Chapter 32

1.3K 174 44
                                    

Disclaimer :

Naruto : Masashi Kishimoto

Selamat membaca semuanya 🤗

🐾

Entah mengapa pagi ini saat bangun tidur perasaan Hinata tak enak, tiba-tiba saja hati diliputi rasa cemas berlebih, tak mau terlalu memikirkan ia memilih berpikir positif kalau kondisi yang di alami akibat perubahan hormon selama kehamilan.

Kedua iris bulanya menatap gemas wajah tidur Sasuke yang seperti anak kecil, begitu tenang dan damai tapi menyeramkan jika sudah marah.

"Anata," panggilnya dengan suara pelan.

Telinga Sasuke sangat peka akan suara walau Hinata memanggilnya dengan suara pelan telinganya masih bisa menangkap jelas dan membangunkan ia dari tidur.

"Ngh~" lenguh Sasuke tak lama membuka mata, "kau sudah bangun," Sasuke menatap wajah istrinya yang baru bangun tidur.

Tangannya terulur menyalakan lampu meja lalu melirik ke arah jam bekker, Sasuke cukup dibuat terkejut karena sekarang baru jam 05.00 pagi masih ada waktu satu jam untuk tidur kembali.

"Anata aku ingin buang air kecil," ujar Hinata meminta bantuan kepada suaminya.

Mengumpulkan nyawa serta tenaga Sasuke perlahan bangun, lalu membantu Hinata bangun dari posisi tidur dengan hati-hati, semenjak kandungan Hinata memasuki usia Minggu ke-32 setiap bangun dari kasur Hinata harus dibantu karena perut besarnya menyulitkan untuk bisa bangun sendiri.

Kaki telanjang Hinata dipakaikan sendal kamar berbahan bulu lembut satu persatu oleh Sasuke, "mau aku gendong ke kamar mandi?" Sasuke menawarkan bantuan lain.

"Tidak perlu, aku bisa berjalan sendiri," tolak Hinata lembut tak mau merepotkan.

"Baiklah tapi aku akan membantu menuntun mu ke kamar mandi," Sasuke memapah Hinata ke kamar mandi.
Ketika sudah duduk di atas closed Hinata terdiam menatap canggung Sasuke tidak melakukan apa-apa.

"Kenapa duduk saja katanya ingin buang air kecil," Sasuke duduk berjongkok tepat di depan closed sambil menopang dagu menggunakan kedua tangan.

"Bagaimana aku bisa melakukannya jika kau duduk di depan ku," erangnya kesal dengan pipi merah padam menahan malu.

"Lakukan saja jangan malu lagipula aku sudah melihat dan menjamah setiap inci tubuh mu jadi jangan sungkan-sungkan," Sasuke mengatakan hal itu dengan santai tanpa tahu kalau Hinata dibuat malu setengah mati.

Pundak Sasuke di hadiahi pukulan bertubi-tubi oleh Hinata yang merasa kesal, gemas juga malu, "hal itu berbeda dengan ini," katanya ambigu membuat Sasuke menyeringit kan dahi.

"Kita ini suami istri jadi jangan malu, sudah buka saja celana dalam mu,"

"Sasuke-kun!!!" Pekik Hinata marah.

⋋✿ ⁰ o ⁰ ✿⋌

Tubuh Sai terasa segar, juga wangi setelah mandi berendam di dalam jaquzi bercampur sabun beraroma bunga mawar merah. Kemeja hitam polos selalu menjadi pakaian resmi saat pergi bekerja ke kantor menggantikan tugas Sasuke padahal ia sendiri memiliki pekerjaan yang tak kalah penting yaitu melukis, mengurus galeri seni dimana belakangan ini semua pekerjaan pribadinya sedikit terbengkalai beruntung ada Mitsuki anak laki-laki Orochimaru ikut membantu mengurus galeri di Inggris.

My (Perfect) Young HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang