"Terima kenyataan itu lebih baik, daripada harus tersakiti oleh keadaan yang tidak mungkin bisa kembali."
-Altezza Rayzan Atmadja-
••🕊️••
[40] -Menyiapkan diri
Geisha beberapa kali menerjabkan matanya, saat merasakan hembusan nafas hangat di ceruk leher jenjangnya. Wanita itu menatap kearah space di sampingnya.
Matanya saling bertubrukan dengan manik mata hazel milik laki-laki itu. "Kenapa?" tanyanya dengan suara serak khas bangun tidur.
"Laper." ucap pria itu pelan, sambil terus menduselkan kepalanya ke ceruk leher wanita itu.
Geisha berdecak, lalu menjauhkan kepala Altezza dari lehernya. Perempuan itu bangkit dengan perlahan dari tidurnya, kemudian menyandarkan tubuhnya di sandaran ranjang. Hanya sebentar saja. Setelah itu ia menyibak selimutnya dan beranjak dari sana.
Geisha mencempol rambutnya asal, kemudian melirik jam dinding yang masih menunjukkan pukul setengah tiga dini hari. Lalu matanya melirik lagi kearah suaminya dengan sinis.
"Mangkanya kalo tadi di suruh makan, itu mau." gerutunya kesal, yang ia tunjukkan terang-terangan kepada laki-laki itu.
Altezza tidak terlalu menanggapi ocehan ibu hamil itu. Ia mengambil kaosnya yang tergeletak di bawah lantai lalu segera memakainya, kemudian mengikuti langkah wanita itu yang sudah berjalan kearah dapur dari belakangnya.
Sesampainya di dapur, Geisha langsung menyiapkan beberapa alat masak dan juga sayuran yang akan di masaknya nanti. "Mau makan apa?" tanya wanita itu sambil mencuci tangannya di wastafel.
"Apa aja," jawab Altezza yang sudah duduk manis di meja makan.
"Bikin mie aja, mau?" tawar wanita itu, pada Altezza lagi. Altezza hanya mengangguk mengiyakan, lalu kembali melanjutkan permainan di ponselnya.
Baru saja hendak mengambil bungkusan mie di laci, perempuan itu langsung mengurungkan niatnya. Sepertinya ia berubah pikiran. "Gak usah, gak jadi. Itu gak sehat." ujarnya.
"Gua masakin sayur aja." putus wanita itu pada akhirnya.
"Ya."
Beberapa menit berlalu Geisha berkutat dengan alat masaknya, akhirnya wanita itu siap juga dengan acara masak-memasaknya. Geisha tersenyum puas saat melihat masakannya sendiri.
Setelah itu ia memindahkan sayur itu ke piring, lalu menyajikannya ke meja. "Taruh dulu hp nya, Al." perintah wanita itu pada Altezza, yang masih fokus pada ponselnya.
Laki-laki itu menurut saja. Ia mematikan ponselnya dan menaruhnya diatas meja. Setelah itu, ia memperhatikan wanita itu yang cekatan menyajikan makanan untuknya. Yang sesekali juga melirik kearah wajah cantik dan pipi tembam milik perempuan itu.
"Nih." Geisha menyodorkan piring yang sudah berisi dengan lauknya pada Altezza. Hal itu kembali membuat Altezza tersadar dari lamunannya.
Laki-laki itu segera menerima sodoran piring dari Geisha tadi, lalu mulai memakannya dengan khidmat. Jangan tanyakan soal rasa kalau Geisha yang memasak. Apapun makanannya, asal itu istrinya yang memasak, sudah dipastikan rasanya tidak akan pernah gagal.
Geisha mengambil gelas di depannya, lalu menuangkan air putih dari dalam teko ke gelas tadi. Kemudian ia menaruhnya di sebelah Altezza. Setelah itu, ia ikut mendudukkan tubuhnya di depan laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTEZZA [SUDAH TERBIT]
Ficção Adolescente[Novel Altezza bisa dipesan di TBO online dan tersedia di seluruh Gramedia Indonesia] Menikah karena sebuah kesalahan, adalah sesuatu yang tak pernah terpikirkan sebelumnya di benak Altezza. Siapa sangka jika laki-laki yang terkenal sebagai setan p...