Chapter 13

3.7K 276 22
                                    

Disclaimer :

Naruto : Masashi Kishimoto

Happy Reading 😉

💮

💮

💮

💮

💮

Sepatu pantofel hitam terpasang di kedua kaki, Sasuke sengaja menggoyang kan salah satu kakinya memastikan kalau sepatu yang dipakai tidak kebesaran atau kesempitan mengingat sepatu yang baru dibeli dua bulan lalu tidak bisa dipakai karena ukuran kakinya bertambah.

Kedua manik hitam sekelam malam itu melirik ke samping sambil mengulurkan tangan. "Tasku, Hime." Pintanya dengan nada lembut menunggu wanita bersurai indigo panjang dalam balutan Appron bergambar kelinci yang sejak tadi terus berdiri setia di samping terlihat bengong mendekat erat tas di depan dada.

"Hinata." Panggilnya lagi dengan nada sedikit tinggi.

Namun tak ada sahutan sama sekali, seolah-olah wanita disampingnya ini patung.

Merasa penasaran, Sasuke pun menoleh ke belakang melihat keadaan istrinya dan mendapati wanita cantik bersurai indigo tersebut sedang terbengong kaget.

Tas sekolah milik Sasuke masih setia di dekap di depan dada, mata seindah bulan itu terus memandangi penampilan Sasuke dari atas sampai bawah yang pagi ini terlihat tampan sekaligus berbeda dalam balutan seragam sekolah SMA Empire Gakuen.

Jujur saja sebenarnya Hinata sedang terpana sekaligus terpukul dalam satu waktu saat melihat penampilan Sasuke pagi ini dimana sangat menohok hati.

Dimana pemuda tampan bersurai raven dengan mata sekelam malam yang berdiri di depannya kini tengah mengenakan seragam sekolah SMA bukan kemeja kerja ataupun jas pekerja kantoran, dimana pada umumnya setiap hari para istri pasti selalu mengantar suami mereka pergi bekerja mencari nafkah bukan pergi ke sekolah menuntut ilmu, terlebih masih duduk di bangku SMA.

Adakah di dunia ini orang yang mengalami kejadian aneh sekaligus luar biasa seperti ini selain Hinata?

"Hime, apa kau sakit?" Tanya Sasuke heran melihat sikap aneh Hinata pagi ini.

"Akh~" Hinata terlonjak kaget kemudian tersenyum manis berusaha menutupi keterkejutan nya sendiri sekaligus rasa malu karena bengong di depan sang suami. "Maaf." Katanya dengan pipi sedikit bersemu merah muda.

Salah satu tangan Sasuke terangkat hendak menyentuh kening Hinata namun di tepis pelan. "Kau mau apa?" Tanya Hinata gugup.

"Diamlah!" Omel Sasuke seraya menempelkan telapak tangannya di kening Hinata. "Tidak demam." Gumam Sasuke.

Hinata mencebikkan bibir ke depan. "Aku memang tidak sakit."

"Tapi sikapmu aneh, aku takut kau demam tapi ternyata tidak. Lalu kenapa sikapmu aneh dan melihatku seperti itu." Sasuke menatap penuh curiga.

Hinata tertawa kikuk tiba-tiba berusaha menutupi. "Ti-tidak. Aku hanya...."

"Hanya apa, hm?" Sela Sasuke dengan senyuman miring.

Wajah Hinata teras panas, kedua pipinya ikutan merona malu. "Sudah cepat sana pergi nanti terlambat sekolah." Ujarnya sambil memberikan cepat tas sekolah.

Tawa ringan terdengar dari mulut Sasuke, mengusap puncak kepala sang istri penuh kasih lalu mencium cepat bibir ranum nan menggoda itu. "Tunggu aku pulang di rumah, jangan pergi kemana-mana."

My (Perfect) Young HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang