Chapter 15

4K 310 14
                                    

Disclaimer :

Naruto : Masashi Kishimoto

Happy Reading 😉

❄️

❄️

❄️

❄️

❄️

Hujan nampak turun membasahi kota Tokyo sejak subuh tadi dengan intensitas cukup deras membuat orang-orang enggan beranjak bangun dan tetap memilih berada di dalam selimut, melindungi diri dari hawa dingin yang menyelimuti kota akibat hujan ditambah sudah mulai memasuki musim gugur udara pun semakin dingin.

Wanita cantik bermahkota indigo dalam balutan piyama tidur berlengan panjang terbangun karena udara dingin yang begitu terasa menusuk kulit padahal selimut tebal sudah menutupi hampir seluruh tubuh. Pendingin udara yang sejak semalam di nyalakan memperparah udara di dalam kamar menjadi semakin dingin bahkan tubuhnya sedikit bergidik merinding karena hawa dingin yang menerpa.

Namun sepertinya pemuda yang tidur disebelahnya terlihat nyaman juga nyenyak tidur tanpa merasa kedinginan sama sekali.

Melepaskan lengan yang sejak semalam terus mendekapnya begitu erat lalu turun perlahan dari ranjang. Menyeret sendal kamar ke arah jendela saat tirai jendela di singkap sedikit mata seindah bulannya mendapati pemandangan kota yang basah di guyur hujan, pantas saja jika udara terasa dingin. Padahal kemarin cuaca cerah tidak ada tanda-tanda akan hujan hari ini, tapi namanya juga manusia hanya bisa menerka-nerka selebihnya Tuhan yang memiliki kuasa atas segalanya.

Melirik ke arah jam dinding besar di tengah kamar, suara desahan pelan keluar dari mulutnya dimana jarum jam menunjukkan tepat pada angka enam. Dimana hari ini ia terbangun lebih cepat satu jam dari biasanya tapi karena sudah terlanjur bangun dan tak bisa tidur lagi, ia memutuskan pergi ke dapur untuk memasak sarapan untuk suami tercinta.

Morning sickness yang sering di alaminya semenjak kehamilannya sudah mulai berkurang tidak sesering biasanya dimana pada awal kehamilan pasti setiap bangun tidur akan muntah disertai rasa mual.

Tangannya begitu lihai memotong, mengiris bahan-bahan masakan, aroma sedap dari masakan tercium jelas menyelimuti area dapur. Beruntung di dalam lemari pendingin dipenuhi berbagai macam kebutuhan dapur membudayanya untuk memasak apa saja.

Selesai memasak ia pergi untuk mandi walau pada umumnya orang Jepang tidak ada yang mandi di pagi hari namun semenjak hamil dirinya memiki kebiasaan mandi setiap pagi.

"Pagi Hime." Sapa pemuda bersurai raven ini sambil mengecup singkat pipi kanan wanita dalam dekapannya.

"Kau sudah bangun Sasuke-kun."

"Kenapa tidak membangunkan ku." Ujarnya sambil memeluknya dari belakang.

"Tidurmu nyenyak sekali, aku tak tega membangunkan." Sahutnya pelan.

"Bukankah kau tahu kalau aku tak bisa tidur nyenyak tanpa kau di sisiku."

Membalikkan tubuh memandang wajah suaminya yang baru bangun tidur dimana ketampanannya tidak hilang dan masih tetap mempesona, bisa ia bayangkan betapa banyak gadis diluar sana begitu tergila-gila pada suaminya yang memang benar-benar tampan bak dewa Yunani. Sungguh beruntung dirinya bisa menikahi pria seluar biasa Sasuke.

Seringai kecil menghias wajah tampan Sasuke menyadari tatapan intens dari istrinya. "Masih pagi kau sudah berpikiran nakal." Godanya yang sukses membuat pipi gembil Hinata merona merah.

My (Perfect) Young HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang