Sudah lebih dari dua minggu setelah kepergian papa nya. Joy sudah kembali beraktifitas seperti biasa, namun tak bisa di pungkiri rasa bersalah masih terus membayangi joy.
Dia merasa ikut ambil andil atas kematian papa nya. Jika saja saat papa nya meminta uang dia segera memberi nya mungkin sekarang papa nya masih ada.
Diam diam joy masih sering menangis. Duduk diam di balkon kamar nya sambil memikirkan papa nya membuat airmata joy jatuh membasahi pipi nya sama seperti sekarang.
Cup!
Joy tersentak lalu menoleh "mas.. Kamu baru pulang? Maaf, aku ngga dengar" katanya mencium tangan arga sambil meraih tas kerja nya
Arga tersenyum tipis lalu mengusap mata joy "nangis lagi.." Ujar arga membuat joy diam membisu
"Keluar yuk? Jalan, berdua aja" ajak arga
"Anak anak gimana? Nanti nangis, ngga usah ah mas" tolak joy
"Ada mira, bik sum juga di rumah" arga melihat jam tangan nya "sebentar lagi yessi juga sampe di rumah.." Sambung arga
Iya sejak papa mertua nya meninggal, arga menyuruh yessi kembali tinggal bersama mereka. Agar adik ipar nya itu tidak sendiri dan stress memikirkan papa nya.
"Kamu tadi pompa asi ngga?" Tanya arga di jawab anggukan joy
"Nah, bisa dong deana di tinggal sama mira.. Yuk?" Ajak arga lagi
Joy diam sesaat "tapi mau kemana mas?"
"Terserah, emang kamu mau kemana?" Arga balik bertanya
"Kamu ngga capek mas? Baru pulang kerja.."
"Ngga, yuk..? ngga di jawab terus nih kamu" protes arga akhirnya di balas anggukan joy
"Aku siap siap sebentar ya mas?" Kata joy di balas anggukan arga
Arga hanya ingin joy keluar menghirup udara segar. Menikmati hidup dan melupakan sejenak papa nya. Bukan terus menerus mengurung diri di rumah dan menyalahkan dirinya sendiri.
Berulang kali arga mengatakan itu takdir Allah, kehendak Nya lah papa joy meninggal. Tapi rasa bersalah istri nya terlalu besar hingga dia tidak bisa berhenti menyalahkan dirinya.
"Mas, ayo..?" Joy memakai jeans dan sweater merah dengan rambut panjang nya yg di gerai bebas.
"Ngga jadi deh" kata arga membuat joy melongo
"Kamu serius mas?"
Arga mengangguk kecil "iya, kamu cantik. Ntar kalo aku bawa keluar banyak yg naksir lagi"
Mendengar jawaban receh arga sontak membuat joy menatap nya jengah "ngaco.. Beneran ngga jadi mas? Aku ganti baju lagi nih?"
"Jadi sayang.. Tapi kamu ngga boleh jauh jauh ya"
"Lebay banget mas. ayo ah" ujar joy sedikit kesal
Arga tertawa kecil, merangkul joy dan mencubit pipi nya gemas.
"Pamit ke suster kira dulu mas.." Kata joy sambil menuruni anak tangga
"Udah, tadi aku udah bilang ke mira" jawab arga kembali mengusel dan mencubit pipi joy
"Mas, jangan kebiasaan di cubit.. Sakit" keluh joy hanya di balas kekehan arga
"Ini pipi kamu tirusan, nanti kita kulineran ya? Biar pipi kamu balik lagi"
"Aku mau diet sih.."
Arga membuka pintu mobil untuk joy setelah nya baru arga masuk ke kursi kemudi. "Ngga boleh, aku ngga ijinin.." katanya sambil menginjak pedal gas
![](https://img.wattpad.com/cover/285343494-288-k317762.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Where is The Love?
Fiksi PenggemarAda duka yg diikuti bahagia Ada tawa yg diiringi luka Bahagia? Apa itu? Bagi Joy vintata hanya ada Duka dan Luka yg mengikuti hidupnya. Seorang gadis yg menyimpan rasa sakit namun selalu di tutupinya dengan senyum dan tawa cerianya. Apakah bahagi...