[Year 5] Chapter 15. Logika di Tengah Tekanan yang Begitu Kuat

1.5K 237 7
                                    

Minggu-minggu setelahnya, Hogwarts tenggelam dalam lebih banyak kekacauan. Fred dan George yang kabur dari sekolah membangkitkan semangat siswa-siswa lain untuk ikut mengacaukan hidup Umbridge, dipimpin oleh Peeves si Poltergeist yang hobi membuat hidup Kepala Sekolah mereka kacau seperti mengejar-ngejarnya di lorong setiap hari. Guru-guru yang lain sama sekali tidak membantu karena mereka juga senang melihat Umbridge yang mulai menggila sambil memerintahkan Filch kesana dan kemari.

Ketika akhir tahun pelajaran makin dekat, ketegangan pun mulai hadir dan membuat mereka menghabiskan sebagian besar waktu mereka di perpustakaan untuk mempersiapkan ujian OWL. Walaupun sudah berusaha sekeras mungkin, baik Draco maupun Harry sama-sama tidak bisa menemukan waktu untuk terus berlatih Occlumency, apalagi saat pertandingan final Quidditch ditetapkan di akhir pekan terakhir sebelum ujian. Itu artinya, kalau Harry tidak sedang belajar, maka dia sedang berada di lapangan untuk berlatih Quidditch.

Dan sebesar apapun Draco menginginkannya, dia tidak akan bisa marah pada Harry—sesi terakhir mereka berlatih Occlumency benar-benar kacau sampai Draco tidak yakin Harry akan benar-benar bisa menguasai cabang sihir semacam ini. Sebenarnya kemajuan Harry sebelum dirinya dilatih Snape sudah lumayan signifikan, namun sekarang dirinya malah mengalami kemunduran. Draco sangat frustrasi dibuatnya, membuatnya berkali-kali menyumpahi Snape karena tidak kompeten sebagai guru dan Dumbledore karena bisa-bisanya memberi tugas sepenting itu pada Snape.

Untungnya, pertandingan Quidditch membuatnya sedikit terdistraksi, walau untuk itu dia harus melihat Harry bertanding dengan Chang. Draco berusaha setengah mati untuk tidak berpikir bahwa yang membuat Harry tertarik pada Chang pertama kali adalah karena gadis itu pintar bermain Quidditch dan ada kemungkinan pertandingan ini bisa membuat mereka balikan—Hermione pasti akan mengomelinya kalau sampai mendengar pikiran-pikiran Draco ini, karena itulah Draco akan fokus saja pada pertandingannya. Tahun ini, Slytherin benar-benar tidak punya kesempatan untuk menyabet Piala Quidditch, jadi Draco bisa duduk dengan santai tanpa khawatir apapun.

Atau setidaknya, itulah rencananya. Namun belum sempat pertandingannya dimulai, Hagrid tiba-tiba muncul di belakang Hermione dan Draco untuk menarik keduanya ikut ke dalam Hutan Terlarang. Draco sudah akan protes karena ke Hutan Terlarang diam-diam dari Umbridge adalah ide yang sangat buruk, namun wajah Hagrid yang begitu gelisah dan memar di sana sini membuat Draco berpikir bahwa ini adalah satu-satunya kesempatan dirinya untuk tahu apa yang disembunyikan oleh Hagrid selama ini. Dan Draco tidak akan melewatkannya.

Jadi mereka mengikuti Hagrid ke dalam hutan tanpa protes, Draco menahan dirinya untuk tidak mengutarakan kekhawatirannya saat mereka keluar dari jalan setapak dan menyuruh Hermione untuk diam ketika gadis itu tidak berhenti bertanya kenapa Hagrid tengah membawa busur panah. Draco menenggelamkan kegelisahannya dan tetap mengikuti Hagrid jauh ke dalam hutan sampai daerah di sekeliling mereka gelap akibat sinar matahari yang tidak dapat menembus dahan pohon. Hermione dengan takut-takut meminta ijin untuk menyalakan lumos.

Alih-alih menjawabnya, Hagrid berhenti berjalan lalu angkat bicara.

"Oke... jadi begini... sebenarnya..." dirinya menghela napas sejenak. "Well, ada kemungkinan dekat-dekat ini aku bisa saja dipecat."

Draco mengernyit, lalu mengalihkan pandangannya.

"Tapi kamu kan sudah berhasil bertahan sejauh ini—" Hermione berusaha menenangkan, namun usahanya terdengar lemah. "Memangnya apa yang membuatmu berpikir—"

"Umbridge menuduhku membawa Niffler ke kantornya," potong Hagrid. Draco mengumpat. Padahal itu adalah lelucon dari siswa. Niffler itu memporak-porandakan kantor Umbridge untuk berburu emas. "Kalian tahu dia selalu mencari-cari alasan untuk memecatku sejak aku kembali ke sini. Aku tentu saja tidak ingin pergi dari sini, tapi kalau misalnya hal itu kejadian juga... dan kalau bukan karena ada sesuatu yang sebentar lagi akan kuberitahukan pada kalian, aku pasti sudah pergi dari sini sebelum dia punya kesempatan untuk memperlakukanku seperti dia memperlakukan Trelawney."

Do It All Over Again (INA Trans)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang