Saat Bulan November datang dan salju mulai turun di halaman Hogwarts, Draco mempelajari dua hal. Pertama adalah, Hermione Granger, walau sebelum ini Draco selalu merasa gadis itu sok tahu, ternyata adalah teman yang sangat berguna. Bukannya Draco butuh bantuan dengan pelajarannya, namun dia lebih bisa diajak mengobrol soal pelajaran daripada Harry atau malah Weasley, dan saat mereka mengerjakan tugas bersama, Draco jadi bisa menambahkan beberapa detail yang sebelumnya tidak pernah dia pikirkan. Hal ini tentu saja membuat Draco menghargai Hermione, ditambah, kini gadis itu jauh lebih rileks dan jauh lebih tidak mengesalkan, setelah dirinya pada akhirnya punya teman. Draco jadi bertanya-tanya, bagaimana dirinya akan bersikap kalau dia tidak punya teman atau kalau tidak ada Harry di sisinya. Pasti Draco juga akan menjadi lebih mengesalkan, membuat Draco pada akhirnya memahami sikap Hermione sebelum ini.
Hal kedua yang Draco pelajari adalah, bahwa anak-anak Gryffindor, khususnya Harry, adalah anak-anak yang suka ikut campur urusan orang. Tumbuh di lingkungan penuh Slytherin, Draco tahu bahwa ikut campur urusan orang lain bukanlah sesuatu yang bijak untuk dilakukan, kecuali Draco ingin cari masalah. Jika tidak punya pilihan pun, Draco pasti akan melakukannya dengan cerdik. Tapi Harry, rupanya sama sekali tidak tahu soal itu. Awalnya sih seru, bisa berdiskusi soal Anjing raksasa berkepala tiga yang sedang menjaga entah apa, namun ketika mereka memergoki Snape pincang setelah perjalanannya ke lorong lantai tiga di malam Halloween dan Harry (dengan tidak sengaja, Harry bersumpah pada Draco) mencuri dengar bahwa kaki Snape terluka karena monster yang ada di sana, dan lebih parahnya, Harry terpergok sedang menguping, barulah Draco merasa sangat khawatir pada Harry. Ditambah lagi dengan kejadian pertandingan Quidditch pertama Harry, dimana seseorang berusaha memantrai sapunya untuk menjatuhkan Harry dari sapu terbang. Draco begitu terkejut dan takut, dia hanya bisa mematung dari tribun Slytherin, bahkan lupa caranya bernapas sampai mantranya terangkat dan Harry bisa menaiki sapu terbangnya lagi. Setelah itu, Hermione memberitahu padanya bahwa dia melihat Snape komat-kamit, membuat Draco tidak terkejut lagi dengan apa yang terjadi.
"Sudah kubilang, Hagrid, pelakunya Snape!" Hermione bersikeras saat mereka berkumpul di pondok milik Hagrid begitu pertandingan selesai, untuk meminum teh. "Aku tahu begitu melihatnya bahwa Snape memang memantra-mantrai Harry! Dia—"
"Tidak mungkin!" Potong Hagrid. "Kenapa Profesor Snape melakukan itu?"
Harry bertukar pandang dengan Hermione serta Weasley, dan Draco berharap setengah mati agar Harry menutup mulutnya saja. Namun harapannya rupanya sia-sia.
"Aku tahu sesuatu soal dia," Harry menjelaskan. "Dia mencoba melewati Anjing berkepala tiga saat malam Halloween. Anjingnya menggigit kakinya. Kami rasa dia berusaha untuk mencuri benda yang sedang dijaga anjing itu."
Draco menutup matanya dan menunggu diceramahi bahwa tidak baik menuduh seorang guru sembarangan, namun ceramahnya tidak datang, yang ada malah suara cangkir yang jatuh ke lantai diikuti dengan Hagrid yang terkesiap. "Kok kalian bisa tahu soal Fluffy?"
"Fluffy?!" pekik Draco tidak percaya, sudah membuka matanya lagi. Ekspresi terkejutnya diikuti oleh temannya yang lain.
"Iya, aku yang punya Fluffy," Hagrid memberi tahu mereka. "Aku membelinya dari anak laki-laki Yunani yang kutemui di tempat minum tahun lalu! Aku meminjamkannya pada Dumbledore untuk menjaga—"
Hagrid langsung buru-buru menghentikan perkataannya, sadar bahwa dia hampir saja keceplosan. Ketiga temannya terus saja memancingnya, sambil berdebat bahwa Snape tidak bisa dipercaya. Draco menahan dirinya untuk tidak memutar matanya malas karena kelakuan anak Gryffindor yang kurang cerdik.
"Serius deh," Draco akhirnya bersuara untuk memotong semua perdebatan. "Berhentilah mengusik Hagrid seperti itu! Kepala Sekolah kita kan percaya pada Hagrid, tentu saja Hagrid tidak akan memberitahu pada kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Do It All Over Again (INA Trans)
FanfictionYang Draco inginkan adalah sebuah jalan keluar. Jalan untuk mengulangi semuanya dari awal, dan untuk menghapus semua kesalahan yang pernah dia lakukan selama belasan tahun terakhir. Di umurnya yang ke sebelas, Draco menerima surat dari masa depan ya...