Madam Pomfrey hampir saja menjatuhkan sebotol kecil ramuan yang digenggamnya saking leganya saat melihat Draco. Dia kemudian berhenti sejenak dari kegiatannya memberikan penawar pada para korban untuk menuntun Draco ke sebuah ranjang dan memberinya secangkir coklat panas, yang ditetesi ramuan penenang.
"Aku akan kembali lagi sebentar lagi, Nak," katanya, dengan suara yang sedikit lebih lembut dari nadanya yang biasanya penuh ketidak sabaran. "Aku urus yang lain dulu sebentar." setelah berkata begitu, dia meninggalkan Draco dan Ibunya berdua.
Narcissa ragu-ragu sejenak, sebelum dia duduk di samping ranjang anaknya, tangannya menyentuh pundaknya penuh hati-hati.
"Maaf karena kamu harus melewati semua ini, sayang," bisiknya. "Mother harap kamu memberitahu sebelum ini, agar Mother bisa membantumu."
"Memangnya aku bisa bilang apa?" tanya Draco dengan suara bergetar. "'Mother, Father membebaskan monster di sekolahku. Tolong bantu aku menyelamatkan semua murid keturunan muggle'?" Jemari Draco menggenggam cangkir hangatnya makin erat. "Memangnya Mother akan membantuku?"
"Draco," Ibunya menghela napas. "Tidak ada satu hal pun yang tidak akan Mother lakukan demi kamu, sayang. Dan Mother sedih kalau kamu berpikir Mother akan setuju dengan rencana yang bisa membahayakanmu, atau membahayakan orang yang penting bagimu."
Draco menelan ludahnya, menahan dirinya untuk tidak menangis lagi.
"Dan jujur, Mother benar-benar kaget karena Ayahmu itu berani-beraninya sampai melakukan hal sejauh itu," tambahnya, dengan nada yang begitu dingin. "Ayahmu itu pasti akan mendapat konsekuensinya, Mother janji."
Percakapan mereka dipotong saat Weasley memasuki Ruang Kesehatan, diikuti dengan Lockhart yang kelewat ceria.
"Kamu oke kan, Malfoy?" tanyanya ragu-ragu. Draco mengangguk tanpa kata. "Baguslah. Profesor Dumbledore memintaku untuk mengantar Lockhart. Madam Pomfrey dimana?"
Madam Pomfrey menampakkan diri dari balik tirai begitu mendengarnya, perawat itu terlihat begitu lelah.
"Apa yang terjadi padanya?" tanyanya. "Aku lagi sibuk, loh!"
"Mantra Pikirannya menyerang dirinya sendiri," Weasley memberikan informasi. "Dia tidak bisa ingat dirinya siapa."
"Oh, Merlin," Madam Pomfrey menghela napas, sambil mengangkat satu alisnya. "Well, silakan pilih satu ranjang, Profesor, nanti akan saya periksa. Kalau memang ingatan Anda masih bisa diselamatkan, pasti tidak apa-apa kalau harus menunggu," setelah bicara begitu, Madam Pomfrey kembali mengurus korban-korban lain dan menghilang dibalik tirai.
Lockhart berdiri, tersenyum simpul namun tidak bergerak, sebelum Weasley mendorongnya ke ranjang dengan sembarangan, sambil memutar matanya.
"Aku mau pergi ke Menara Gryffindor," katanya pada Draco. "Ginny dan semuanya benar-benar khawatir. Dan sepertinya Profesor McGonagall sedang menyiapkan perayaan. Bisa hadir di perayaannya tidak?"
"Entahlah," Draco mengedikkan bahu, merasa aneh karena Weasley berusaha bersikap baik padanya.
"Oke deh," jawab Weasley canggung. "Ya sudah, sampai ketemu nanti." tambahnya, Draco mengangguk, melihat anak laki-laki itu kemudian pergi.
Draco dan Ibunya sama sekali tidak berkata apapun selama beberapa waktu. Draco meminum coklat hangatnya tanpa kata, merasakan minuman dan ramuan yang tercampur di dalamnya membuat tubuhnya hangat. Detak jantungnya memelan, dan akhirnya dia berhenti gemetar. Ibunya mengelus-elus punggungnya dengan lembut.
Draco merasa hampir seperti dirinya sendiri lagi ketika Ayahnya tiba-tiba masuk ke dalam Ruang Kesehatan. Matanya begitu merah karena amarah.
"Kita pulang, Narcissa," perintahnya. Dia sama sekali tidak memandang anak laki-lakinya, dengan mata hanya terfokus pada istrinya. Draco merasakan tangan Ibunya di punggung Draco terhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Do It All Over Again (INA Trans)
FanfictionYang Draco inginkan adalah sebuah jalan keluar. Jalan untuk mengulangi semuanya dari awal, dan untuk menghapus semua kesalahan yang pernah dia lakukan selama belasan tahun terakhir. Di umurnya yang ke sebelas, Draco menerima surat dari masa depan ya...