Reverse

1.4K 36 0
                                    

"Kenapa harus aku yang dijadikan bahan pertukaran di sini?" Lansonia seolah begitu bingung dan heran kenapa bisa sampai dirinya yang tidak tahu dan tidak terlibat sebuah konflik apa pun dengan The Pinthes, tapi dirinya yang menjadi bahan pertukaran di sini?

Lansonia tahu akan hal ini sebab dia tidak sengaja sudah mendengar percakapan antara Sergei dan juga Elena. Lansonia tidak langsung menanyakannya di depan Elena. Ia baru menanyakan hal ini sekarang saat dia sudah memiliki waktu bersama dengan atasannya—Sergei.

Tidak ada manusia yang akan santai menerima hal ini. Ia pun begitu. Otaknya berputar di poros yang tidak stabil yang hampir membuatnya gila, ternyata orang yang sudah Ayahnya maksud adalah anggota The Pinthes. Nic memang bicara secara perlahan pada Lansonia dan pembicaraannya belum sampai di titik di mana sebenarnya dia dijadikan sebagai alat tukar.

Sergei menatap Lansonia dengan tatapan yang santai, ia tidak boleh membuat Lansonia sampai marah, apalagi dengan menolak secara mentah apa yang ia inginkan. "Salah satu alasannya, sebab anggota La Scietto yang ditahan oleh The Pinthes adalah anakku—dengan kata lain adalah tunanganmu." Sergei menjelaskan dengan begitu tenangnya pada Lansonia.

Kalimat penjeles yang keluar dengan begitu tenang seperti air yang tak berarus itu justru malah membuat Lansonia seolah tersambar petir. Ia menganga saat mengetahui kalau orang yang hilang dalam kejadian baku tembak kemarin adalah tunangannya.

Bagaimana bisa ia sampai kecolongan, padahal ia adalah orang yang mengawasi dari awal sampai akhir kegiatan itu, tapi kenapa ia tidak sadar kalau tunangannya menghilang? Ia benar-benar frustrasi sekarang. Selama dia ikut dalam sebuah pertempuran, Lansonia merasa hal ini yang cukup membuatnya kebingungan.

“Ini bukan sebuah candaan kan?” tanya Lansonia setelah beberapa saat dia terdiam. Ia masih tidak percaya dengan apa yang sudah dia ketahui, padahal ia mendapatkan informasi tentang ini dari orang yang merupakan Ayah dari tunangannya sendiri.

Sergei menganggukkan kepalanya. “Tidak mungkin aku bercanda. Anakku ada di dalamnya, tidak mungkin pembahasan ini hanya sebuah kebohongan belakang.” Nic berucap dengan nada bicara yang begitu mengalir tenang. Ia benar-benar menjadi dirinya dari emosi yang bisa saja datang tanpa dikira.

*****

Armen’s Mansion, 07:03 pm.

Di kediaman keluarga Nic sekarang tengah terjadi sebuah percakapan yang berisikan sebuah pertentangan antara dua kepala, yaitu kepala milik Nic dan juga kepala milik Alice

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di kediaman keluarga Nic sekarang tengah terjadi sebuah percakapan yang berisikan sebuah pertentangan antara dua kepala, yaitu kepala milik Nic dan juga kepala milik Alice. Alice masih bingung akan keputusan suaminya yang malah semakin membujuk anaknya untuk mau menikah di waktu sekarang.

“Di sini aku tidak mengerti dengan cara berpikirmu, kenapa kau malah terus-terusan membujuk anak kita untuk mau menikah dengan laki-laki yang nanti akan datang mengajaknya. Di sini kau tahu betul siapa yang akan disandingkan dengan anak kita, tapi kenapa kamu malah terus membujuknya?”

Sebuah kebingungan melanda isi pikiran Alice. Ia bingung sebab dalam waktu yang mendadak suaminya menjadi menyetujui permintaan Sergei untuk menjadikan anak mereka sebagai orang yang akan diserahkan pada The Pinthes, hanya untuk membuat anaknya Sergei kembali.

“Aku melakukan hal ini demi masa depan anak kita.” Nic sudah memikirkan hal ini secara matang. Tidak semata-mata langsung menyetujui keinginan Sergei. Ada sebuah alasan yang jelas di belakangnya dan hal ini bersangkutan dengan masa depan anaknya—Lansonia.

“Maksudnya apa?” Alice bertanya dengan kening yang berkerut. Ia benar-benar tidak mengerti kenapa suaminya bisa sampai mengatakan kalau dirinya yang membujuk Lansonia untuk menerima anggota The Pinthes sebagai suaminya adalah untuk demi masa depan anaknya, padahal sudah jelas masa depan anaknya akan menjadi terancam saat dia tinggal bersama dengan pihak musuh.

Nic bangkit dari tempat duduknya dan kemudian melangkahkan kaki menuju ke arah laci. Nic mengambil beberapa lembar surat kabar. Surat kabar yang Nic ambil adalah surat kabar yang sama dengan surat kabar yang sudah Sergei berikan padanya tempo itu.

“Dia mengatakan kalau kita tidak menuruti ucapannya untuk memberikan anak kita pada The Pinthes, mereka akan membuat anak kita bernasib seperti itu.” Nic menjelaskan sambil memberikan surat kabar itu pada Alice. Ia sangat tidak ingin kalau kasus yang ada dalam surat kabar itu menimpa anaknya juga.

Alice begitu menganga melihat judul dari setiap surat kabar yang sudah Nic berikan padanya. Alice menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia tidak ingin kalau anaknya diperlakukan seperti itu. Ia sangat tidak ingin, dirinya tidak bisa membayangkan kalau hal itu sampai terjadi. Ia tidak tega.

Memangnya surat kabar itu berisikan tentang apa? Kenapa Nic dan juga Alice begitu tidak menginginkan kalau hal
itu sampai terjadi?

Surat kabar yang sudah Sergei berikan berisikan sebuah kabar seorang wanita yang dicabuli oleh sekelompok pria sampai meninggal, perempuan yang diperkosa oleh beberapa orang sampai gila, perempuan yang dianiaya oleh beberapa orang dan kemudian dipaksa untuk memuaskan nafsunya setelah itu berakhir dengan ditembak mati.

Tema dari beberapa surat kabar itu sama. Sama-sama tentang sebuah pelecehan pada seorang perempuan yang berakhir dengan sebuah kematian.

Siapa yang akan bisa santai dan juga tenang saat ia mendapatkan sebuah ancaman yang mana akhir dari ancamannya adalah seperti itu? Hal ini juga dirasakan oleh Nic.

*****

The Pinthes’s Basecamp, 09:35 pm.

Di luar sinar bulan tengah bersinar terang, sekarang di dalam ada seorang laki-laki yang tengah melangkahkan kakinya dengan cukup apik menuju ke sebuah Ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di luar sinar bulan tengah bersinar terang, sekarang di dalam ada seorang laki-laki yang tengah melangkahkan kakinya dengan cukup apik menuju ke sebuah Ruangan. Di Ruangan tersebut ada satu orang yang ditahan dalam waktu yang bisa dibilang sudah lebih dari 2 pekan.

Laki-laki itu tampak menyeringai melihat orang yang merupakan salah satu dari musuh besar kelompoknya sekarang tengah dalam keadaan yang tidak bisa melakukan apa-apa, kecuali melakukan siklus menghirup O2 dan juga menghembuskan CO2.

“Apakah kau betah tinggal di tempatku?” tanya Arsenka dengan nada bicara yang cukup datar. Ia menatap lurus lawan bicara yang sama sekali tidak bisa melihat bagaimana rupa dirinya.

Mendengar ada orang yang berbicara, membuat laki-laki yang sekarang matanya ditutup menjadi menoleh ke arah dari mana dia mendengar suara itu.

Suara itu serasa tidak asing ditelinganya, bahkan suara datar milik Arsenka menjadi suara terakhir yang mempunyai pengaruh besar kenapa dirinya berada dalam posisi dan juga tempat seperti ini.

“Kau ingat ulang kejadian beberapa tahun ke belakang. Kejadian itu akan kembali terulang sekarang, tapi dengan tokoh yang terbalik.” Arsenka berucap disertai dengan sebuah bayangan yang menemaninya.

Arsenka berbicara sambil mengingat kejadian yang sebenarnya adalah salah satu kejadian yang tidak bisa untuk dia lupakan begitu saja.

Tidak ada niat untuk membiarkan laki-laki yang ada di hadapannya berbicara, Arsenka langsung melangkahkan kakinya keluar dari Ruangan ini. Tidak ada sebuah tujuan yang jelas kenapa dirinya menemui laki-laki yang merupakan tawanannya selain mengingatkan laki-laki itu akan kejadian tahun lalu, lebih tepatnya menghantui pikiran laki-laki itu.






Memangnya dulu ada kejadian apa?
Ada yang bisa menebak ke depannya apa yang akan terjadi?

LOVE IS DANGEROUS : DEBILITATINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang