Chapter 27

1.7K 239 23
                                    

Disclaimer :

Naruto : Masashi Kishimoto

Selamat membaca semuanya 🤗

🐾

Dering suara jam bekker menggema ke seluruh kamar membuat pria berjulukan muka pucat oleh Yamanaka Ino, yang merupakan musuh sekaligus rival cinta memperebutkan Deidara dimana setiap hari jika bertemu selalu terjadi pertengkaran, adu mulut saling menyindir dan mengejek satu sama lain namun anehnya tak sekalipun ada rasa benci, dendam atau sakit hati di hati semuanya terasa biasa saja. Tapi jika saja yang di ajak bertengkar bukan Yamanaka Ino entah apa yang akan terjadi bisa saja orang itu kehilangan nyawa atau paling ringan babak belur.

"Ngh~" Lenguhnya merasa terganggu dengan suara jam alarm.

Di luar sana sang Surya telah menampakkan diri menyinari seluruh kota Tokyo hari ini.

Dering suara jam terus bergema membuatnya terpaksa bangun dari alam mimpi namun hanya tangan saja yang bergerak mematikan jam bekker.

Matanya benar-benar masih mengantuk sampai tak bisa di buka sama sekali seperti di lem sesuatu selain itu badannya juga terasa pegal dan butuh di pijat sepertinya pergi ke salon untuk luluran sekaligus di pijat akan masuk daftar list kegiatan hari ini.

Belum ada setengah jam kembali tidur seseorang datang masuk ke dalam kamar tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

Tirai kamar langsung dibuka lebar membuat sinar matahari masuk ke dalam kamar, menyinari seluruh wajah hingga membuat silau.

"Siapa yang berani mengganggu tidur ku!" Erangnya kesal sambil bangkit dari posisi tidur namun matanya masih terpejam.

Pria bersurai cokelat pendek berpakaian jas rapih tersenyum sekilas melihat Bosnya yang terlihat marah. "Selamat pagi, Tuan muda Sai. Maaf jika saya sudah menggangu waktu Anda tapi hari ini adalah ulang Tahun Nyonya besar sekaligus hari kematiannya." Jelasnya.

"Hampir saja aku lupa." Sahutnya lesu berusaha keras membuka kedua mata.

"Jam berapa sekarang, Yamato?" Tanyanya sambil beranjak bangun dari kasur setelah berhasil membuka mata dengan susah payah tentunya.

"Jam 08.00 pagi Tuan Muda." Jawabnya sambil melihat ke arah jam tangan mewahnya.

"Kenapa kau tidak datang jam 10.00 saja." Erangnya sedih karena masih ingin tidur beberapa jam lagi.

"Bukankah Anda memang terbiasa bangun jam 08.00 pagi Tuan muda."

"Memang, tapi bukankah kau tahu kalau aku baru tidur jam 04.00 pagi gara-gara mengurus masalah si Pantat ayam." Desahnya lesu dimana rasa kantuk begitu mendominasi membuatnya begitu malas enggan keluar dari kamar yang terasa begitu nyaman.

"Kurang tidur bagi orang dewasa adalah hal biasa terlebih mengingat Anda orang yang begitu sibuk dengan berbagai pekerjaan." Yamato merapihkan tirai jendela agar sinar matahari bebas masuk ke dalam kamar dan membuka jendela kamar untuk pergantian sirkulasi udara karena udara serta cahaya matahari pagi sangat bagus.

"Semua pekerjaan bisa menunggu ku tapi tidak dengan jam istirahat ku jadi jangan menggangguku tidur." Decaknya sambil duduk di pinggiran kasur belum mau bergerak sama sekali.

Yamato hanya tersenyum kecil sambil menggelengkan kepala pelan melihat tingkah sang Bos yang sedikit terlihat seperti anak-anak dimana selalu protes bahkan marah jika waktu tidurnya diganggu apalagi sampai berkurang karena Sai harus tidur selama 5-6 jam setiap harinya disamping karena penyakit jantung bawaan yang dialami dokter juga menyarankan Sai untuk selalu banyak beristirahat tidak terlalu lelah.

My (Perfect) Young HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang