[44] -Jebakan?

115K 10.4K 1.1K
                                    

"Terkadang kita tidak sadar sedang berharap kepada orang yang tidak bisa di harapkan."

-ALTEZZA-


•• 🕊️ ••

[44] -Jebakan?

"Mau sarapan dulu atau nggak, Al." Geisha berdiri mengancingkan baju seragam laki-laki itu yang terbuka, kemudian sedikit membenarkan dasinya yang miring.

"Nanti aku sarapan di kantin aja." jawab lelaki itu.

"Yaudah," Geisha kembali duduk di ranjang. Matanya masih memperhatikan suaminya yang kini tengah memakai slayer hitamnya.

Geisha meraih tangan laki-laki itu, kemudian menyaliminya. "Nanti pulang, titip rujak di tempat biasa ya." pesannya.

"Tapi mau bumbu rujaknya aja, gak usah ada buahnya." lanjut wanita itu lagi. Terdengar aneh, tetapi memang itu kemauannya sekarang.

"Kenapa gak mau pake buahnya?" tanya pria itu bingung, dengan mengeryitkan keningnya heran.

"Pengen aja," balas wanita itu singkat, lalu menyengir.

Altezza mengangguk mengerti, kemudian mencium pipi chubby wanita itu. "Yaudah, aku berangkat." pamitnya setelah menyambar tas ranselnya, lalu segera menghilang dari balik pintu.

... 🕷️ ...

"BRENGSEK!"

Bugh!

Suara hantaman itu, terdengar di seluruh penjuru kantin. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Dirga dan Karel –Ketua osis SMA Derlangga–. Kedua cowok itu sedang beradu kekuatan sekarang.

Bersamaan dengan itu teriakan para murid juga ikut terdengar, mereka semua langsung menghindar dari sana dan mencari tempat aman. Tak mau ambil resiko jika masih berada didekat dua orang itu.

"UDAH BERAPA KALI GUA BILANG! JANGAN PERNAH DEKETIN CEWEK GUA LAGI, BANGSAT!!" Dirga menghantamkan tubuh Karel ke lantai. Tangannya mengepal erat, siap untuk meninju wajah Karel lagi.

"Dirga gelo! Udah woy." Dengan susah payah, Daffa berusaha menahan lengan cowok itu agar menghentikan aksinya.

Tetapi bukannya berhenti, Dirga malah kembali menghajar Karel. Kali ini cowok itu menginjak perutnya. Hal yang semakin membuat Daffa gemas terhadapnya.

"Aduh, malah makin kesetanan si anying." Daffa menggigit kuku-kukunya, lantaran geram.

"Dir! Udah, nanti lo bisa masuk ke ruang BK njir." sentak Rayan, tangannya menarik lengan laki-laki itu. Namun sepertinya gagal juga, Dirga kembali menepis tangan-tangan yang berani menghalanginya untuk menghajar Karel.

"Gimana?" tanya Rayan panik, saat Dirga semakin buas menghajar lawannya. Karel yang sudah terkulai lemas di lantai, dengan darah yang sudah bercucuran membasahi wajahnya.

"Tarik aja, tarik." saran Dion yang mulai merasa jengah.

Rayan dan Daffa mengangguk, kemudian kembali mencoba untuk menarik tubuh cowok itu dari belakang. Tapi di detik setelahnya, Daffa malah tersungkur ke belakang. Lantaran Dirga yang memberontak hendak melayangkan pukulan lagi dan malah mengenai kepalanya.

Bugh!

"Aduh, sialan! Malah gue yang kena tonjok." dengusnya kesal.

ALTEZZA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang