya itu. "Bangun!" ujarnya ngegas, seraya menggigit pipi laki-laki itu gemas.
Altezza yang merasa kesal karena dibangunkan seperti itupun langsung membuka matanya secara paksa. Ia melirik kearah Geisha yang masih berada di atasnya, kemudian melirik lagi kearah jam dinding yang masih menunjukkan pukul setengah enam lewat.
"Masih pagi, mau ngapain sih?" decak Altezza kesal.
Geisha menatap laki-laki itu sekilas, lalu membaringkan kepalanya diatas dada bidang pria itu. "Mau ke markas." cicitnya pelan.
Altezza tertawa gemas, lalu segera mengembalikan posisi menjadi Geisha yang berada dibawahnya. Ia menatap wajah wanitanya lekat, kemudian mengecup bibirnya singkat.
cup!
"Gak sabar banget, pengen nistahin anak orang." ucapnya sambil terkekeh kecil. Sementara Geisha hanya tersenyum lebar sambil menggidikan bahunya acuh.
... 🕷️ ...
"Assalamualaikum, punten." salam Dirga, lalu memasuki ruangan khusus di dalam markas, yang dibelakangnya juga diikuti oleh Dion dan Rayan.
Rafael menoleh kearah mereka. "Waalaikumsalam," sahutnya pelan.
Bersamaan dengan itu, Daffa datang dari belakang dan langsung menyerobot masuk. "Ada apa nih? Tumben pagi-pagi buta kaya gini di suruh ngumpul?" tanyanya penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTEZZA [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[Novel Altezza bisa dipesan di TBO online dan tersedia di seluruh Gramedia Indonesia] Menikah karena sebuah kesalahan, adalah sesuatu yang tak pernah terpikirkan sebelumnya di benak Altezza. Siapa sangka jika laki-laki yang terkenal sebagai setan p...