Disclaimer :
Naruto : Masashi Kishimoto
Selamat membaca semuanya 🤗
.........
.
.
.
Sai membuka mata. Tampak di depannya langit-langit kamar berwarna putih bukan gambar gumpalan awan yang membentang di langit biru seperti bayangannya. Ia pun menatap disekelilingnya. Tubuhnya terbalut selimut tebal dengan pakaian pasien rumah sakit melekat di tubuh serta alat bantu pernapasan terpasang di mulut juga alat pendeteksi denyut jantung di jari.
Apakah kondisinya sudah separah ini?
Hingga banyak alat medis terpasang ditubuh.
Setelah mengamati dan berpikir sejenak, ia menyadari kalau ini bukanlah surga ataupun neraka tapi bukan juga rumah sakit karena tidak tercium aroma obat-obatan melainkan bau menyengat dari dedaunan serta rempah-rempahan yang bercampur serta ditumbuk menjadi satu. Tidak perlu mengira-ngira sedang berada dimana, sebab Sai sudah tahu.
Hal pertama dalam benak Sai sesaat bangun adalah gadis bersurai kuning pony tail dengan iris mata aquamarine bukan hal lain. Samar-samar telinganya saat tertidur tadi mendengar perkataan Sasuke yang akan pergi menyelamatkan kuda poni yang berarti itu adalah Ino.
Julukan kuda poni Sai sematkan hanya pada Yamanaka Ino, tidak pada gadis lain. Dihatinya memang sosok Ino istimewa tidak tergantikan oleh siapapun.
"I-Ino..."
Sai memanggil lirih bercampur harap agar tidak terjadi apapun pada Ino.
Hati menjadi cemas, panik memikirkan kesalamatan Ino.
Jika Sasuke sudah berkata seperti itu, pasti sudah terjadi pada gadis bermata aquamarine itu. Ia tidak harus berpikir keras ulah siapa yang tega melakukan hal sekeji itu jika bukan ide dari anak buah kakeknya sendiri yaitu Kabuto. Pria bersurai putih dengan ciri khas kaca mata minus membingkai wajah itu memang selalu bersikap pengecut melakukan segala cara agar bisa menang.
Sai menggerutu pelan merutuki diri. Terbaring di sini bukan bergegas pergi mencari, menyelamatkan Ino.
Ketika hendak bangun meraih alat pemanggil agar seseorang datang tangannya tidak bisa digerakkan ataupun diangkat. Tubuh terasa lemas tak bertenaga sama sekali padahal ia hanya terbaring selama beberapa hari namun seolah-olah sudah bertahun-tahun. Rasa kesal memenuhi hati, tangan mengepal kuat disamping tubuh merutuki diri sendiri merasa lemah tak berguna, untuk menggerakkan tangan saja tidak bisa apalagi menyelamatkan Ino.
Rasa putus asa perlahan memenuhi hati.
Marah pada diri sendiri karena lemah tak berdaya. Jika seperti ini bagaimana melindungi orang-orang yang ia sayang jika bangkit dari tempat tidur saja tidak mampu.
Ingin berteriak melampiaskan kekesalan hati tapi tidak bisa, tangan hanya bisa mengepal kuat menahan segala emosi yang sedang bercampur aduk dihati.
Beberapa menit kemudian suara pintu terbuka terdengar ditelinga. Menoleh ke samping Sai mendapati wanita bersurai indigo panjang menatap kaget tak percaya ke arahnya.
Secercah harapan ada.
Meskipun wanita bersurai indigo itu belum tentu mau membantunya tapi setidaknya ada harapan meskipun kurang dari satu persen, ia akan tetap mencoba.
KAMU SEDANG MEMBACA
My (Perfect) Young Husband
Roman d'amourSemuanya berawal dari segelas Tequilla yang di kira Hinata adalah orange jus, membuatnya mabuk dan tanpa sadar melewati malam panas bersama seorang pemuda tampan bernama Sasuke Uchiha. Akibat kejadian malam itu kehidupan Hinata berubah drastis apala...