"Jika kau tidak keberatan kalau Adikmu menikah dengan orang biasa, maka aku rela memilih untuk keluar dari bagian Minetto asalkan aku bisa menikahi Adikmu."
Tatapan Jarnovak saat menatap Arsenka begitu menunjukkan kalau dia tidak main-main dengan apa yang baru saja dia ucapkan, Jarnovak sudah begitu memikirkan hal ini.
Jarnovak sudah benar-benar serius dengan keputusannya untuk menikahi Keyli, sehingga dia rela keluar dari bagian Minetto yang berartikan dia rela tidak punya apa pun dalam artian kekayaan keluarga Minetto, jika Arsenka tidak keberatan kalau Adiknya menikah dengan orang biasa.
Mendengar sebuah penuturan seperti itu dari Jarnovak membuat Arsenka semakin curiga kalau Jarnovak memang sudah benar-benar jatuh hati pada Adiknya sehingga apa pun yang menjadi syarat menikahi Adiknya akan Jarnovak lakukan.
Cinta yang Jarnovak miliki begitu besar dan juga begitu terlihat jelas dari bagaimana perjuangan Jarnovak untuk mendapatkan restu dari Arsenka agar dia bisa menikah dengan Keyli serta tidak akan ada lagi sebuah permasalahan antara latar belakang mereka.
Jika kau tidak menginginkan seorang Sacalorskaf berada di keluarga Minetto, maka jangan salahkan jika ada seorang Minetto yang menjadi bagian dari Sacalorskaf.
Ternyata orang yang dimaksud dalam kalimat Jarnovak tersebut adalah dirinya sendiri. Dia seorang Minetto yang rela menjadi bagian dari Sacalorskaf, sebab kalau dia yang keluar dari bagian Minetto, maka dirinya sudah pasti akan menjadi bagian dari Sacalorskaf.
"Tapi jika aku benar-benar meninggalkan keluargaku, bagaimana bisa aku menikahi gadis seperti Adikmu yang pasti menginginkan sebuah pesta pernikahan yang mewah serta kado yang tidak biasa?" Hal yang masih membuat Jarnovak bingung adalah ini.
Tidak mungkin jika dirinya benar-benar hanya menikahi Keyli tanpa memberikan sesuatu yang berharga untuk Keyli, meski sudah bisa ditebak kalau Keyli tidak akan mempermasalahkan hal ini, tapi tetap saja rasanya tidak pantas.
"Semua itu urusanku." Arsenka tidak merasa kalau semua hal tersebut adalah sebuah hal yang sulit, karena dia merasa akan jauh lebih sulit untuk Keyli hidup dalam lingkungan yang tidak bisa menerima dirinya.
Jarnovak melangkahkan kakinya, dia menaikkan pandangannya dan menatap Arsenka serius. "Kalau kau mampu menjaminnya, maka aku juga mampu membuktikannya." Kalimat ini keluar saat Jarnovak benar-benar dalam keadaan yang sadar.
"Diriku tidak pernah mengucapkan sesuatu yang tak mampu untukku jamin kepastiannya." Arsenka berucap datar, kali ini dia memang sungguh-sungguh dalam berucap.
Masa depan Jarnovak dan juga Adiknya mampu dia jamin dan hal tersebut bukan sebuah beban, karena ini jauh lebih penting, dibandingkan harus membiarkan Adiknya hidup di lingkungan keluarga yang tidak bisa menerima kehadirannya sebab dia merupakan seorang Sacalorskaf.
Rasa sayang Arsenka pada Adiknya begitu besar, bahkan dia tidak ingin jika Adiknya sedih saat nanti keluarga Suaminya tidak bisa menerima dirinya, sehingga Arsenka rela melakukan apa pun.
Terus-terusan membandingkan keluarga serta latar belakang, Keyli tidak pernah meminta terlahir dari keluarga Sacalorskaf serta tidak pernah ingin punya Ayah dan juga Kakak yang merupakan pimpinan The Pinthes.
Semua hal tersebut tidak layak menjadi alasan kenapa Keyli tidak bisa diterima oleh keluarga Suaminya. Keburukan keluarganya tidak perlu menjadi alasan Keyli untuk tidak diterima oleh keluarga orang yang dia cintai.
"Aku akan mencoba mendapatkan izin dari Papa untuk menikahi Adikmu, karena bagaimana pun aku juga ingin membahagiakannya." Berat bagi Jarnovak kalau dia harus menerima semua yang Arsenka berikan.
Napas Jarnovak terhembus begitu berat dengan sebuah keputusan berat yang terlintas dalam benaknya. "Tapi, jika pada akhirnya aku tidak mampu membuat Adikmu diterima oleh keluargaku, maka terima aku dikeluargamu."
Hati Jarnovak terasa begitu sakit bak pedang yang baru saja menghunus hatinya, tubuhnya terasa begitu melemas, kepalanya terasa pening setelah mengucapkan kalimat tersebut, karena secara tidak langsung dia memohon menjadi bagian dari Sacalorskaf.
*****
Minetto's Mansion 07:03 pm.
Melihat ada kedua orang tuanya, membuat Jarnovak mengurungkan niatnya untuk langsung ke kamar. Jarnovak melangkahkan kaki dan menyalami mereka dengan begitu sopan, meski ada sebuah perasaan bersalah yang membuat tangannya gemetar saat akan menyalami tangan Papanya.
PLAK!
Tamparan yang keras dan penuh dengan amarah Sergei layangkan ke arah Jarnovak yang membuat Elena begitu terdiam, bahkan berteriak kaget melihat Anaknya yang sudah ditampar begitu keras oleh Suaminya.
Jarnovak menghembuskan napasnya kasar dan kemudian menengadahkan pandangannya, menatap wajah penuh amarah yang tengah Papanya pasang. Tatapan Sergei terlihat menyala ketika menatap Anaknya.
"Masih berani kamu menginjakkan kaki di Rumah ini?!" tanya Sergei penuh dengan penekanan. Rahangnya mengeras, pandangannya menajam, emosinya meluap.
"Singkat saja Pa, aku mau tanya sekali lagi, apakah Papa mengizinkan aku menikah dengan Keyli atau tidak?" Jarnovak tidak menghiraukan apa yang sudah Papanya ucapkan, karena dia sudah tahu apa alasan yang membuat Papanya seperti ini.
Sergei menggelengkan kepalanya. "Saya tidak akan sudi mempunyai menantu seorang Sacalorskaf!" tekan Sergi. Atmosfer terasa naik dengan seketika, bahkan keringat keluar terus bercucuran membasahi tubuh Sergei.
Jarnovak menghembuskan napasnya kasar. "Baik Pah. Kalau seperti itu, aku izin pamit. Aku tetap akan menikah dengan Keyli." Nada bicara Jarnovak begitu rendah.
"Menikah dengan dia, maka kamu bukan lagi anggota La Scietto juga bukan bagian dari keluarga Minetto!" Sergei tidak main-main dengan semua hal ini, karena keputusannya untuk tidak mempunyai menantu seorang Sacalorskaf begitu bulat.
Anggukkan penuh dengan perasan berat Jarnovak lakukan. "Baik Pa, tapi keputusan aku udah serius. Aku ingin menikah dengan dia," beber Jarnovak sopan. "Mam, Pa, aku mau memberi tahu kalian kalau sebentar lagi aku akan menikah."
Elena melangkahkan kaki mendekat ke arah Anaknya, menatap Anaknya dengan tatapan yang tidak tega serta tidak ikhlas jika harus kehilangan Anaknya. "Sayang, kamu serius dengan keputusan kamu?" Nada bicara Elena terdengar begitu rendah.
Jarnovak memegangi kedua tangan Elena, menciumnya penuh dengan kelembutan. "Aku minta restu dan izin dari Mama ya, aku akan menikahi Keyli." Sesak dalam dada Jarnovak mulai dia rasakan, sebab dia menahan amarah dalam dirinya.
Elena menganggukkan kepalanya. "Mama merestui pernikahan kamu, tapi apakah kamu serius ingin meninggalkan keluarga ini?" Bulir bening meluncur begitu saja dari manik mata Elena. Ia tidak kuasa menahan kesedihan yang ada dalam dirinya.
Kedua ibu jari Jarnovak mengusap lembut pipi Mamanya. "Aku tidak ingin kalau dia tidak diterima di keluarga ini, terutama oleh Papa." Berat baginya kalau harus membiarkan Keyli hidup di lingkungan yang tidak menerimanya.
Perlahan Jarnovak melangkahkan kakinya kembali ke hadapan Papanya, di luar dugaan mereka yang melihat, Jarnovak menjatuhkan dirinya. Berlutut tepat di hadapan Papanya, menaikkan pandangannya perlahan. Menatap pria yang sama sekali tidak mempedulikannya.
"Untuk yang terakhir kalinya Pa. Jika tidak boleh ada Minetto yang menikahi seorang Sacalorskaf, maka aku pribadi mengucap izin sama Papa. Tidak masalah kalau aku harus kehilangan segalanya, kali ini aku serius dengan pilihan aku. Semoga Papa merestui pilihan aku."
Semua kalimat tersebut terdengar berbelat-belit, tapi maksud dari Jarnovak mengatakan hal tersebut adalah dia yang memberi tahu Papanya akan keputusan yang dia ambil, serta masih ada sebuah keinginan dalam dirinya kalau Papanya merestui pernikahannya.
"Ma, Pa. Aku pamit menikah." Tak lama dari itu Jarnovak bangkit yang kemudian menatap orang tuanya sejenak dan langsung melangkahkan kaki keluar dari Rumah ini dengan langkah yang begitu menunjukkan kalau masih ada sebuah hal yang memberatkannya meninggalkan Rumah ini.
Benci serta tidak rela ada dalam diri Sergei sekarang melihat Anak semata wayangnya meninggalkan Rumah ini, tapi dia tidak bisa mengubah keputusannya. Bukan hal yang mudah baginya untuk bisa menerima Keyli sebagai menantunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS DANGEROUS : DEBILITATING
Romance"Kenapa kau ingin Lansonia, akan kau apakan dia?" "Akan kunikahkan dia dengan anakku." "Aku tidak akan sudi kalau anakku harus menikah dengan anak dari bajingan sepertimu!" ~~~~ Arsenka memperhatikan perempuan yang sudah resmi menjadi istrinya den...