Masih membingungkan seperti biasanya

24 7 0
                                    

Klawes berbicara omong kosong, agar mereka bisa merubah pendapatannya saat ini.

Meskipun ini adalah kompetensi untuk mendapatkan persetujuannya untuk masuk klub bisa di anggap enteng. Kontes memasak di dalamnya tidak bisa.

Setidaknya klawes tidak mengizinkannya.

Namun ini akan menjadi kontradiktif.

Di satu sisi lainnya, adalah Roland, teman terbaiknya yang meminta bantuan kepada dirinya sendiri.

Sedangkan sisi lainnya adalah prinsip dirinya sendiri dan ego yang dia miliki.

Klawes menjadi bingung.

Dia berharap, mereka bisa merubah skala pendapatnya melalui kata-kata.

"Jangan menjadi ribet. Aku diterima atau tidak!?" Sirin menghentakkan meja dengan marah.

"Tidak."

"Kalau begitu... Ah.... Serius?" Sirin membuka mulutnya dengan tercengang.

Merasakan bahwa orang di sekitarnya mejadi dingin terdiam. Sirin marah, dan memegang kerah baju klawes.

"Hei gendut! Aku tidak percaya bahwa aku tidak lulus! Katakan YA!"

Sudut mulut klawes sedikit mengejang: "Kamu terlalu menuntut."

"Menuntut? Aku tidak peduli dengan hal itu! Katakan sekali lagi bahwa aku lulus!"

Klawes memilih untuk diam.

"Sirin hentikan."

Roland mengentikan tangan sirin yang terangkat, dan memandang klawes dengan serius. Dia mendekatkan wajahnya ke telinga klawes.

"Hei bangsat. Bukankah aku sudah memberikanmu uang suap? Ayolah yang benar saja! Kamu mengacaukannya sekarang!"

Klawes: "...."

"Tidak apa-apa. Hanya diam sebentar, dan aku akan mengurusnya."

Selesai berbisik-bisik dengan klawes. Roland membersihkan tenggorokannya, dan mulai berpidato.

"Sangat disayangkan bahwa kalian benar-benar gagal kali ini."

"Namun, Jangan berputus asa! Masih ada waktu selanjutnya! Siapa bilang kalian bisa menantangnya sekali saja? Tantang dia sebanyak kalian suka!"

Mendengar hal ini, alis klawes sedikit ringan, dan dia menganggukkan kepalanya dengan setuju.

Ini adalah pilihan paling terbaik untuk mereka semua.

"Oh Begitu, kalau begitu tidak. Aku juga malas bergabung dengan klub kalian."

"SIRIN!"

Memeluk pinggang ramping sirin dengan kuat-kuat. Sara menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Tidak! Sirin harus masuk apapun yang terjadi! Aku memohon, tidak! Ini perintah!"

"Kamu terlalu egois sara."

"Ya! Memangnya kenapa? Aku akan tetap egois apapun yang aku mau! Sirin adalah milikku!"

Sirin terdiam karena sifat egois sara, dan sedangkan wajah Nastya, langsung berubah menjadi hitam ketika mendengar perkataan Sara barusan.

Mendenguskan hidungnya penuh tekad. Sara memandang klawes dengan kesal.

"Dan apa katamu barusan apa itu memasak? Memasak ya memasak! Bukankah hanya itu? Asalkan kenyang tidak menjadi masalah bukan!?"

Sara entah kenapa menjadi sangat agresif seperti seorang hamster marah.

Mengelus kepalanya dengan lembut untuk menenangkan Sara. Sirin tidak menduga bahwa Sara benar-benar akan menyeretnya seperti ini.

Rencarnasi menjadi gadis imut 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang