Arsenka's Main Bedroom, 08:58 am.
"Aku mau pergi ke Rumah Sakit," ucap Lansonia sambil sibuk bergegas membawa bawa sesuatu yang memang ingin dia bawa. Semburat kekhawatiran terlihat dengan begitu jelas dalam wajah Lansonia. Hal itu cukup menyita pemikirannya.
Arsenka melirik ke arah Lansonia. "Untuk?" Sebuah pertanyaan singkat keluar dari mulut Arsenka, ia tidak tahu hal apa yang membuat Lansonia ingin pergi ke Rumah Sakit. Arsenka tahu kalau Rumah Sakit yang akan Lansonia kunjungi bukan tempat di mana Ibunya dirawat, sebab sampai saat ini Arsenka belum memberikan sebuah izin pada Lansonia untuk menjenguk Ibunya.
Mendengar sebuah pertanyaan enteng Arsenka, membuat Lansonia menatap Arsenka dengan penuh keseriusan. "Kenapa kau berlagak tidak tahu akan hal ini? Aku ingin menjenguk Ayahku, dalam kejadian ini dirimu terlibat bukan ke dalam penyerangan terhadap Ayahku?"
Lansonia merasa begitu yakin kalau Arsenka terlibat dalam kejadian yang menimpa Ayahnya, sehingga saat melihat Arsenka yang seolah tidak tahu alasan yang membuat dirinya akan pergi ke Rumah Sakit membuat dirinya geram.
Alis Arsenka sedikit mengernyit sambil menatap Lansonia dengan tatapan yang terlihat sedikit heran. "Hal apa yang membuatmu berani untuk menuduhku?"
Tidak mau terlalu lama memutar otaknya hanya untuk hal yang ia anggap tidak penting, akhirnya Arsenka memilih untuk langsung menanyakannya pada Lansonia tentang alasan yang Lansonia punya sampai ia berani menuduh Arsenka terlibat ke dalam kejadian yang membuat Ayahnya—Nicholas Armens masuk Rumah Sakit.
"Kejadian di mana kau berani membunuh Bunda di depanku, hal itu cukup membuatku yakin kalau orang yang sudah membuat Ayahku terluka juga dirimu!" Ada hal yang kembali menyangkut Bundanya membuat Lansonia tidak bisa mengontrol dirinya, sampai saat ini kejadian itu masih menjadi sebuah kejadian yang sering bergentayangan dalam pikirannya.
Arsenka malah tersenyum dengan begitu enteng saat dirinya diingatkan pada kejadian yang cukup membuat dirinya merasakan sebuah kepuasan setelah melakukan hal itu. "Kali ini diriku tidak terlibat," jelas Arsenka. Nada bicara Arsenka begitu tenang seolah dirinya memang tidak terlibat ke dalam kejadian yang sudah Lansonia maksud.
"Aku tidak percaya dengan kata-katamu!" tekan Lansonia. Bagaimana dirinya bisa percaya dengan orang sudah berkali-kali menggoreskan luka yang begitu besar dalam dirinya?
Terasa cukup masuk akal kalau Lansonia tidak akan bisa percaya dengan begitu saja saat ia mendengar sebuah kata-kata yang keluar dari mulut Arsenka.
Arsenka mengankat kedua bahunya dengan begitu acuh. "Terserah." Merasa kalau sampai kapan pun ia menjelaskan, tapi Lansonia tidak akan percaya membuat Arsenka lebih memilih untuk tidak terus melanjutkan pembahasan ini. Perdebatan yang akan terjadi ke depannya hanya akan membuat ia merasa lelah dalam berucap.
Melihat Arsenka yang malah berdiri di hadapannya membuat Lansonia dengan seketika mendorong Arsenka agar menjauh. "Minggir, izinkan aku pergi."
Arsenka menggelengkan kepalanya santai. "Tidak."
Mengetahui kalau dirinya terus tidak mendapatkan izin, membuat Lansonia semakin merasa geram terlebih dirinya yang sudah merasakan sebuah kekhawatiran yang cukup besar.
"Kau tidak bisa menahan aku yang ingin bertemu dengan Ayahku. Salah kalau seorang anak ingin bertemu dengan Ayahnya?" Lansonia sengaja mengucapkan kalimat ini agar ia bisa mempunyai sebuah pelindungan serta nantinya bisa membuat Arsenka berpikir dan memberikan izin padanya.
"Seorang istri tidak boleh pergi tanpa seizin suaminya?" Pertanyaan santai nan tenang yang baru saja keluar dari mulut Arsenka membuat Lansonia terdiam bingung, apa yang sudah Arsenka ucapkan cukup menyinggung perasaannya. Lansonia tahu kalau sebelum ia pergi, harus mendapatkan sebuah izin terlebih dahulu dari suaminya—Arsenka.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS DANGEROUS : DEBILITATING
Romance"Kenapa kau ingin Lansonia, akan kau apakan dia?" "Akan kunikahkan dia dengan anakku." "Aku tidak akan sudi kalau anakku harus menikah dengan anak dari bajingan sepertimu!" ~~~~ Arsenka memperhatikan perempuan yang sudah resmi menjadi istrinya den...