La Scietto’s Basecamp 02:23 pm.
Semua mata langsung tertuju pada salah satu anggota kelompok yang merupakan musuh terbesar mereka. Ralat, ketua kelompok dari musuh terbesar mereka.
Melihat bagaimana orang itu melangkah mengabaikan pertanyaan yang sudah diucapkan membuat banyak mulut pistol serta senjata mengarah pada laki-laki yang sekarang tengah melangkahkan kaki dengan begitu tenang.
Lansonia membelalakkan matanya kaget saat melihat seorang laki-laki yang begitu dia kenali, jauh lebih kaget saat melihat banyak senjata yang mengarah padanya. Namun, dirinya seolah tidak peduli sebab masih bersikap tenang serta memasang wajah yang datar.
“Arsen?” Sampai saat ini Lansonia masih merasa tidak percaya kalau Arsenka begitu berani datang ke Basecamp La Scietto, apalagi sekarang dia tidak melihat sebuah ketakutan di wajah Arsenka.
Tatapan yang Jarnovak berikan begitu tidak bersahabat ketika menatap Arsenka, tapi hal itu sama sekali tidak Arsenka pikirkan.
“Mau apa kau datang ke sini? Punya nyali besar ternyata seorang Pinthes datang ke Basecamp La Scietto. Ada apa? Mau nye—
Kalimat Jarnovak terhenti sebab Arsenka berbicara, “Mau menjemput anggota La Scietto yang menikah dengan seorang Pinthes.” Sebuah senyuman miring terukir di bibir Arsenka.
Kalimat ini tidak bisa dibantah, karena memang Lansonia sudah menikah dengan seorang Pinthes, lebih tepatnya menikah dengan salah satu pemimpin The Pinthes.
Tangan Arsenka menarik tangan Lansonia yang membuat Lansonia berubah posisi menjadi di sampingnya. Lansonia menatap orang yang ada di sampingnya dengan tatapan tanda tanya.
“Mau bawa dia ke mana?” tanya Jarnovak. Ia terus mempehatikan Arsenka dengan tatapan yang penuh dengan kekesalan yang tinggi.
“Sacalorskaf Grand City.” Jawaban yang baru saja Arsenka ucapkan membuat semua orang tahu di mana tempat itu, bahkan Jarnovak juga tahu.
Sedari tadi Arsenka terus-terusan menjawab dengan melibatkan kelompoknya dan sekarang ia menjawab melibatkan nama keluarganya.
Tanpa mengucapkan banyak hal lainnya, Arsenka langsung melangkahkan kakinya berjalan keluar bersama dengan Lansonia di sampingnya. Sampai ia keluar, anggota La Scietto terus mengikutinya.
Mereka takut kalau ada sebuah hal yang tidak diduga saat seorang pimpinan The Pinthes secara mendadak datang ke markas utama La Scietto, terlebih mereka yang sudah tahu bagaimana seorang Arsenka.
Gleck!
Lansonia menelan salivanya dengan begitu kasar setelah ia memikirkan semua perbuatan Arsenka yang menurutnya cukup akan membahayakan dirinya.
Di mana Arsenka dengan begitu santai masuk ke Basecamp La Scietto, sementara dirinya adalah musuh terbesar kelompok yang mereka kunjungi, terlebih Lansonia melihat kalau Arsenka begitu tenang meski sudah ditodong banyak senjata.
*****
Sacalorskaf’s Mansion 03:15 pm.
“Au ih—sakit! Arsen, lepasin tangan aku. Sakit ...” ringis Lansonia yang memang ia merasa kalau pergelangan tangannya terasa sakit saat ditarik oleh Arsenka dengan cukup kencang. Arsenka melepaskan tangan Lansonia kasar saat sudah berada di dalam kamar.
Lansonia memegangi pergelangan tangannya yang memerah, ia menatap Arsenka dengan tatapan yang penuh dengan kebingungan.
“Kamu kenapa sih? Kenapa kasar banget jadi orang?” Lansonia benar-benar merasa kalau Arsenka memperlakukannya dengan begitu kasar dan juga keterlaluan.
“Diriku bukan masa lalumu yang bisa terus tinggal diam meski kau bersama dengan laki-laki yang lain.” Senyuman miring serta tatapan meremehkan terlukis di wajah Arsenka, wajahnya kembali terlihat bak iblis yang sudah terganggu dan terusik—menyeramkan.
Mendengar kata masa lalu membuat Lansonia langsung terdiam, ia berpikir kenapa Arsenka kembali menyinggung masa lalu. Memangnya Arsenka tahu apa tentang masa lalunya?
Lansonia semakin curiga kalau Arsenka ada hubungannya dengan laki-laki yang fotonya sudah Lansonia temuka berada di laci meja kerja Arsenka.
“Masa lalu? Masa lalu mana yang kau maksud? Kenapa kau mengatakan kalau kau bukan masa laluku?”
Benar-benar membingungkan dan menimbulkan sebuah tanda tanya bagi Lansonia, pasalnya belum ada sesuatu hal yang bisa membuat dirinya percaya kalau memang Arsenka ada hubungannya dengan laki-laki itu.
Seringai yang baru saja Arsenka tunjukkan membuat Lansonia bergidik ngeri, suasana sekarang menjadi terasa mencekam, bahkan udara yang dia hiru terasa tidak segar, karena menimbulkan sedikit rasa sesak di dada.
“Seorang pengusaha muda yang kau permainkan hatinya, demi seorang Jefray Arnovak Minetto.” Arsenka begitu jelas membeberkan siapa cowok yang Lansonia pilih, tapi belum membeberkan dengan jelas siapa laki-laki yang ia sebutkan dengan seorang pengusaha muda.
Ini bukan kali pertama Arsenka mengatakan ‘seorang pengusaha muda’ atau lebih tepatnya melibatkan orang itu ke dalam pembahasannya.
Awalnya dimula saat malam itu, malam di mana dirinya mengambil sebuah hal yang begitu berharga dalam diri Lansonia.
Kali selanjutnya saat sedang liburan di Italy, ia juga sempat menyinggung Lansonia tenang sosok itu dan terakhir sekarang, Arsenka membandingkan dirinya dengan laki-laki itu.
Semuanya semakin membuat Lansonia tanda tanya dan membuat dirinya semakin heran. Semula Lansonia sudah menanyakan hal ini pada Jarnovak, tapi apa yang Jarnovak kemukakan sama dengan apa yang dia ketahui tentang laki-laki itu. Tidak ada sebuah hal yang mampu menjawab dan memecahkan sebuah kebingungan yang ada dalam dirinya.
Flasback
“Ada sesuatu hal yang membuat aku curiga dengan dia,” ucap Lansonia sambil menatap Jarnovak dengan tatapan yang cukup serius. Jarnovak mengernyitkan keningnya.
“Coba kamu lihat foto ini. Apakah kamu inget pada seseorang tidak?” tanya Lansonia sambil memberikan selembar foto pada Jarnovak. “Aku yakin kamu inget sama siapa orang itu,” lanjut Lansonia.
Jarnovak terus memperhatikan foto yang sudah Lansonia berikan, foto yang Lansonia berikan pada Jarnovak adalah foto yang sama dengan foto yang sudah Lansonia berikan pada Novita hari itu.
“Pengusaha muda yang sempat bersama denganmu?” Hal ini yang lansung terlintas di pikiran Jarnovak saat dirinya mengingat siapa laki-laki yang ada dalam foto tersebut.
Kepala Lanosia mengangguk. “Iya, aku dengannya sebelum bersama denganmu.” Laki-laki itu ada pada saat dirinya belum bersama dengan Jarnovak, ia hadir lebih awal.
“Bukankah dia anak tunggal?” Hal ini kembali Lansonia tanyakan, sebab Lansonia masih tanda tanya ada hubungan apa antara laki-laki itu dengan Arsenka.
“Aku rasa kau jauh lebih mengenalnya,” ujar Jarnovak. Jarnovak mengatakan ini, sebab memang Lansonia jauh lebih mengenal laki-laki itu.
Lansonia mengangguk. “Setahuku dia memang anak tunggal,” jelas Lansonia. Sesuatu hal kembali terpikir di otaknya. “Tapi ada hal yang aku curigai sekarang,” ujar Lansonia.
Jarnovak mengernyit bingung. “Apa yang sedang kau curigai?” tanya Jarnovak. Ia merasa heran kenapa setelah sekian lama Lansonia kembali membahas laki-laki itu.
“Sebenarnya untuk membahas hal ini diriku malas, kau tahukan aku bagaimana orangnya?” Jarnovak menatap Lansonia dengan tatapan yang memang menunjukkan sebuah kekesalan di dalamnya.
“Aku curiga kalau dia ada sebuah hubungan dengan Arsenka.” Kecurigaan Lansonia begitu besar sekarang, bahkan sampai membuat dia semula nekat untuk menemui laki-laki yang merupakan mantannya.
Jarnovak dengan seketika mengernyit.
“Aku menemukan foto ini di meja kerjanya, aku yakin ada sebuah hubungan antara mereka.” Lansonia mengutarakan apa yang selama ini terus berputar dalam otaknya.
“Cukup masuk akal, tapi apa hubungan antara dia dengan Arsenka?”
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS DANGEROUS : DEBILITATING
Romance"Kenapa kau ingin Lansonia, akan kau apakan dia?" "Akan kunikahkan dia dengan anakku." "Aku tidak akan sudi kalau anakku harus menikah dengan anak dari bajingan sepertimu!" ~~~~ Arsenka memperhatikan perempuan yang sudah resmi menjadi istrinya den...