Revenge Plan

474 7 0
                                    

Dua orang yang dahulunya mempunyai sebuah hubungan yang terikat oleh sebuah kasih sayang besar sekarang tengah bersama, mereka tengah menceritakan sesuatu hal dengan begitu serius.

Awalnya pembicaraan mereka biasa saja, terlebih pihak perempuan yang mengawali semua ini, tapi ... seiring berjalannya pembicaraan, dia merasa kalau hal itu cukup berat untuk dilakukan.

“Tapi kenapa aku harus melakukan ini padanya? Apakah tidak ada cara lain selain melakukan itu?” tanya Lansonia dengan nada bicara yang seolah tidak yakin untuk melakukan hal ini, tapi alasan yang membuat Lansonia tidak yakin bukan sebab dirinya takut gagal. Namun, ada semburat kekhawatiran dalam diri Lansonia kalau hal ini sampai ia lakukan apalagi sampai berhasil.

Jarnovak berdecak kesal akan pertanyaan Lansonia, sebab ia merasa bosan sedari tadi mendengarkan Lansonia yang terus-terusan mengajukan pertanyaan.

Di mana Lansonia seolah tidak ingin melakukan hal ini sampai akhirnya Jarnovak bertanya, “Kau sebenarnya mau atau tidak untuk balas dendam padanya?” Jarnovak ingin sebuah kepastian dari Lansonia, ia tidak ingin dibuat bimbang dengan semua kebingungan Lansonia.

Di sini Lansonia mendadak bingung, padahal sebelumnya rencana ini sudah dia setujui. Tidak, sebelumnya ia hanya menyetujui rencana awal Jarnovak sebelum akhirnya menjelaskan bahwa dalam rencana tersebut ada hal ini. Hal yang sedari tadi tengah dia pikirkan, sebab ada sebuah keraguan dalam melakukan semua ini.

“Ya kalau balas dendam, aku mau, tapi cara balas dendamnya seperti ini, maka aku merasa ragu. Tujuanku untuk membuat dia merasakan apa yang aku rasakan, bukan untuk membuat dia menderita apalagi tidak bernyawa!” Akhirnya Lansonia menjelaskan hal yang sedari tadi membuat dirinya bingung, kalau sampai hal ini dia lakukan dan berhasil, Lansonia takut jika sebuah hal yang ia takutkan malah menjadi kenyataan.

Nada bicara dari akhir kalimat Lansonia membuat Jarnovak terdiam, dia memperhatikan Lansonia dengan tatapan yang terlihat menyelidik, karena ada sebuah kecurigaan yang dia miliki pada Lansonia.

“Kau sudah suka padanya?” tanya Jarnovak dengan penuh selidik, ia merasa curiga kalau alasan yang membuat Lansonia ragu melakukan apa yang sudah dia jelaskan karena Lansonia sudah mempunyai rasa pada Arsenka. Maka dari itu, Lansonia tidak ingin ada sesuatu hal terjadi pada Arsenka.

Mendapatkan pertanyaan ini membuat Lansonia terdiam bingung. “Kenapa kau bertanya seperti itu?” tanya balik Lansonia. Ia kebingungan bagaimana menjawab pertanyaan yang sudah Jarnovak ajukan, makanya ia memilih untuk menanyakan apa alasan yang membuat Jarnovak menjadi menanyakan hal ini padanya.

“Tidak usah balik tanya padaku, cukup jawab saja pertanyaan yang sudah aku ucapkan.” Jarnovak tidak ingin memberitahukan apa alasan di balik dirinya menanyakan hal ini pada Lansonia, karena hal yang ia inginkan adalah Lansonia yang memberikan alasan kenapa dirinya seolah enggan untuk melakukan rencana yang sudah dijelaskan sebelumnya.

"Kau sudah suka padanya, maka dari itu kau takut kalau ada sesuatu hal yang terjadi padanya. Benar begitu?"

“Tujuanku itu bukan untuk menghilangkan nyawanya, tapi membuat dia merasakan apa yang aku rasakan. Kalau dia mati, dia tidak akan merasakan apa yang sudah aku rasakan. Dia tidak akan menderita dan terhantui dengan sesuatu hal yang begitu berarti untuknya,” jelas Lansonia dengan nada yang begitu tenang.

Lansonia tidak ingin membuat Jarnovak mempunyai sebuah pemikiran yang tidak-tidak tentang kenapa dirinya enggan melakukan hal yang sudah Lansonia ucapkan, tapi apakah yang sudah Lansonia ucapkan itu adalah hal yang sebenarnya sesuai dengan apa yang ada di hatinya atau hanya merupakan sebuah alasan yang ada di pemikirannya?

“Dia tidak akan mati sekarang, karena tujuanku juga belum tercapai. Jadi, aku tidak akan membiarkan dia mati begitu saja, lagi pula orang seperti dia tidak akan mati dengan mudah.”

Jarnovak sudah mempertimbangkan ini semua, karena tujuannya bukan untuk menghilangkan nyawa Arsenka. Hal ini dia rencanakan agar semua rencana yang sudah dia susun bisa berjalan dengan mulus tanpa ada sebuah hambatan yang begitu besar dari Arsenka.

“Kau berani menjaminnya?” tanya Lansonia dengan penuh keseriusan. “Tapi memangnya apa tujuanmu yang belum tercapai?” Lansonia menjadi tanda tanya akan hal ini, karena dia tidak tahu akan tujuan yang sudah Jarnovak miliki yang membuat rencananya itu tidak akan sampai menimbulkan efek kematian.

“Mengambilmu darinya,” jawab Jarnovak dengan nada yang begitu santai. Sampai saat ini kejadian itu masih teringat dengan jelas di pikiran Jarnovak, sehingga ia juga ingin mengambil Lansonia dari Arsenka.

Kalau dirinya menghilangkan nyawa Arsenka begitu saja, maka tujuannya tidak tercapai sebab kembali Lansonia padanya bukan diambil dari Arsenka. Namun, kembali sebab sudah tidak ada pemiliknya.

"Cepat berikan jawaban, apakah kau mau melakukan semuanya atau kau memilih diam dan menahan sebuah dendam yang terus menghantui hati dan pikiranmu, karena perbuatannya?" Jarnovak tidak ingin menunggu lebih lama lagi, dia ingin mendapatkan sebuah jawaban yang pasti.

“Ya sudah, aku mau melakukannya.” Akhirnya Lansonia memberikan sebuah kesimpulan tentang hal ini, ia sekarang sudah merasa tenang.

Mendengar jawaban yang Lansonia ucapkan, membuat sebuah senyuman kecil di bibir Jarnovak terukirkan, dia juga menatap Lansonia dengan tatapan yang begitu senang.

*****

Lansonia menatap fokus ke depan memperhatikan semburat jingga yang mulai terlihat dan memanjakan mata, pemandangan ini begitu ia sukai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lansonia menatap fokus ke depan memperhatikan semburat jingga yang mulai terlihat dan memanjakan mata, pemandangan ini begitu ia sukai.

Semburat jingga menjadi pewarna alami yang indah dan salah satu warna favorit dalam hidupnya, terlebih kalau dirinya bisa menikmati fenomena alam yang indah ini bersama dengan orang yang istimewa untuknya.

“Udahan dulu ya latihannya, liat deh mataharinya udah mau terbenam. Duduk di sana yuk sambil memperhatikan matahari terbenam,” ajak Lansonia.

Jarnovak menganggukkan kepalanya dan mengikuti ke mana Lansonia melangkah. Mereka duduk sambil menikmati keindahan semburat senja yang semakin lama semakin bertambah banyak dan juga indah.

Saat mengingat kenangannya bersama dengan Jarnovak, Lansonia juga kembali teringat kenangannya saat sedang bersama dengan Arsenka di Milan waktu itu.

Arsenka juga mengajak dirinya untuk menikmati keindahan matahari terbenam, tapi entah kenapa saat dirinya terbayang wajah Arsenka, ia juga ikut kembali teringat akan sosok laki-laki yang masih belum jelas statusnya.

“Sebenarnya hubungan antara kamu dan juga Arsen itu apa?” Lansonia bertanya-tanya sambil memperhatikan semburat jingga yang entah kenapa sekarang menjadi seolah melukiskan sosok dua laki-laki yang masih ia pertanyakan statusnya.

“Kenapa saat bersama dengan Arsen akhir-akhir ini membuat aku teringat kembali padamu, kalian itu ada hubungan apa?”

LOVE IS DANGEROUS : DEBILITATINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang