Minggu setelah Harry diumumkan sebagai salah satu perwakilan Hogwarts benar-benar kacau. Pertama, hampir seluruh sekolah—kecuali Gryffindor—memusuhi Harry, menuduhnya curang dan berusaha mencuri ketenaran dari perwakilan Hogwarts yang asli. Apalagi Nott, yang tidak henti-hentinya mencemooh Harry setiap saat (Draco sampai harus dihukum berkali-kali karena berusaha untuk melawan Nott setiap kali dia melakukannya). Semuanya makin tidak karuan saat Rita Skeeter mempublikasikan artikel buruk soal partisipasi Harry dalam Turnamen, membuat Harry makin jadi bulan-bulanan di sekolah.
Yang paling parah untuk Harry, adalah pengkhianatan dari Weasley. Bagi Draco, dia sudah tidak peduli lagi dengan anak itu, namun Harry, sayangnya, masih berharap bahwa Weasley pada akhirnya sadar dan meminta maaf padanya. Keinginan itu tergambar jelas di wajahnya, betapa Harry begitu merindukan Weasley, namun selalu saja Harry menyembunyikannya dengan berusaha marah pada Weasley.
Hal itu membuat Draco makin marah pada si rambut merah itu. Harry sudah banyak pikiran, dan Weasley masih saja menambah-nambahinya. Hermione, di sisi lain, berusaha setengah mati untuk menjadi penengah di antara mereka, namun semakin hari semakin frustrasi karena mereka berdua tak kunjung mau berbaikan.
Orang-orang dewasa di sekitar mereka juga tidak begitu berguna, seperti yang Draco harapkan. awalnya. Sirius, ketika akhirnya dia menjawab surat Harry, memberitahu Harry untuk berbicara dengannya tanggal 22 November jam 1 tengah malam di ruang rekreasi Gryffindor. Selain fakta bahwa Sirius sudah gila karena menyarankan ide itu, dimana dia menyusup ke sekolah untuk berbicara dengan Harry—Draco juga frustrasi karena tanggal tersebut adalah dua hari sebelum Harry harus berhadapan dengan tantangannya yang pertama. Bagaimana mereka bisa menyiapkan apapun itu yang Harry butuhkan kurang dari dua hari?
Surat dari Ibunya juga tidak begitu membantu. Katanya dia tidak menyadari adanya perbedaan yang berarti dengan sikap Ayahnya, 'walau Mother sebenarnya juga susah mengamati Ayahmu karena Mother selalu saja berusaha menghindarinya, kalau boleh jujur,' kata surat Ibunya. Ibunya berjanji untuk menginterogasi para peri rumah, namun Draco ragu rencana itu akan berhasil. Setelah kejadian Dobby, Ayahnya sudah tidak percaya lagi dengan Peri Rumah.
Setelah cukup kesal dengan semuanya, Draco akhirnya mencoba untuk menghubungi Profesor Lupin. Jawabannya langsung datang dengan cepat, walau juga tidak begitu membantu seperti apa yang Draco harapkan.
Untuk Draco,
Aku dengar soal Harry dan Dumbledore, dan semua itu sejujurnya juga membuatku khawatir. Kami semua sangat khawatir. Untuk saat ini, tidak ada yang tahu siapa kira-kira yang mencoba mencelakai Harry dan untuk apa dia melakukannya, tapi yakinlah bahwa kami sedang mencari tahu sekeras yang kami bisa.
Soal Turnamennya sendiri, maaf aku harus mengecewakanmu. Dumbledore tidak pernah memberiku informasi apapun soal tantangannya, dan sayangnya aku juga tidak punya banyak kenalan yang membuatku bisa tahu soal Turnamennya. Intinya, kalau boleh memberi saran, ada baiknya Harry berlatih banyak mantra pertahanan. Di samping itu, tetaplah mengharapkan yang terbaik.
Maaf aku tidak dapat membantu banyak, Draco. Tapi kalau kamu butuh bicara dengan seseorang, aku akan selalu ada di sini untuk membalas suratmu, aku janji.
Salam,
Remus Lupin
Kata gugup bahkan sudah tidak bisa menggambarkan perasaan Draco sekarang. Dia menghabiskan banyak waktu di perpustakaan dengan Harry dan Hermione, dan di tengah-tengah tugas sekolah mereka yang menumpuk, mereka juga mencari tahu soal mantra-mantra pertahanan yang dapat digunakan oleh Harry di Turnamen.
Kadang-kadang, Viktor Krum bergabung dengan mereka, walau dia tidak begitu banyak bicara saat bersama dengan Harry dan Hermione jika dibandingkan saat Draco berdua saja dengannya di meja Slytherin. Tapi tetap saja, mengingat bagaimana seluruh sekolah memperlakukan Harry (dan juga Draco serta Hermione karena mereka berdua selalu di samping Harry), Draco terkesan dengan usaha Viktor untuk tetap berteman dengan rival-nya di Turnamen ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Do It All Over Again (INA Trans)
FanfictionYang Draco inginkan adalah sebuah jalan keluar. Jalan untuk mengulangi semuanya dari awal, dan untuk menghapus semua kesalahan yang pernah dia lakukan selama belasan tahun terakhir. Di umurnya yang ke sebelas, Draco menerima surat dari masa depan ya...