Menaiki gunung

23 5 0
                                    

Turun dari atas menara kayu dan mendatangi Charlotte yang sedang berjalan di atas jembatan. Hugo langsung merasa sangat gugup.

"Apa rencananya? Aku entah kenapa merasa sangat buruk."

"Ayolah, jangan seperti seorang perawan. Bukankah kalian sudah saling kenal satu sama lain? Aku hanya membantumu berbicara."

"Tunggu sebentar, apa!?"

Meninggalkan Hugo yang terdiam diri disana dengan tercengang. Sirin mendatangi Charlotte dengan sebuah senyuman ramah.

"Halo Charlotte!"

Merasakan ada seseorang yang memanggil namanya. Charlotte berbalik, dan melihat ke belakang.

"Halo?" Dia memiringkan kepalanya dengan bingung.

"Perkenalkan namaku Sirin. Temannya Hugo. Bolehkah aku juga berteman denganmu?"

Menatap tangan yang terulur di depannya ini. Charlotte memiringkan kepalanya, dan melihat Hugo yang panik di belakangnya sirin.

Charlotte terdiam sebentar.

Lalu dia tersenyum dengan manis.

"Teman!"

Sirin: "...."

Melihat tangan putih halusnya yang menggenggam tangannya. Sirin tidak bisa berkata apa-apa.

"Apa yang kau lakukan disini?"

".... Melihat pemandangan?"

"Kenapa kau menjawab pertanyaan dengan tanda tanya?"

".... Aku... berbicara seperti itu?"

Hugo: "...."

Sirin: "...."

Tidak tahan dengan pembicaraan yang kaku. Sirin mendatangi Hugo, dan berbisik di telinganya.

"Ketika aku berbicara rasanya seperti berbicara dengan orang autis! Dan juga otak orang ini kurang maju! Seperti berbicara dengan komputer lama yang mudah kusut!"

Hugo menjauhkan wajah sirin menggunakan tangannya.

"Dia sudah berusaha, Hargai itu."

Melihat bahwa sirin langsung berbisik dengan Hugo, dan tidak berbicara dengannya lagi. Charlotte menundukkan kepalanya dengan banyak rasa bersalah.

"... Maaf.."

Baik sirin dan Hugo melihatnya dengan bingung.

"... Aku lahir seperti ini... Saudaraku mengatakan bahwa aku sangat bodoh... ayahku mengatakan aku juga lambat... Aku... Aku... Sungguh minta maaf jika membuatmu merasa sangat tidak nyaman... Maafkan aku."

Melihat Charlotte menundukkan kepalanya dengan banyak rasa bersalah. Sirin merasa seperti dia adalah seorang penjahat.

"Oh, dude. Kau penjahat alami." Hugo langsung menikamnya dengan sangat keras.

Mendatangi Charlotte yang menundukkan kepalanya dengan sedih. Hugo memandang sirin dengan tidak ramah.

"Minta maaf."

"Um... Maafkan aku." Sirin juga meminta maaf atas prilaku buruknya.

Melihat sirin yang telah meminta maaf kepadanya. Charlotte bertanya dengan khawatir.

"Kita, masih berteman?"

"Um?"

"M-Maksudku kita masih berteman, bukan?" Charlotte mengulangi perkataannya dengan sedikit keras.

"Tentu..."

Tangannya sirin tiba-tiba dipegang oleh Charlotte dengan erat-erat. Dan dia tersenyum dengan sangat manis.

Rencarnasi menjadi gadis imut 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang