Chapter 50

923 138 11
                                    

Disclaimer :

Naruto : Masashi Kishimoto

Selamat membaca semuanya 🤗

.

.

.

.

.

Efek obat penghilang rasa sakit dan penambah stamina hasil racikan Shino yang di minum sudah mulai hilang efeknya, rasa sakit disekitar dada kirinya begitu dirasakan Sai hingga membuatnya sedikit kesulitan bernafas, bahkan tak bisa beregerak cukup bebas karena harus menahan rasa sakit luar biasa ditambah saat ini ia harus melawan Kabuto dengan sisa tenaga yang dimiliki.

Sungguh sial nasibnya sekarang menurut pemikiran Sai.

Meski tidak sampai terbunuh namun Sai harus mendapatkan luka cukup serius akibat melakukan perlawan sengit.

"Menyerahlah," ujar Kabuto yang menyadari kalau keadaannya sangat menguntungkan daripada Sai.

"Kau saja," Sai tersenyum miring.

"Dasar, sombong! Sudah tahu sekarat masih saja keras kepala!" teriak Kabuto kesal.

"Menyerah atau tidak, aku tetap akan mati jadi lebih baik melawan hingga titik darah penghabisan,"

"Luar biasa. Aku kagum dengan sikapmu itu yang seperti seorang prajurit hebat,"

"Aku tidak butuh pujian dari orang sepertimu,"

"Terserah, terima atau tidak kau tetap akan mati juga ditanganku,"

"Kita lihat saja,"

Keduanya melanjutkan pertarungan menggunakan pedang padahal bisa saja Kabuto langsung menembak Sai, membuatnya mati dalam sekejap tapi hal itu tak dilakukan. Kabuto ingin menyiksa dan memberikan rasa sakit pada Sai sebelum membunuhnya.

Nafas Sai tersengal-sengal disertai keringat dingin bercucuran membashi wajah, tetesan darah segar terus mengucur dari luka di tubuh akibat tebasan pedang dimana tanpa ampun serta belas kasih Kabuto menyerangnya sementara itu Shin hanya bisa berdiri menonton melihat Kabuto menghajar Sai yang lemah tak berdaya.

"Ugh~" seteguk darah kental berwarna merah kehitaman dimuntahkan Sai ketika dada kirinya di pukul sekuat tenaga oleh Kabuto.

Titik kelemahan Sai memang ada pada dada kirinya, namun tidak banyak yang mengetahui hal tersebut kecuali orang-orang terdekat yang mengetahui kondisi tubuhnya.

Seluruh tubuh Sai mati rasa tidak bisa digerakkan sama sekali akibat serangan Kabuto.

Sudah beberapa kali dada kirinya di pukul belakangan ini membuat jantungnya sakit dan penyakitnya semakin parah.

Apakah akhir hidupnya sudah dekat?

Tidak mau menyerah hingga titik darah penghabisan, dengan sisa tenaga yang dimiliki Sai berusaha sekuat tenaga bangkit meski terlihat begitu kepayahan tapi ia berhasil berdiri meski tidak kokoh namun ia masih sempat memegang katana ditangan menunjukkan jelas pada Kabuto kalau ia bukanlah orang lemah dan tidak mudah dikalahkan.

"Ugh~" Sai muntah darah lagi.

Sekuat tenaga Sai tetap berdiri tegap meski rasa sakit mendera seluruh tubuh, entah jika Kabuto menyerang apakah bisa menghindar atau tidak.

Tawa keras terdengar nyaring dari Kabuto merasa senang melihat kondisi Sai yang bisa dikatakan sekarat tapi masih tetap saja sombong berusaha keras terlihat kuat, "Aku akan segera mengakhiri ini semua,"

My (Perfect) Young HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang