Part 4

545 147 11
                                    

"Pa, aku ngga punya uang lagi.. Itu buat yessi pa, dia lagi di rawat di rumah sakit" joy mencoba meraih atm di tangan papa nya.

"Papa juga butuh! Kamu mau papa mati di bunuh rentenir?" Wibowo, Papanya mendorong joy menjauh dari nya

"Pa, tolong.. Yessi lagi sakit pa" joy sudah tidak kuasa menahan isak tangis nya

Joy meraih tangan papanya dan berlutut "tolong pa, aku mohon jangan ambil, itu satu satu nya yg joy punya.. Gimana cara aku bayar biaya rumah sakit yessi tanpa duit itu pa.." Joy memohon dengan derai airmata yg tidak berhenti

"Kamu pinjam ke temen temen kamu" wibowo menepis kasar tangan joy lalu pergi dari kontrakan putrinya

"Pa, bunuh aja aku pa.." Ucapan joy membuat langkah wibowo terhenti "aku capek, tolong bunuh aku aja pa" joy bergegas ke dapur dan memberikan sebilah pisau ke tangan papa nya.

Wibowo menatap joy lekat lalu memberikan kartu atm dan pisau di tangan nya "silahkan kamu yg bunuh papa. Tanpa duit itu, sama artinya papa mati. Jadi lebih baik mati di tangan kamu sekarang"

Wibowo menempatkan ujung pisau di perut nya lalu meraih tangan joy "dorong" suruh nya

Joy terpaku kemudian berusaha melepas tangan nya dari genggaman wibowo "dorong joy!" Bentak nya

"Papa lepasin tangan ku pa!" Teriak joy saat melihat bercak darah pada kaus yg dikenakan papa

"Kamu mau uang itu kan? Silahkan bunuh papa sekarang. Papa lebih baik di bunuh kamu daripada di bunuh rentenir itu" wibowo menatap mata joy lekat

Joy menggeleng "engga, lepasin tangan aku pa.. Ambil, papa ambil atm ini.. Tolong lepasin tangan ku pa" ucapnya kembali menangis

"Pa lepasin tangan aku pa.. Aku mohon" joy kembali bersimpuh di kaki wibowo saat pria itu semakin menekan tangan joy ke perut nya

Wibowo melepaskan genggaman nya di tangan joy membuat pisau itu ikut terjatuh ke lantai. Wibowo meraih kartu atm dan segera pergi meninggalkan joy yg masih terisak di lantai.

Brakkk

Papa membanting kasar pintu rumah. Joy hanya membiarkan dirinya menangis meluapkan emosinya.

10 menit kemudian

Tok tok tok

Mendengar suara ketukan pintu, membuat joy segera berdiri.

"Iya sebentar" sahut nya sambil mengusap matanya

"Mba.." Saka menatap joy "mba nangis?" tanya saka

Joy menggeleng seraya tersenyum kecil "engga ka, kamu kenapa malam malam kesini?"

"Ehm.. Itu-, aku dengar dari dokter bella katanya yessi kecelakaan, kondisi nya gimana mba?"

"Alhamdulillah yessi udah lewat masa kritis" jawab joy

Saka mengangguk kecil "alhamdulillah, mba besok temen temen kampus mau jenguk boleh ngga mba?" tanya nya lagi

"Boleh, tapi selesai kuliah ya.. Jangan bolos"

Saka cengengesan sambil menggaruk tengkuk nya yg tidak gatal "mba ngga mau ke rumah sakit?"

"Iya, ini sebentar lagi mba kesana.." Jawab joy lagi

"Aku boleh ikut ngga mba?"

"Boleh"

Saka kembali mengangguk "yaudah aku ambil motor dulu ya mba"

"Jalan aja, kan dekat" kata joy

"Motoran aja mba, nanti kalo misal butuh apa apa kan aku bisa cepat bolak balik nya" jawab nya lalu bergegas meninggalkan kontrakan joy

Where is The Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang