Next plan

63 8 3
                                    

Bangkit dari tempat tidur sara secara perlahan-lahan. Selimut yang menutupi tubuh putih telanjang miliknya, mulai jatuh ke pahanya dengan sangat mulus.

Menggerakkan tangannya ke leher dan bisa merasakan bekas ciuman bibir Sara disana. Nastya tersenyum dengan lembut.

"TAK! TAK! TAK!"

Mendengar ponsel miliknya berdering dengan nada yang lain. Nastya langsung tahu itu berasal dari perusahaannya.

"{Bos! Kemana saja anda selama ini? Perusahaan membutuhkanmu!}"

"Tolak semuanya."

"{Eh?}"

Masih bisa merasakan suara kebingungan yang berasal dari asisten wanita miliknya. Nastya menutup telepon tanpa ragu-ragu.

Meletakkan hp kembali ke atas meja. Nastya bangkit dari tempat tidur, dan mulai berjalan dengan sangat elegan ke dalam kamar mandi.

Mendengar suara rintikan air yang jatuh di dalam kamar mandi secara perlahan-lahan. Nastya tersenyum, dan masuk kedalam.

"Sara, aku mandi."

"Tunggu, apa?"

Nastya menutup pintu kamar mandi dengan tegas.

______

"Katakan kepadaku. Kenapa wajahmu kelihatan sangat pucat?"

"Argh... Jangan tanya." Sara menjawab sirin dengan sangat tidak ramah.

Pergi ke sekolah setelah itu duduk sambil mendengarkan khotbah ilaihi yang dilontarkan oleh guru di depan podium. Sara menguap dengan malas.

Baik otak dan matanya terasa sangat berat.

"Aku... mengantuk..."

Mencoba untuk terus melawan invasi kebutuhan biologisnya, yaitu tidur. Sara menegakkan punggungnya dengan lurus, dan mulai menghirup nafas dalam-dalam.

"Perhatikan persamaan matematika berikut. Jika menggabungkan kurva mineliar..."

"(Ah! Tidak bisa! Bantuan musuh terlalu kuat!)"

Memiliki kelopak mata semakin berat secara perlahan-lahan. Sara membuka matanya lebar-lebar sebagai tanda perjuangan terakhir, dan dia langsung tertidur dengan lelap.

Memejamkan matanya dengan sangat erat. Wajah Sara akan segera terkena benturan meja. Namun tubuhnya tiba-tiba ditahan oleh Nastya.

Menarik Sara kedalam pelukannya, dan meletakkan kepala Sara di pundaknya. Nastya tersenyum dengan lembut.

"Tidurlah dengan tenang."

Wajah putih seindah malaikat, terpantul dengan sangat jelas dari bola mata Nastya sendiri. Wajah polos tanpa pertahanan ketika tidur, membuat siapapun yang melihatnya ingin melindunginya.

"Bah! Sangat munafik! Kamu yang membiarkannya tidak bisa tidur semalaman. Apa hakmu untuk mengatakannya?"

Mengabaikan perkataan sarkastik dari Sirin. Nastya mencium bau aroma rambut milik Sara dengan tatapan cinta, dan dia tersenyum dengan lembut.

Cinta mulai semi di antara mereka berdua.

"Hei William. Hanya aku, atau apa kau juga bisa mencium bau aroma yang tidak jelas disini?"

"Jangan tanya aku. Aku bukan protagonis Harem."

Melihat ke bawah meja, dan melihat surat cinta yang hancur menjadi lembur. Hati William yang rapuh meringis kesakitan.

"Aku tidak percaya cinta lagi."

William kali ini juga berusaha dengan sangat keras.

______

Rencarnasi menjadi gadis imut 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang