Disclaimer :
Naruto : Masashi Kishimoto
Selamat membaca semuanya
.
.
.
Sasuke duduk gelisah memegangi tangan Hinata sambil terus merapalkan doa kepada Tuhan, memohon keselamatan sekaligus kesembuhan bagi Hinata sebab ia tidak bisa kehilangan dirinya karena tidak sanggup jika harus hidup tanpa kehadarian Hinata disisinya yang begitu berarti.
"Ngh~" lenguh Hinata pelan membuyarkan lamunan Sasuke.
Sesuai perkataan dokter yang menangani proses operasi cesar kalau satu atau dua jam Hinata akan siuman meskipun awalnya Sasuke sempat dilanda kepanikan sekaligus ketakutan sebab Hinata tak kunjung membuka mata tapi akhirnya semua perasaan itu hilang seketika saat melihat manik bulan milik Hinata.
Rasa bahagia sekaligus lega begitu memenuhi hati membuat Sasuke tersenyum lega menatap Hinata. "Syukulah kau bangun, Hime,"
"A-anata..." lirih Hinata pelan seraya berusaha untuk bangun namun ditahan oleh Sasuke.
"Tetaplah berbaring," pinta Sasuke cemas.
Hinata pun menuruti permintaan Sasuke dengan tetap berbaring.
"Dimana anak kita? Dimana dia sekarang, Anata?" Hinata bertanya panik sekaligus takut karena tidak melihat sang buah hati di sini bersamanya.
"Tenanglah, honey," Sasuke mengelus lembut puncak kepala Hinata mencoba memberi ketenangan.
Sasuke menjelaskan secara lembut serta penuh ketenangan agar Hinata tidak panik, ia mengatakan kalau anak mereka baik-baik saja dan sedang berada di ruang perawatan bayi nanti suster akan datang mengantarkan setelah kondisi Hinata stabil apalagi anak mereka juga membutuhkan susu dari Hinata yang merupakan sang ibu.
Selang infus serta darah masih terpasang di tangan Hinata bisa dibilang meskipun sudah siuman dan sudah melewati masa kritis tapi kondisi Hinata belum sepenuhnya pulih masih membutuhkan perawatan intensif selama beberapa hari ke depan di rumah sakit.
"Anata," isak Hinata dalam dekapan Sasuke.
Kini keduanya saling berpelukan melepaskan perasaan masing-masing.
"Tenanglah semuanya baik-baik saja, honey," Sasuke mengelus punnggung Hinata, "Maafkan aku karena tidak bisa menjaga kalian dengan baik," ucapnya penuh nada penuh penyesalan mendalam.
Sasuke benar-benar merasa bersalah sampai menyalahkan dirinya sendiri atas musibah yang menimpa Hinata.
"Tidak. Semuanya bukan salahmu, Anata,"
Mata bulannya menatap dalam iris kelam sekelam malam tersebut yang terlihat berkaca-kaca dan menyimpan kesedihan sekaligus rasa bersalah, sesaat Hinata tersenyum lembut lalu kedua tangannya mengelus pipi Sasuke yang tiba-tiba saja basah oleh air mata.
"Aku sudah gagal menjadi suami juga sebagai ayah," lirih Sasuke dipenuhi perasaan bersalah mendalam.
Mengusap perlahan pipi Sasuke, "Kau tidak gagal Anata. Selama ini kau sudah melakukan segalanya dengan baik dan penuh rasa tanggung jawab. Jadi aku mohon jangan salahkan dirimu sendiri,"
"Hime..." Sasuke menatap nanar wajah Hinata.
"Kau adalah suami sekaligus ayah terbaik di dunia ini, terima kasih Sasuke-kun," ucap Hinata penuh rasa terima kasih mendalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
My (Perfect) Young Husband
RomansaSemuanya berawal dari segelas Tequilla yang di kira Hinata adalah orange jus, membuatnya mabuk dan tanpa sadar melewati malam panas bersama seorang pemuda tampan bernama Sasuke Uchiha. Akibat kejadian malam itu kehidupan Hinata berubah drastis apala...