[24] -Mau Lo apasih?
Geisha menerjabkan matanya perlahan. Matanya yang masih setengah mengantuk itupun perlahan ia buka. Ia sedikit sesak, karena ada sesuatu yang berat telah menghimpit bagian perutnya.
Geisha membuka matanya sempurna dan menoleh ke arah space samping. Ia mendapati Altezza yang masih terlelap dalam tidurnya. Tangan kekar cowok itu memeluk dirinya erat, dengan kepala yang ia benamkan di ceruk leher jenjang geisha.
Wanita itu tersenyum tipis, lalu mencoba melepaskan pelukan cowok itu yang begitu erat dari tubuhnya. Ia melepaskannya dengan begitu perlahan dan hati-hati, namun sedetik kemudian ia menyingkirkannya dengan kasar. Sehingga membuat sang empunya sedikit terusik akibatnya.
Perutnya bergejolak dan mual. Geisha langsung mengambil langkah terburu-buru menuju kamar mandi dan segera memuntahkan cairan bening itu ke wastafel.
Wanita itu membasuh mulutnya berkali-kali dengan air, sebelum akhirnya kembali membungkukkan badannya dan mengeluarkan cairan bening itu lagi.
Ia menghela nafasnya berkali-kali, lalu mengambil nafas banyak-banyak. Sungguh, ia belum terbiasa dan masih merasa asing dengan hal ini. Tubuhnya menjadi sangat lemas saat ia harus mengeluarkan semua isi perutnya.
Tak lama kemudian, decitan pintu kamar mandi terdengar di telinganya. Pintu kamar mandi itu terbuka, menampilkan sosok Altezza yang masih terlihat sangat mengantuk.
Dengan muka bantal khas bangun tidurnya dan rambut yang terlihat acak-acakan. Matanya yang masih setengah terpejam itu malah membuatnya terlihat sangat lucu sekarang.
Laki-laki itu mendekat kearah geisha, lalu menyandarkan tubuhnya di pinggiran wastafel. Ia diam sejenak. Menerjabkan matanya, berusaha untuk mengusir rasa ngantuk yang masih menyerang dirinya.
"Kenapa?" tanyanya dengan suara bariton khasnya.
Geisha berbalik, menatap laki-laki itu. "Mual lagi," adunya.
Altezza mengangguk, kemudian berjongkok di depan wanita itu. Ia mensejajarkan kepalanya dengan perut Geisha, lalu menyikap bajunya sedikit.
Geisha yang mendapat perlakuan tiba-tiba seperti ini langsung terkejut. Ia menahan lengan Altezza yang hendak membuka bajunya. "M-mau ngapain?" tanyanya terbata.
Altezza melirik Geisha dari bawah, kemudian kembali fokus dengan perut rata wanita itu. Cowok itu mengusap perutnya lembut, lalu menciumnya pelan.
Cup!
"Jangan nakal-nakal, sayang." ucapnya, bermonolog dengan sang janin di dalam perut wanita itu.
Altezza memperhatikan perut itu sebentar. Mengusap-usapnya pelan, lalu kembali menciuminya berkali-kali. Hingga suara kecupannya menggema di dalam ruangan.
Cup!
Cup!
Cup!Jika Altezza sudah bersikap manis seperti itu, jangan tanyakan lagi bagaimana kondisi Geisha saat ini. Sudah pasti wajah wanita itu memerah seperti tomat dan jantungnya berdegup kencang.
... 🕷️ ...
Terik matahari yang menyengat kulit, membuat beberapa siswa siswi SMA Derlangga malas melanjutkan kegiatan kerja bakti pada pagi ini.
Sebagian siswa dan siswi ada yang membolos, bahkan ada juga yang kabur saat kegiatan itu berlangsung. Salah satunya adalah para inti black'crls dan ketuanya. Saat ini mereka semua sudah bertengger manis di rooftop.
"Insyaflah wahai manusiaaa.... bila dirimu berdosa~~~" senandung Daffa.
Cowok blasteran itu menatap lurus kedepan dengan mulut yang mengunyah permen karet. Yang sesekali juga bersenandung kecil menikmati suasana.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTEZZA [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[Novel Altezza bisa dipesan di TBO online dan tersedia di seluruh Gramedia Indonesia] Menikah karena sebuah kesalahan, adalah sesuatu yang tak pernah terpikirkan sebelumnya di benak Altezza. Siapa sangka jika laki-laki yang terkenal sebagai setan p...