Old Friend

587 10 0
                                    

“Hallo.” Lansonia mengawali pembicaraan saat sambungan teleponnya sudah terhubung dengan orang tersebut, ia berucap dengan nada yang sedikit ragu sebab ia tidak yakin kalau dirinya menghubungi orang yang tepat dengan orang yang ia maksudkan sejak tadi.

“Siapa ini?” tanya orang dari seberang telepon. Ia tidak kenal dengan nomor yang menghubunginya sekarang.

Lansonia berdecak kesal setelah mendengar mendengar suara yang masih ia kenali, tapi orang di seberang tidak mengenali suaranya.

“Sahabat lamamu, Lansonia. Kau ingat?” jawab Lansonia sambil menanyakan apakah orang itu masih mengingat dirinya atau sudah melupakan dirinya.

Kalau sampai orang itu sudah melupakannya, hal ini sungguh keterlaluan. Dirinya masih ingat dengan jelas, tapi orang itu malah melupakannya.

Orang itu sempat terdiam sambil memikirkan sesuatu. “Ah Sonia, ke mana saja kau selama ini?” tanya orang itu dengan nada terdengar penuh kerinduan.

“Aku ada di sini, kau ada waktu?” Lansonia langsung menanyakan waktu, sebab ada sesuatu yang akan mereka lakukan setelah ini.

“Ada, kenapa? Mau ketemu?” Orang itu sudah paham akan karakter Lansonia, sebab mereka sudah lama bersama. Saat Lansonia menanyakan waktu, sontak orang itu langsung mempunyai pikiran bahwa Lansonia ingin bertemu dengannya.

“Iya. Ada sesuatu hal yang ingin kubicarakan denganmu, nanti ku-share lokasinya.”

*****

Orchid Restaurant, 10:02 am.

“Apakah kalian tidak punya etika untuk mendengarkan orang lain yang sedang berbicara? Hei, aku ini perempuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Apakah kalian tidak punya etika untuk mendengarkan orang lain yang sedang berbicara? Hei, aku ini perempuan. Dia perempuan, apakah kalian semua ingin mendengar tentang pembahasan antar perempuan?” sindir Lansonia.

Lansonia sedari tadi memang tidak suka sebab orang yang mengantarnya berada terlalu dekat dengan mereka, sehingga ia akan kesulitan membahas suatu topik yang menjadi alasan utama kenapa sekarang ia menghubungi Novita yang merupakan sahabat lamanya.

Novita terus memperhatikan orang-orang yang masih berdiri di tempat semula, mereka sama sekali tidak menghiraukan apa yang sudah Lansonia ucapkan. Novita kemudian tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya, Lansonia mengernyit kurang paham.

Mereka berdua sekarang paham dan akhirnya memilih untuk membahas suatu hal yang memang sangat sensitif dalam diri perempuan. Beberapa dari mereka merasa jijik sampai akhirnya melangkahkan kaki menjauh dari tempat ini. Lansonia melirik ke arah mereka yang sudah menjauh. Akhirnya apa yang mereka rencanakan sudah tercapai.

Lansonia menngeluarkan satu lembar foto yang mana di dalam foto itu terdapat laki-laki dengan paras yang tampan, badan yang gagah, outfit yang begitu rapi tengah duduk di pintu mobil mewah berwarna black doff. Novita memperhatikan foto yang sudah Lansonia berikan, ia merasa kenal dengan laki-laki yang ada dalam foto tersebut.

“Bukankah di— Kalimat Novita terhenti sebab Lansonia langsung menutup mulut Novita. Lansonia tahu apa yang akan Novita ucapkan, tapi untuk kali ini apalagi di tempat yang terdapat anak buah Arsenka akan lebih baik kalau tidak diucapkan secara jelas tentang siapa laki-laki tersebut.

Novita mengangguk paham. “Ada apa dengan dia, bukan kah di— Lagi-lagi kalimat Novita tertahan. Novita mengernyit setengah paham. Ada hal yang membuat Novita tanda tanya sekarang. “Memangnya kenapa? Ada apa, kenapa sampai mengajak diriku ke sini?” Hal ini yang membuat Novita tanda tanya.

“Dia anak tunggal bukan?” tanya Lansonia dengan cukup berhati-hati. Lansonia sudah cukup kenal, bahkan paham siapa laki-laki itu. Saat ada hal yang dia rasa berbeda dengan pengetahuannya, makanya ia merasa tanda tanya sampai akhirnya memilih untuk menemui sahabatnya.

Novita menganggukkan kepalanya saat ia ingat dan tahu dengan pertanyaan Lansonia. “Iya, dia pengusaha muda yang karirnya benar-benar tengah melambung sebelum di— Melihat Lansonia menggelengkan kepala membuat Novita menjadi menghentikan kalimatnya. “Iya, dia anak tunggal.” Novita memberikan jawaban.

“Aku menemukan sesuatu di tem— Lansonia menghentikan kalimatnya sebab ia melihat ada orang yang berjalan menuju ke arahnya, orang itu adalah salah satu penjaga dirinya. “Ada apa?!” tanya ketus Lansonia sambil memandangi orang itu dengan tatapan yang datar.

“Maaf Non, sekarang Nona harus pulang. Suami Nona sudah menyuruh Nona pulang,” ucap orang itu dengan nada yang penuh dengan kseopanan.

Novita membelalakkan matanya. “Jadi, kau sudah menikah? Kenapa kau tidak mengundangku? Dengan siapa kau menikah dengan Jef— Tidak ingin mendengar Novita mengatakan hal yang begitu ia inginkan akhirnya Lansonia kembali menutup mulut Novita.

“Pembahasan kita lanjut nanti saja, aku tidak suka kalau ada orang yang menguping pembahasanku!” sindir Lansonia sambil melirik tajam orang yang ada di sampingnya.

*****

03:13 pm.

Selembar kertas tengah Lansonia pandangi dengan tatapan yang penuh kebingunga. Netra Lansonia menatap fokus netra yang tidak hidup di dalam foto itu. Sebuah tanda tanya bermunculan dalam benak Lansonia, ia begitu yakin dengan semua ini terlebih tadi Novita juga mengatakan kalau dirinya kenal dengan laki-laki yang ada dalam foto ini.

Sebenarnya ada hubungan apa antara Arsenka dengan dia? Lansonia kebingungan sendiri dengan hal ini.

Siapa yang ada di foto?

LOVE IS DANGEROUS : DEBILITATINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang