Bulan Februari datang dan pergi tanpa terasa, dipenuhi oleh kelas-kelas dan pelatihan Apparition. Mereka berlatih Apparition di akhir pekan dengan pelatih yang dikirim oleh Kementerian bernama Mr Twicross, seorang pria membosankan yang benar-benar tidak mencolok jika membaur dalam ruangan penuh manusia. Harry dan Draco sih menebak karena pria itu kebanyakan ber-Apparate, pastilah tidak sehat ber-Apparate sebanyak itu untuk tubuh seseorang. Jadilah pekerjaan sebagai pelatih Apparition dicoret dari daftar pekerjaan yang mungkin cocok bagi masa depannya.
Konsep dari Apparition itu sendiri awalnya masih menjadi konsep yang aneh, namun Draco perlahan-lahan mengerti, seperti ketika dia mempelajari Occlumency dan Legilimency.
"Intinya adalah fokus dan pengendalian pikiran," Draco mengedikkan bahu sambil menjelaskan saat mereka sudah duduk di Aula Utama. Siang itu mereka baru saja selesai pelajaran Apparition yang kedua dan dirinya berhasil ber-Apparate ke seberang ruangan dengan sukses. "Pastikan pikiranmu menuju ke arah tujuanmu, jangan biarkan dirimu terdistraksi—"
"Iya, iya, destinasi, determinasi, deliberasi," Harry mengulangi sambil memutar matanya, namun dia menahan senyumnya. "Kamu ini menyebalkan, tahu tidak? Kok bisa sih kamu bisa melakukan semuanya?"
"Mana ada!" Draco mengelak, sambil tertawa.
"Beneran kok," Harry mendengus. "Kalau bukan kamu, aku pasti sudah sebal setelah mati."
"Kalian ini mendebatkan apalagi sih?" Ginny yang baru datang langsung terkekeh, dia lalu duduk di sebelah Draco. Begitu Draco mendongakkan kepala, dirinya baru sadar bahwa Ginny datang bersama dengan Ryan.
"Mereka memang pacarannya begitu, Gin, penuh perdebatan," timpal Hermione singkat, tanpa mengangkat kepalanya dari bukunya. Hari ini Hermione juga berhasil ber-Apparate, namun dia baru berhasil setelah Draco melakukannya duluan, jadi sepertinya Hermione sedikit kesal pada dirinya sendiri.
"Waduh, maaf deh," Ginny memutar matanya, dan Ryan menyeringai kesenangan melihatnya. "Aku tidak bermaksud mengganggu kalian."
"Lucu sekali," jawab Draco kesal. "Kami berdua cuma ngobrol soal kelas Apparition kok."
"Oh iya ya," Ginny seperti baru tersadar. "Bagaimana pelajarannya?"
"Draco dan Hermione berhasil ber-Apparate hari ini," Harry menjawab.
"Ya ampun, yang benar?!" Ginny pura-pura terkejut.
"Ya kan?" Harry mengangguk. "Sangat mengejutkan." Tambahnya sarkas.
"Kadang aku heran kenapa aku mau-maunya berteman dengan kalian," Draco mengeluh. "Kalian sukanya mem-bully kami cuma karena kami lebih pintar dari kalian, tapi akhirnya mencoba untuk mencontek tugas yang kami kerjakan."
Harry tertawa. Ginny, di sisi lain, langsung bangkit.
"Aku tanya Dean dulu deh dia gimana," ujarnya. "Sampai jumpa nanti ya!" dan setelahnya, dia langsung berjalan ke arah pacarnya yang sedang duduk dengan Finnigan dan Longbottom. Draco menyadari pandangan aneh Ryan pada Ginny.
"Jadi," Draco mengajak Ryan bicara, membuat rekan satu tim-nya itu menghadap ke arahnya. "Kamu sekarang sudah mau berteman dengan musuh, nih?"
"Aku kan cuma mengikuti jejakmu," jawab Ryan, membuat keduanya menyeringai satu sama lain.
"Aku baru tahu kalau kalian dekat," tambah Draco. "Maksudku, aku tahu sih kalian ngobrol, tapi aku tidak tahu kalian juga menghabiskan waktu bersama."
"Gimana ya," Ryan mengedikkan bahu, lalu curi-curi pandang ke arah Thomas yang sekarang tengah memeluk pundak Ginny. Ekspresinya lantas menjadi aneh kembali. "Tiba-tiba saja kami jadi dekat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Do It All Over Again (INA Trans)
FanfictionYang Draco inginkan adalah sebuah jalan keluar. Jalan untuk mengulangi semuanya dari awal, dan untuk menghapus semua kesalahan yang pernah dia lakukan selama belasan tahun terakhir. Di umurnya yang ke sebelas, Draco menerima surat dari masa depan ya...