Disgusting

509 13 0
                                    

Los Angeles.

"Kau mau ke mana?" Lansonia langsung bertanya saat melihat suaminya yang langsung melangkahkan kaki meninggalkan dirinya dengan langkah yang terburu-buru hal ini semakin membuat dirinya yakin kalau Arsenka akan pergi ke suatu tempat.

"Basecamp The Pinthes." Arsenka menjawab dengan santai dan penuh kejujuran.

Lansonia mengernyitkan keningnya penuh dengan kebingungan. "Bahkan kau belum menginjakkan kaki di Rumahmu, tapi kau sudah langsung ingin ke sana?" cibir Lansonia. Kali ini ia sedikit menyinggung suaminya, karena memang Arsenka belum tepat sampai di Rumah.

Tanpa menjawab pertanyaan dari Lansonia, Arsenka langsung melangkahkan kakinya masuk ke mobil yang tak lama kemudian mobil itu melaju untuk ke Basecamp The Pinthes. 1 minggu di Milan ternyata tidak membuat Arsenka lupa kalau ada kelompok yang harus dia pikirkan, terlebih sekarang mendengar ada penyerangan ke Basecamp-nya.

*****

The Pinthes's Basecamp 10:03 am.

Baku tembak terus terjadi, perkelahian di mana-mana. Wajah Arsenka sekarang penuh dengan kekesalan dan juga amarah. Bagaimana amarah tidak menyelimuti wajah Arsenka, sedangkan dirinya baru saja sampai setelah melakukan perjalanan selama 12 jam dari Milan kemudian dirinya mendengar kalau Basecamp The Pinthes diserang dan dirinya adalah orang yang dicara?

Robert tidak ada di sini, karena dia sedang ada urusan dengan sebuah perusahaan yang sudah terlanjur dimulai, sehingga kesulitan untuk di-cancel. Dengan penuh keterpaksaan hal ini membuat Arsenka yang belum menginjakkan kaki di Mansion Sacalorskaf harus lebih memilih untuk datang ke Basecamp The Pinthes untuk membuat suasana di sini kembali berjalan normal.

Arsenka ikut menyerang kelompok yang sudah membuat Basecamp-nya berantakan sambil berjalan mencari siapa orang yang menunggu kehadiran dirinya. "Orang yang kau cari ada di sini," ucap Arsenka dengan nada bicara yang begitu enteng setelah dirinya melihat ada seorang laki-laki yang terlihat celingak-celinguk mencari seseorang.

Orang itu berbalik badan dan memperhatikan Arsenka dengan tatapan yang penuh dengan kekesalan. Sebuah amarah yang menggebu-gebu membuat sorot matanya terlihat begitu tajam saat menatap Arsenka, sementara Arsenka menatap Jarnovak datar bercampur dengan kebingungan. Arsenka bingung kenapa La Scietto menyerang Basecamp-nya dan berada di bawah pimpinan Jarnovak.

"Ke mana saja kau selama ini? Bersembunyi di mana? Ch!" Nada tanya Jarnovak cukup terdengar merendahkan Arsenka, terlebih saat Jarnovak mengatakan bersembunyi.

Alis Arsenka mengernyit. "Untuk apa?" tanya Arsenka dengan begitu santai. Arsenka tidak merasa mempunyai sebuah alasan untuk bersembunyi. Maka dari itu, ia menanyakan untuk apa ia bersembunyi. Memangnya ia ingin bersembunyi sebab apa?

Mendengar Arsenka yang seolah tidak tahu apa pun tentang ini membuat Jarnovak merasa begitu kesal akan hal ini. "Kau sengaja pergi, agar kau tidak disangka kalau penyerangan besar-besaran dalam 4 hari yang lalu adalah rencanamu bukan?!" Jarnovak kesulitan untuk menahan dirinya.

Alasan utama yang membuat ia begitu marah akan penyerangan yang sudah dia katakan besar-besaran karena banyak orang yang menjadi korbannya, terlebih kedua orang tuanya ikut menjadi korban yang membuat dirinya begitu marah dan ingin menanyakan apa tujuan utama atau apa alasan yang membuat The Pinthes melakukan hal ini.

"Kenapa kau begitu yakin kalau aku adalah orang dibalik penyerangan itu?" Dengan cukup santai Arsenka menanyakan hal ini, karena memang Arsenka merasa tidak terlibat ke dalam hal ini.

Sorot mata Jarnovak semakin begitu tajam. "Dasar bajingan! Pecundang! Kau tidak berani mengakui kalau kau adalah orang dibalik penyerangan ini. Kau punya dendam apa sebenarnya hah? Kau yang sudah mengambil dia dariku, terus kau juga ingin mengambil orang tuaku?!" Tidak bisa lagi menahan emosinya saat semuanya ada hubungannya dengan orang tuanya, amarah yang ada dalam dirinya semakin meledak.

"Tidak akan mau aku mengakui sesuatu yang bukan ulahku!" tekan Arsenka. Dari semua masalah atau kegiatan yang memang merupakan rencananya, Arsenka tidak akan takut untuk mengakuinya. Hanya saja dalam permasalahan yang sudah Jarnovak ungkapkan, dirinya tidak terlibat ke dalam hal itu.

Dalam 4 hari ke belakang dirinya tengah bersama dengan Lansonia. Fokus utamanya hanya menjalankan semua yang sudah ia rencanakan agar bisa berhasil dan itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan masalah kelompok. Rencana yang Arsenka susun saat di Milan waktu itu hanya mengandung sebuah permasalahan pribadi.

Senyuman miring milik Arsenka tercipta. "Miris, seorang ketua The Pinthes tidak berani mengakui kalau dirinya adalah dalang dibalik rencana menjijikan ini." Kejadian waktu itu di mana Jarnovak bukanlah sebuah kejadian yang pantas untuk dibanggakan, bahkan dirinya sendiri merasa enek dengan hal ini.

"Kalau kejadian itu menjijikan, maka aku bukan pelakunya." Arsenka sangat tidak terima kalau dirinya dituduh sebagai dalang dibalik kejadian penyerangan terhadapa La Scietto, terlebih saat Jarnovak mengatakan kalau kejadian itu menjijikan. Ia selalu bermain dengan apik dan rapi.

Benar-benar sudah tidak bisa menahan emosinya, akhirnya Jarnovak memilih untuk berkelahi dengan Arsenka.

Tinjuan, tendangan, sampai tembakan terus meluncur ke arah lawan mereka. Satu tembakan berhasil mendarat di kaki Jarnovak, ia membalas dengan mengarahkan tembakannya ke arah dada Arsenka.

Jdor

"Arh!"

"Sonia?!"

"Kau?"

Keempat mata milik Jarnovak serta Arsenka menjadi membulat, mereka kaget saat perluru itu malah mengenai Lansonia. Semula Lansonia sudah melihat kalau Jarnovak mengincar dada Arsenka, tapi dirinya merasa tidak rela kalau ia harus melihat Arsenka terluka sebab peluru yang berasal dari pistol Jarnovak.

Lansonia memluk Arsenka dan memutar tubuhnya untuk menghindari peluru tersebut, tapi dirinya kurang perhitungan sehingga peluru itu masih bisa melukai tangan kanannya. Lansonia melirik ke arah tangan yang ia rasa sekarang begitu sakit serta perih.

"Kenapa kamu malah melindunginya?!" Jarnovak merasa begitu kesal sebab Lansonia sudah melindungi orang yang benar-benar ia benci, terlebih Jarnovak juga ingat kalau Arsenka sudah mengambil Lansonia paksa darinya.

Sebelumnya Lansonia juga mengatakan masih cinta padanya, tapi kenapa Lansonia malah melindungi Arsenka?

Lansonia berbalik menatap Jarnovak dengan tatapan yang bercampur antara kesal dan juga sakit. "Kalau kau menuduh dia sebagai dalang di balik penyerangan terhadap La Scietto pada 4 hari yang lalu, maka dia bukan orangnya!" Lansonia di sini membela Arsenka, sebelumnya ia sudah mendengar sedikit percakapan antara Arsenka dan juga Jarnovak.

"Kenapa kau begitu yakin kalau dia bukan pelakunya?" Jarnovak merasa bingung setelah ia mendengar Lansonia yang seolah begitu yakin kalau Arsenka bukanlah dalang dari penyerangan 4 hari yang lalu. Hal apa yang bisa membuat dirinya yakin kalau Arsenka bukanlah pelakunya?

"4 hari yang lalu dia bersamaku seharian di Italy, bagaimana dia bisa terlibat ke dalam penyerangan di sini? Aku tidak melihat sebuah tanda-tanda yang mencurigakan darinya waktu itu," jelas Lansonia sambil mencoba menahan rasa sakitnya.

Lansonia begitu kaget saat Arsenka melepaskan dasi yang dia gunakan yang kemudian dia ikatkan pada tangannya menutupi luka tembak itu dengan tujuan untuk menghentikan pendarahan, jauh lebih kaget lagi saat Arsenka menggendong dirinya bridal dan menjauh dari tempat ini.

"Kau khawatir padaku?" tanya Lansonia sambil memperhatikan raut wajah Arsenka dari bawah. Ia melihat ada semburat kekhawatiran dalam diri Arsenka, terlebih saat Arsenka langsung memberikan pertolongan pertama dan menggendongnya begitu saja tanpa permisi agar menjauh dari tempat itu.

LOVE IS DANGEROUS : DEBILITATINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang