Bercerita, dan bermain

25 6 0
                                    

"Bagian pemungut barang segera bergerak lebih cepat. Teman-teman kalian yang bertugas untuk menyapu lantai sedang menunggu dengan sekarat."

"Hei marisa! Kau mau pergi kemana? Kembali ke tim penyusun meja!"

"Ugh..."

Seorang gadis perempuan kecil, tertangkap oleh mata Roland yang tajam, dan dia langsung kembali ke timnya sambil menundukkan kepalanya dengan lesu.

"Oke tim pemungut sudah selesai. Kalian semua berdiri di samping bibi Tara dengan patuh. Tim penyapu, angkat senjata kalian tinggi-tinggi!"

"UOHHH!!!"

.....

Melihat Roland sangat ahli dalam memerintahkan anak-anak yang nakal. Perawat Tarasta menghela nafas dengan kagum.

"Mungkin ini bakat terpendam."

"Ayo semangat! Jika sudah selesai kakak akan membacakan kalian buku komik!"

"Ueooahhh!!!"

Attack speed mereka langsung bertambah 200% persen dalam sekejap mata.

Melihat Roland yang berada di tengah kerumunan anak-anak. Sara bertanya dengan penasaran kepada perawat Tarasta.

"Sepertinya Roland tidak asing lagi disini. Bibi Tara, apakah Roland sering berkunjung disini?"

Mendengar bahwa Sara memanggilnya sebagai bibi. Senyuman di wajah Tarasta sedikit mengejang.

Perawat lasttas menjawab pertanyaannya.

"Anak itu sangat sering datang ke sini. Biasanya dia akan datang di hari sabtu dan Minggu. Jika dia tidak sempat, dia akan membawakan banyak mainan Minggu selanjutnya. Kami kewalahan dengan begitu banyaknya mainan yang dia bawa."

Perawat lasttas memandang Roland dengan hangat.

"Tapi yang sejujurnya, kami semua tahu apa yang sebenarnya terjadi. Bukankah begitu Tara?"

Perawat Tarasta menganggukkan kepalanya dengan penuh senyuman.

Melihat bahwa Lily yang masih bersandar di dinding, dan menatap Roland dengan tatapan kosong. Perawat Tarasta berbisik di telinga Sara.

"Jangan beritahu kepada orang lain. Roland sepertinya sangat menyukai anak asuh kita. Hehehe..."

Melihat perawat Tarasta menunjukkan sosok Lily menggunakan bola matanya. Sara langsung mengerti.

"Roland menyukai Lily?"

Perawat lasttas menghela nafas: "Kami semua perawat disini tahu bahwa dia sangat menyukai Lily. Namun dia sangat pengecut. Pada awal mulanya perawat bisel menyuruhnya untuk mendekati anak-anak untuk memikat hatinya, namun kelama-lamaan sepertinya Roland juga sudah melupakan tujuannya." Perawat lasttas menghela nafas.

Melihat Roland yang masih berdebat dengan anak-anak, tentang boneka beruang kekar masuk kedalam kotak mainan perempuan atau laki-laki. Sirin tersenyum dengan sinis.

"Secara ringkas, dia badut."

Perawat lasttas dan perawat Tarasta langsung memiliki sudut mulut yang mengejang.

"Semuanya sudah selesai! HORE!" Roland mengangkat tangannya tinggi-tinggi.

"HORE!!!" Semua anak-anak juga mengikuti gerakannya.

Melihat ruangan yang sudah rapi bersih. Roland mengusap dadanya yang terlalu bersemangat.

"Aku akan menepati janji. Namun sebelum itu, ada satu hal lagi yang perlu kalian lakukan!"

Rencarnasi menjadi gadis imut 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang