Chapter 9

4.7K 441 53
                                    

Disclaimer :

Naruto : Masashi Kishimoto

Happy Reading 😉

Cincin bermahkota batu berlian melingkar indah di jari manis Hinata sebelah kiri, tanda sekaligus bukti kalau sudah menjadi milik orang lain atau lebih tepatnya istri bahkan sebentar lagi akan menjadi seorang ibu.

Dulu saat masih menjalin hubungan dengan sang mantan kekasih, Naruto Uzumaki, dalam benak Hinata pernah terbersit kalau suatu hari nanti akan memakai gaun pengantin nan indah dengan sebuah cincin melingkar di jari manisnya, pemberian dari Naruto.

Tapi sayang jalan kehidupan percintaan Hinata tak berjalan mulus, Tuhan memutuskan tali jodohnya dengan Naruto lalu mempertemukan dengan Sasuke Uchiha, seorang pemuda narsis tingkat akut, sombong, menyebalkan, egois, keras kepala, dan manja seperti anak kecil tapi yang lebih mengejutkan lagi, ternyata masih berstatus pelajar SMA tingkat 3 di Empire Gakuen.

Tapi siapa sangka di balik sosok Sasuke yang seperti anak remaja pada umumnya dimana masih suka bermain, bersenang-senang dengan teman sebaya ternyata pemikiran Sasuke sangat dewasa, jauh dari usia yang terlihat, bahkan sangat bertanggung jawab terbukti dengan bersikeras ingin menikahi Hinata tak mempedulikan perbedaan usia di antara mereka berdua yang terpaut delapan tahun.
Karena bagi Sasuke sendiri itu hanyalah sebuah angka, tak bisa menghalanginya untuk mencintai Hinata setulus hati.

Tak ada pesta mewah juga besar yang digelar hanya sebuah perayaan sederhana yang memang sengaja di buat oleh Sai juga para staf Akatsuki Kafe.

Walau bukan sebuah pesta megah di Ballroom hotel berbintang dengan ribuan tamu undangan yang hadir. Mengingat pemuda yang menikahi Hinata berasal dari keluarga kaya dan terpandang, yaitu klan Uchiha.

Dalam pesta yang di kemas dalam kesederhanaan itu, tak banyak orang hadir ikut merayakan hari bahagia keduanya termasuk keluarga besar Sasuke maupun Hinata, hanya ada Sai selaku kerabat Sasuke selebihnya teman Hinata yang bekerja di Akatsuki Kafe, mengingat ibu Hinata sudah meninggal dunia sedangkan sang Ayah tak mau mengakuinya sebagai anak walau nama marga Hyuga dipakai di belakang namanya.

Setelah pesta perayaan usai, keduanya pulang ke rumah milik mendiang ibu Hinata untuk beristirahat, setelah sebelumnya Ino di bantu teman yang lain membersihkannya, dimana setiap sudut rumah di penuhi debu tebal.

Suasana desa Konoha begitu hening, tenang, tak ada hiruk pikuk orang-orang yang melakukan aktifitas di luar rumah, jalan pun terlihat sepi dimana tempat ini masih sangat asri dengan banyak sawah serta perkebunan sayuran membentang menghias desa karena rata-rata penduduk disini bekerja sebagai petani.

Suara binatang malam terdengar menggema seperti alunan musik malam penghantar tidur.

Setelah sampai rumah keduanya tidak banyak berbincang, Hinata sendiri memilih langsung membersihkan diri, lalu pergi tidur tanpa menunggu Sasuke terlebih dahulu.

Sementara itu Sasuke yang melihat wanita bermahkota indigo tersebut sudah tertidur pulas, ikut membaringkan tubuh ke atas futon disamping istrinya.

Kedua sudut ujung bibirnya terangkat, ada rasa bahagia membuncah di dada ketika menyebut Hinata sebagai istrinya. Dan apa yang terjadi kini seolah bagaikan mimpi, jika pun hanya mimpi Sasuke tak mau bangun dari mimpi indahnya.

My (Perfect) Young HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang