Berbicara dengan Nastya

54 12 0
                                    

Berbaring di sebelah Sara dengan pelukannya masih berada di sekitar lehernya. Sirin benar-benar tidak bisa berdaya sama sekali.

"Aku benar-benar meremehkanmu."

Jika Sara masih manja seperti dulu, dia tidak akan pernah melakukan hal seperti ini. Harus sirin bilang, Sikap Sara yang dewasa membuat dirinya sendiri benar-benar lengah.

Dia sudah berani mengambil keputusan.

Dia, tidak bergantung kepadapun seperti dulu lagi.

Dia....

"Benar-benar sudah dewasa."

Merapikan rambut Sara dengan santai. Sirin juga memejamkan matanya, dan tersenyum kecil.

"Tunggu sampai besok. Game yang aku buat pasti sangat menyenangkan."

Tersenyum dengan lesu namun penuh dengan aura pesona yang sama seperti sara. Sirin menatap sara di depannya dengan sangat percaya diri.

Menunggu beberapa menit dan merasakan otot-otot tangan Sara mulai mengendur. Sirin mengangkatnya dengan ringan, dan mulai menggantikannya dengan bantal guling dengan sangat mulus.

"Gasp!"

Melihat bantal guling yang dipeluk sara erat-erat sampai kempis. Sirin menggosok leher rampingnya yang penuh dengan keringat dingin.

"Kamu benar-benar ingin membunuhku."

Mencubit hidung Sara yang kecil dengan ringan. Sirin bisa melihat Sara sedikit tersenyum dengan manis.

Entah mimpi macam apa yang dia alami saat ini.

"Semoga mimpi indah."

Keluar dari kamarnya sara dan mencium bau aroma tubuhnya sendiri. Sirin sedikit mengerutkan keningnya.

"... Lebih baik mandi."

Berjalan menuju kamar mandi dan berhenti sebentar, berbalik kembali ke kamar sara dengan hati-hati untuk mencari pakaian yang pas dengan tubuhnya. Sirin mandi, untuk menyegarkan kembali tubuhnya.

_______

Di bawah cahaya remangnya bulan di langit-langit malam. Nastya yang duduk di teras halaman, tidak bisa melihat bintang berkelip sama sekali.

Matanya yang bewarna abu-abu, hanya menatap ke langit malam dengan penuh rasa hampa.

"Ini sudah jam 12 malam. Tidak pergi tidur nona Naya?"

Melihat sirin yang mengenakan kemeja putih Sara dan celana pendek yang memperlihatkan kaki ramping miliknya. Nastya hanya menatapnya sebentar, dan kembali menatap langit malam.

"Kau tidak kedinginan?"

"Tidak."

Duduk di sebelahnya Nastya dan juga menatap langit malam bersama-sama. Sirin menguap dengan malas.

"Apa kau bahagia?"

Nastya masih diam menatap langit malam dengan anggun.

Menunggu beberapa menit di dalam keheningan. Nastya akhirnya membuka mulutnya.

"Naya bahagia."

Memiliki senyuman di mulutnya, Sirin menutup sebelah matanya dan melihat ke Nastya.

"Naya pasti bahagia. Lalu, bagaimana denganmu?"

"...."

Menatap langit malam untuk terakhir kalinya dan menatap sirin yang berada di sebelahnya. Nastya memandangnya dengan dingin.

Rencarnasi menjadi gadis imut 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang