[Year 7] Chapter 5. Tidak Ada Waktu untuk Mengucap Perpisahan

1.3K 116 6
                                    

Setelah upacara pemberkatan, mereka duduk di meja makan bersama dengan Luna, Yurika, Ryan dan Ginny—karena Harry dan Weasley tidak mau semeja dengan Viktor, walaupun Draco sudah mewanti-wanti Harry agar cepat atau lambat Harry tetap harus memberi salam padanya, yang langsung diabaikan oleh Harry. Tapi toh, Draco tidak keberatan duduk di sana. Ryan sekarang sudah menebak bahwa 'Barny' adalah Harry, dan dia menyapa mereka dengan seringaian di wajah, sambil bertanya pada Draco serta Harry apa susah menahan diri untuk tidak grepe-grepe pada satu sama lain. Komentarnya hanya mendapat tatapan kesal Harry. Ginny yang ingin menyelamatkan pacarnya langsung mengajaknya untuk berdansa.

"Tahu tidak, di dalam kepalamu isinya banyak Wrackspurt loh Harry," komentar Luna sambil memperhatikannya. "Lebih baik kamu keluar, supaya gnome menggigitmu. Biar kamu lebih enakan."

"Makasih, Luna," jawab Harry rikuh. "Nanti... akan kupikirkan."

Luna mengangguk dengan serius, dan Yurika langsung mengecup pipinya.

"Dansa juga yuk?" ajak Yurika, sambil menarik tangan Luna dan mengaitkan kedua jemari mereka.

"Oh iya, ayo!" Luna berseru, berjalan sambil berjingkat dan berputar-putar. Membuat pacarnya terkekeh.

Baru saja Luna dan Yurika pergi, namun sedetik kemudian, Viktor sudah duduk di kursi mereka. Draco langsung bisa merasakan tubuh Harry menegang di sebelahnya.

"Kamu kenal gadis itu dan Ayahnya?" tanya Viktor hati-hati sambil menunjuk Luna.

"Iya," Draco mengangguk, alisnya terangkat. "Kenapa memangnya?"

"Kenal dekat?"

"Dia salah satu teman baikku. Kalau Ayahnya sih, aku baru bertemu hari ini. Memangnya ada apa, Viktor?"

Viktor tampak ragu-ragu sebelum mendekat ke arah Draco sambil sedikit berbisik. "Karena simbol yang dia kenakan di leher," gumamnya, dahinya mengernyit. "Simbol kalungnya itu milik Grindelwald."

Draco membelalak, lalu mematung.

"Pasti kamu salah sangka," jawab Harry cepat-cepat. "Luna adalah teman baik kami, dan keluarganya tidak mungkin berkaitan dengan penyihir jahat Ilmu Hitam begitu."

"Luna kenapa memangnya?" tanya Weasley tiba-tiba. Dia baru gabung, tapi langsung ingin mengajak ribut Viktor.

"Bukan apa-apa," Draco memotong, supaya Weasley tidak ikut-ikut. Sebagai upayanya, Draco  langsung melirik Hermione. Sahabatnya itu langsung paham.

"Ron, mau dansa tidak?" ajak Hermione.

"Oh—boleh sih," jawab Weasley dengan pipi yang memerah. Dia segera bangkit dan mengulurkan tangannya pada Hermione. Weasley lalu melirik ke arah Viktor dengan sombong, entah kenapa. Namun Viktor tidak terlalu peduli karena tatapannya kini terarah pada Harry.

"Kalau boleh tahu, kamu siapa ya? Kita belum kenal sepertinya." ujar Viktor. Dan walau pertanyaannya sangat wajar, ekspresi Harry langsung masam.

"Barny," jawabnya ketus. "Barny Weasley."

"Oh begitu," jawab Viktor, lalu kembali menghadap Draco. "Simbolnya memang benar. Aku hidup di Jerman, di mana Grindelwald dulu berkuasa. Aku tahu dengan jelas simbol kekuasaannya."

"Baiklah," Draco berujar, sambil memikirkan tentang informasi yang didapatkannya barusan. "Bisa jadi, Viktor, kalau Ayah luna tidak tahu arti dari simbol itu, atau dia berpikir simbolnya memiliki arti lain. Keluarga Lovegood memang sedikit eksentrik."

"Eksentrik bagaimana?" tanya Viktor, masih mengernyit.

"Well," Draco mulai menjelaskan. "Yang pertama, mereka percaya banyak sekali makhluk-makhluk aneh yang belum pernah dapat dibuktikan secara ilmiah. Luna sering sekali bercerita soal..." Draco menggigit bibirnya. "Sulit deh untuk jelaskan kalau tidak bertemu dengan dia secara langsung. Maksudnya baik kok, dia tidak jahat. Jadi tidak mungkin Ayahnya tahu arti dari simbol itu."

Do It All Over Again (INA Trans)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang