15. Awal mula
"Mau kemana?" tanya Geisha sedikit bingung, saat melihat Altezza yang sudah rapi malam-malam begini.
"Markas," jawab laki-laki itu singkat, tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun kearah Geisha
Geisha mengangguk, lalu kembali fokus dengan laptop di depannya. Malam ini, ia memang berniat untuk menghabiskan semua waktunya dengan drakor kesayangannya.
Altezza mengambil headband berwarna navy blue dari nakas, lalu mengikatnya di kepala. "Mau nitip?" tanyanya, seraya mengeratkan ikatan headband itu di kepalanya.
Geisha tampak berfikir, lalu menoleh. "Nggak deh," sahutnya, sambil menggelengkan kepalanya.
"Yakin?" Altezza melirik sekilas kearah wanita itu, lalu meraih ponsel dan kunci motornya di nakas.
"Iya," gumam Geisha pelan. Matanya masih saja asik menatap layar laptop di depannya, yang sedang menayangkan salah satu drama Korea favoritnya.
Altezza mengangguk. "Oke." Sebenarnya laki-laki itu juga sedikit bingung, akhir-akhir ini Geisha tidak pernah lagi mengidam atau merengek minta dibelikan ini dan itu. Tetapi ia juga tidak ingin bertanya.
"Pulang jam berapa?" Geisha mengalihkan pandangannya sebentar, lalu menegakkan tubuhnya menjadi duduk diatas ranjang.
Altezza menaikan satu alisnya. "Kenapa?" Bukannya menjawab, ia malah balik bertanya. Hal itu sontak membuat Geisha geram di buatnya.
Geisha memutar bola matanya, lalu berdecak. "Tanya aja!" jawabnya kesal.
Altezza terkekeh. Ia tahu maksud wanita itu. "Gak usah di tungguin, gua pulangnya lama." ucapnya. "Jangan lupa kunci semua pintu." tambahnya.
"Nanti kalo gue ketiduran, lo gimana?" tanya Geisha, sedikit heran. Satu alisnya terangkat ke atas.
"Gua bawa kunci cadangan." jawab Altezza cepat, lalu berjalan kearah sofa yang berada di sudut kiri kamarnya. Cowok itu mengambil jaket kulit kebanggaannya, yang tersampir di sana.
Geisha hanya mengangguk mengerti, lalu kembali melanjutkan aktivitasnya.
"Jangan malam-malam tidurnya!" peringat laki-laki itu, sebelum akhirnya menghilang dari pandangan wanita yang sedang mengandung anaknya itu.
... 🕷️ ...
"Anjir! keselek pohon gajah gua!" Daffa berteriak keras, saat Dion melontarkan candaan konyolnya kepada mereka. Malam ini, semua inti dan anggota Black'Carlos sedang berkumpul di shelter.
"Eh iya! ngomong-ngomong soal gajah, gimana sama gajah yang ntu?" tanya Dirga, lalu menyudahi tawanya.
Uhuk! Uhuk!
Bersamaan dengan itu, Dion tersedak kuah baksonya. Dengan cepat, ia segera menyambar botol Aqua yang berada di depannya dan langsung meneguknya hingga tandas.
"Nih, habisin bakso gue, mau?" tanya Dion, sambil menyodorkan mangkuk baksonya kearah Rayan.
Rayan menggeleng. "Nggak dulu, makasih." tolaknya, mentah-mentah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTEZZA [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[Novel Altezza bisa dipesan di TBO online dan tersedia di seluruh Gramedia Indonesia] Menikah karena sebuah kesalahan, adalah sesuatu yang tak pernah terpikirkan sebelumnya di benak Altezza. Siapa sangka jika laki-laki yang terkenal sebagai setan p...