Deru napas Arsenka semakin terdengar setelah dirinya melihat wajah Lansonia, terlebih saat Lansonia memperhatikannya. Tatapan Arsenka semakin tajam saat menatap Lansonia terlebih saat kejadian waktu itu saat di Rumah Sakit terputar di pikiran Arsenka yang membuat emosinya kembali naik.
“Diriku ke sini bukan untuk membebaskanmu, tapi untuk memberi tahumu kalau kemarin The Pinthes sudah menyerang markas Scarji dan juga La Scietto.”
Arsenka tersenyum dengan begitu puas di sini, karena memang rencana berjalan dengan begitu lancar terlebih barusan dirinya melihat semburat kekhawatiran di wajah Lansonia.
“Kenapa kau menyerang Scarji dan juga La Scietto?” Lansonia menjadi begitu tanda tanya akan alasan yang Arsenka miliki sampai Arsenka menyerang Markas Scarji dan juga La Scietto.
Arsenka menatap Lansonia dengan tatapan yang penuh dengan kekesalan. “Scarji adalah kelompok keluargamu dan La Scietto adalah kelompokmu. Mereka harus mendapatkan sebuah balasan atas apa yang sudah kau lakukan bersama dengan beberapa bagian dari mereka,” jelas Arsenka yang kembali menyinggung kejadian saat di Rumah Sakit hari itu.
Pikiran Lansonia terbang dan teringat akan sesuatu hal. “Kau tidak membuat Ayahku kenapa-kenapa kan?” tanya Lansonia dengan penuh kekhawatiran. Ia mendadak teringat akan Ayahnya, ia takut kalau Arsenka melakukan hal yang sama dengan apa yang sudah ia lakukan pada Bundanya waktu itu.
“Nanti kalau sudah tidak sibuk kau akan kuajak ke makamnya.” Setelah mengucapkan kalimat ini, Arsenka langsung melangkahkan kaki keluar dari Ruangan ini meninggalkan Lansonia bersama dengan beberapa penjaga yang sedari tadi ada di sini.
Arsenka masih hidup? Lalu waktu itu tembakan dari Sergei?
Tangan kanan Sergei meraih pistol yang berada tak jauh dari posisinya. Ia mengambil pistol itu dan membidik Arsenka dengan penuh keseriusan, ia mencari waktu yang tepat untuk dirinya menembakan pistol itu.
Jangan sampai dirinya salah sasaran, terlebih kalau sampai mengenai anaknya yang membuat anaknya akan terluka berat sebab bagian tubuh yang Sergei incar dari Arsenka adalah bagian dada.
Dor
Dort
“Arkh!”
“Ayah?!” Arsenka begitu terkejut saat melihat Ayahnya yang baru saja melindungi dirinya dari peluru yang baru saja Sergei layangkan ke arahnya. Menahan tubuh Ayahnya yang sudah terkena dua peluru di dada depan bagian atasnya.
Deru napas Arsenka semakin cepat, ada orang yang baru saja berjalan mendekat dan itu adalah asisten pribadinya maka Arsenka menyerahkan Ayahnya pada orang itu.
“Urus Ayahku! Aku akan menyelesaikan hal ini terlebih dahulu.” Setelah itu Arsenka langsung kembali berkelahi dengan Jarnovak sambil melampiaskan semuanya.
Dor!
Suara tembakan menggelegar, peluru itu ia tujukan pada tangan kanan Sergei yang semula sudah melukai Ayahnya. Luapan emosi Arsenka begitu ia luapkan mata Jarnovak, bahkan terus-terusan tidak ada ampun untuk Jarnovak. Rasanya Arsenka ingin menghabisi Jarnovak sekarang, tapi ia ingat kalau ada Ayahnya yang harus diurus.
*****
Calistefy Hospital 02:25 pm.
“Cepat sembuh, tak ada lagi orang yang aku punya selain kalian.” Arsenka berucap sambil memandangi kedua orang tuanya. Sengaja.
Mereka berada di satu Ruangan yang sama. Robert tidak kritis, sekarang dia sudah lebih baik. Robert sekarang sedang tertidur, tapi dengan keadaan yang masih lemas.
Arsenka menarik napasnya dengan begitu dalam sambil memejamkan matanya. Bayangan masa lalunya kembali terbayang dalam ingatannya.
Bagaimana ia kehilangan dia, kemudian beberapa waktu kemudian kehilangan perempuan yang cukup dia sayangi sampai akhirnya sekarang dia kembali di posisi ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS DANGEROUS : DEBILITATING
Romance"Kenapa kau ingin Lansonia, akan kau apakan dia?" "Akan kunikahkan dia dengan anakku." "Aku tidak akan sudi kalau anakku harus menikah dengan anak dari bajingan sepertimu!" ~~~~ Arsenka memperhatikan perempuan yang sudah resmi menjadi istrinya den...