"Hei Charlotte, sebenarnya aku sangat penasaran. Kenapa kau tidak boleh makan sembarangan?"
"Saudaraku mengatakan bahwa aku memiliki lidah seperti kucing. Mereka sangat sensitif dan juga mudah sakit. Rasanya sangat menyakitkan ketika menggigit lidah sendiri. Hehehe..."
"Kesukaanku? ... Mungkin hanya menatap kosong kedepan... Setiap kali aku melakukannya hatiku terasa sangat damai. Namun sepertinya saudaraku sangat membencinya."
"Dia mengatakan bahwa aku semakin bodoh."
Berbincang-bincang dengan Charlotte, sambil menaiki tangga gunung satu demi satu. Mereka mencari tempat yang teduh, dan tidak lama setelah itu, turun hujan.
Hujan di pegunungan semakin menambah hawa dingin disini. Baik sirin dan mereka berdua, mencengkram jaket mereka lebih erat.
"Achi!"
Melihat Charlotte yang bersin sambil menutup mulutnya dengan sangat imut. Hugo berusaha keras untuk menahan ekpresi wajahnya.
"Hugo, sepertinya disana ada jualan permen menarik. Kenapa kau tidak membelinya untuk kami?"
Melihat ke arah yang ditunjukkan oleh sirin. Hugo melihat sebuah pedagang yang menjual macam-macam aneka makanan ringan.
"Dibeli! Permen merah penghangat badan! Cocok untuk penghangat badan ketika musim hujan! Ayo dibeli!"
Melihat banyak orang yang berkerumun disana. Baik ingin berteduh, atau membelinya. Hugo memandang sirin dengan ragu.
"Jangan katakan tidak." Sirin menatapnya dengan tidak ramah.
"Kau pencatut."
Meninggalkan mereka berdua disana. Hugo bergegas pergi ke pedagang, dan baik Charlotte dan sirin ditinggalkan berduaan.
"Sirin..."
Mengangkat kepalanya. Sirin melihat Charlotte yang memandang tetesan air yang jatuh dari langit, dengan polos.
"Apa aku bodoh?"
Sirin melihat ke awan juga: "Kau bodoh. Tapi aku menganggap semua manusia di dunia ini juga bodoh. Aku membenci mereka semua."
Charlotte tersenyum: "Bagaimana denganmu?"
".... Aku juga bodoh."
"Hehehe, ternyata kita sama, teman!"
Memiliki mulut yang sedikit mengejang. Sirin merasa otaknya semakin bertambah bodoh ketika berbicara dengan Charlotte.
"Kau tahu... Aku tidak bisa menjaga rahasia."
Sirin mengangkat alisnya, bingung.
"Teman-teman di sekolahku dulu mengatakan bahwa aku terlalu jujur. Jadi... Karena kita berteman, jangan beritahu aku rahasiamu." Charlotte tersenyum polos, dengan sedikit rasa sedih.
Sirin agak terdiam: "Jadi, itu alasan kenapa tidak ada orang yang berbicara denganmu?"
Meskipun Charlotte terlihat cantik dan imut, anak-anak di usianya adalah orang yang berdarah panas. Layaknya sebuah handphone pintar generasi terbaru yang lag belasan menit ketika membuka aplikasi. Sebagian orang pasti akan marah karena hal ini.
Setiap kali mereka berbicara dengan Charlotte, mereka selalu merasa tidak ditanggapinya sama sekali.
Karena otaknya lambat.
Dia ingin menjawabnya, namun mereka telah pergi dengan cepat.
Ditambah dengan rasa pengasingan yang telah di bentuknya saat sekolah menengah, membuatnya semakin dijauhi teman-teman sekelasnya secara tidak sadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rencarnasi menjadi gadis imut 2
RomanceSudah 3 tahun berlalu begitu saja setelah peristiwa "itu" dimulai. Sara yang imut juga mulai berubah menjadi gadis cantik secara perlahan-lahan. Bukan hanya dia saja yang telah berubah, namun semua orang yang ada di sekitarnya. Nastya sendiri juga t...