"Untuk yang terakhir kalinya, Draco," Lucius Malfoy menyentak, sambil mengangkat wajahnya dari surat yang sedang coba dia tulis. "Kita tidak akan berkumpul dengan—para Darah Lumpur dan Darah Pengkhianat ini, sambil berpakaian seperti Muggle sehingga Kementerian bisa mengontrol para sampah yang punya tanah menyedihkan itu."
"Siapa yang mengajak Father sih?!" Draco menyentak juga, mukanya merah penuh amarah. "Aku cuma memberitahu kalau aku akan bertemu dengan teman-temanku dan—"
"Tidak boleh!" kini Ayahnya sudah berteriak. "Kalau sampai kamu melangkahkan kakimu ke area perkemahan menjijikkan itu, aku bersumpah pada Salazar—"
"Aku tidak butuh ijinmu!" Draco balas berteriak. "Kamu sudah tidak bisa memberiku perintah lagi saat kamu mencoba membunuh teman-temanku dengan buku harian busuk itu dua tahun lalu!" tambah Draco benar-benar tidak sopan.
"Aku ini Ayahmu dan kamu harus mendengarkan apa yang aku katakan!" suara Lucius benar-benar membahana, dirinya kini sudah berdiri dan menatap Draco tajam. "Atau kamu tidak boleh datang ke Piala Dunia Quidditch sama sekali!"
"Lalu apa yang akan kamu katakan pada Menteri Sihir kalau dia bertanya dimana anak laki-lakimu?" tanya Draco sambil mencibir. "Apa kamu akan bilang anakmu dikurung dalam rumah hanya karena anakmu ingin bertemu dengan teman baiknya, yang adalah Anak yang Bertahan Hidup?! Oh, silakan saja kalau mau, aku jadi penasaran apa yang akan terjadi kalau kamu benar-benar mengatakannya."
"Jangan berani-beraninya kamu berbicara tidak sopan padaku begitu, dasar anak tidak tahu diuntung—"
"Oh, ayolah," Draco memutar matanya. "Tidak usah banyak drama lagi deh. Sudah berkali-kali aku mendengarkan kata-kata itu, sejak beberapa tahun yang lalu aku sudah terbiasa."
"Harusnya dulu aku langsung memindahkanmu di Durmstrang saja begitu aku tau kamu menghabiskan waktu dengan si Potter itu," Ayahnya ikut mencibir. "Anak nakal itu bisa-bisanya mempengaruhimu sampai seperti ini—"
"Benar, pengaruhnya padaku sampai bisa mengalahkan pengaruhmu padaku," potong Draco, menatap Ayahnya tajam. "Sekarang, permisi, aku harus bicara dengan teman-temanku dan mengkonfirmasi tempat dan jam kami akan bertemu."
"Aku serius, Draco. Aku tidak akan mengajakmu ke pertandingan kalau kamu akan bertemu dengan mereka."
"Kalau begitu aku akan meminta kelebihan tiket pada Ayah Weasley," Draco mengedikkan bahunya, lalu menyeringai. "Pilih saja mana yang lebih buruk, Father."
Setelah itu, Draco langsung berbalik dan meninggalkan ruangan itu. Ayahnya mengerang, tampak ingin berteriak lebih banyak, namun belum sampai dirinya membuka mulut lagi, Draco sudah membanting pintunya keras untuk menutupnya.
Kesunyian yang tiba-tiba tercipta di lorong tempatnya berdiri sedikit membuat Draco tenang. Dia lantas mencoba menghela napas dalam untuk menurunkan amarahnya yang meluap-luap. Suara lembut Ibunya terdengar dari dalam pintu terbuka di ruang duduk yang tak jauh dari situ, terbawa oleh udara dan masuk ke dalam pikirannya yang sedang kacau.
"Sayang, apa perlu berteriak-teriak seperti ini di pagi hari? Para peri rumah ketakutan loh."
Draco menghela napas, memutar matanya lalu masuk ke dalam ruangan itu. Dia kemudian menutup pintunya pelan. Ibunya sedang duduk di sofa kesukaannya di dekat jendela, sambil menatap taman di luar dan menyesap secangkir tehnya. Dia sama sekali tidak memandang Draco yang kini sedang berjalan mendekatinya lalu duduk di sofa lain di dekatnya.
"Dia membuatku kesal!" Draco mengerang, sambil mengacak-acak rambutnya frustrasi. Rambutnya kini sudah sedikit panjang selama musim panas dan dirinya sama sekali belum ada niatan untuk memotongnya, karena itu bisa membuat Ayahnya makin kesal. "Kok bisa sih Mother tahan hidup bertahun-tahun dengan orang itu?! Aku saja dua bulan ini sudah ingin melemparnya ke luar jendela agar dia bisa jatuh ke kolam air mancur yang sangat dia sayangi itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Do It All Over Again (INA Trans)
FanfictionYang Draco inginkan adalah sebuah jalan keluar. Jalan untuk mengulangi semuanya dari awal, dan untuk menghapus semua kesalahan yang pernah dia lakukan selama belasan tahun terakhir. Di umurnya yang ke sebelas, Draco menerima surat dari masa depan ya...