Amelia Mallorn

17 5 0
                                    

Kepala sekolah hopsterfam dan akademi Starlet memiliki satu kepala sekolah yang sama. Yaitu Adam.

Mungkin banyak orang yang beranggapan menjadi kepala sekolah dalam 2 sekolah itu sangat susah. Sebenarnya, itu cukup mudah.

Dengan reputasi yang mempuni dan bawahan yang setia. Kepala sekolah hanya perlu mengambil beberapa keputusan penting, dan sisanya adalah waktu istirahat.

Itu bahkan lebih mudah jika memang benar-benar ada bawahan setia yang bisa dipercaya. Orang tua ini sudah mempelajari esensinya sampai habis.

"Halo kepala sekolah! Lama tidak bertemu!"

Melihat satu murid yang berseragam sekolah mendekatinya. Kepala sekolah berbalik, dan melihat sirin dengan sedikit rasa senang.

"Sara, selamat pagi. Ada apa di lantai empat, Apakah ada urusan dengan guru lainnya?"

Melihat bahwa dia disalah artikan sebagai Sara. Sirin hanya bisa tersenyum, dan memilih untuk diam.

Sudah lama tidak ada orang yang tidak bisa membedakan antara mereka berdua.

Sirin merasa bahwa wajah yang sama persis ini tidak berguna!

Akhirnya seseorang tertipu!

"Tidak apa-apa. Bagaimana dengan kepala sekolah? Kelihatannya mencari seseorang. Bisakah aku bantu?"

Melihat bahwa "Sara" ingin membantunya. Kepala sekolah menganggukkan kepalanya berterima kasih.

"Cucuku, Amelia. Dia datang ke sini barusan namun menghilang entah kemana. Aku belum sempat ke ruangan pengawas karena sebentar lagi ada rapat komite penting. Bisakah kau mencarikannya untukku? Aku khawatir dengannya." Kepala sekolah menghela nafas.

Amelia yang dimaksud bukanlah Amelia yang selalu energik dan dipanggil oleh setan monyet kuning oleh Roland. Melainkan cucunya Adam.

Sirin masih mengingat, dulu sepertinya Amelia kecil pernah dititipkan oleh kepala sekolah di rumah Sara, agar dia menginap dalam beberapa hari.

Sirin juga tersenyum, telah menemukan target yang dia incar.

"Tenang saja kepala sekolah, aku akan mencarinya baik-baik! Aku juga sudah lama tidak melihat Amelia." Sirin tersenyum dengan lembut.

Menganggukkan kepalanya, kepala sekolah mengucapkan salam perpisahan: "terima kasih, aku akan pergi dulu."

"Hati-hati dijalan."

Melihat kepala sekolah sudah pergi. Sirin melihat lorong gedung bangunan yang luas, dan dia tiba-tiba menghela nafas.

"Sangat sulit untuk mencari seseorang di sekolah ini. Namun nasib untung aku berada di era teknologi maju. Jika tidak, kepala sekolah bisa memosting anak hilang keesokan harinya."

Mengambil Hp yang berada di sakunya. Sirin menggeser layar transparan, dan mencoba menelepon seseorang.

Siapa yang dia panggil?

Tentu saja Roland.

Jangan meremehkan anak ini. Dengan tingkah dirinya seperti anak kecil, namun juga bisa bijaksana dalam beberapa hal serius, telah menyebabkan dia berteman dengan hampir semua orang di sekolah ini.

Tidak ada yang membencinya.

Tugas untuk mencari Amelia, bisa dengan mudah diselesaikannya dengan sekali minta tolong.

"Aku benar-benar jenius."

Menunggu telepon berdering beberapa saat. Sisi lain telepon terangkat, dan sirin bisa mendengar suara agak berisik di sisi lain sana.

Rencarnasi menjadi gadis imut 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang