Disclaimer :
Naruto : Masashi Kishimoto
Selamat membaca 🤗
🌼
Wajah Sasori tampak lesu sejak sejam lalu ia terlihat terus memandangi layar ponsel seolah sedang menunggu kabar seseorang entah siapa tapi sikapnya benar-benar membuat pemuda bertindik yang sedang berjalan ke arahnya dibuat penasaran sekaligus heran.
Sejak pulang kerja sikap pemuda bersurai merah pendek itu memang aneh biasanya setelah mandi dan makan malam akan menenggelamkan diri dengan tumpukan boneka kesayangannya di kamar tapi malam ini ia kedapatan duduk termenung di ruang depan sambil memandang gelisah ke arah ponsel.
"Oi, Sasori," panggilnya setengah berteriak.
"Hm...." Sahutnya malas masih sibuk dengan ponselnya.
Pemuda bersurai oranye itu mendudukkan diri tepat di sebelah Sasori masih dengan handuk kecil melingkar di leher, "Sedang menunggu kabar dari pacar?" Tanyanya menggoda sambil menenggak minuman kaleng ditangan.
"Bukan calon pacar tapi calon pendamping hidup," jawabnya meralat merasa yakin kalau mereka berdua berjodoh.
Sesaat pemuda berpenampilan nyentrik itu dibuat terkejut namun detik berikutnya tersenyum geli, "Wanita buta mana yang mau denganmu?" Ledeknya seolah-olah tidak ada gadis yang mau dengan temannya itu karena memiliki hobi aneh sejak dulu.
"Kau ingin berkelahi dengan ku, Pein!" Serunya kesal.
"Aku hanya bertanya tidak perlu se marah itu," sahut Pein santai tidak merasa takut dengan tatapan sinis Sasori.
"Pertanyaan mu itu sudah menyinggung perasaan dan harga diri ku," katanya penuh emosi.
"Maaf kalau begitu, tapi siapa wanita yang sudah merebut hati si cantik Saori kita," tanyanya sambil menggoda.
"Aku ini pria tampan yang lebih cantik dari Deidara," ralatnya penuh percaya diri.
Sepertinya orang-orang di sekitar Hinata memiliki kepercayaan diri tinggi atau bisa dibilang narsis dan salah satunya adalah Sai selain Sasori.
Beruntung kedua pria berbeda warna rambut serta watak itu terbilang tampan menawan jadi tidak bisa terbantahkan."Terserah padamu saja," Pein tersenyum sekilas lalu menenggak habis minuman kaleng yang tadi dibawa.
Setelah berendam air hangat menikmati sekaleng minuman soda sungguh nikmat dan pas karena membuat tubuh lebih segar. Tak heran jika di lemari pendingin selalu tersimpan banyak minuman kaleng jenis apapun termasuk beer berbagai merek.
Sasori menatap penuh arti pada Pein, lalu bertanya sesuatu, "Bagaimana menurutmu jika aku mendekati Nona Yugao?"
Pein dibuat terhenyak lalu setelahnya mendesah pelan, "Carilah wanita lain dia bukan wanita sembarangan yang bisa dengan mudah di dekati," katanya menasehati sebagai seorang teman.
"Memangnya dia tipe wanita yang sulit di dekati?" Sasori tampak berpikir keras.
"Bukan pribadinya yang membuat sulit di dekati tapi pekerjaan juga statusnya," jelas Pein berharap Sasori mengerti dan paham.
"Maksud mu?" Dahi Sasori berkerut bingung.
"Jangan berpura-pura tidak tahu, bukankah kita semua sudah tahu apa pekerjaan wanita bernama Yugao itu yang belakangan terus membuntuti Hinata kemanapun seperti anak ayam," Pein melemparkan tatapan dingin.
Sasori mendesah sedih sambil menundukkan wajah lesu, "Jika aku bisa memilih aku tidak mau jatuh hati padanya. Tapi aku bisa apa? Seperti hujan yang tidak bisa memilih di bagian bumi mana dia akan terjatuh," lirihnya penuh rasa sedih seolah sedang merasakan patah hati padahal belum juga memulai tapi sudah sedih dan kecewa lebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My (Perfect) Young Husband
RomanceSemuanya berawal dari segelas Tequilla yang di kira Hinata adalah orange jus, membuatnya mabuk dan tanpa sadar melewati malam panas bersama seorang pemuda tampan bernama Sasuke Uchiha. Akibat kejadian malam itu kehidupan Hinata berubah drastis apala...