Tahun ajaran baru bermula dengan tidak lancar, dan Draco tidak yakin apakah dirinya menyukainya ataukah tidak. Draco mengambil Kelas Ramalan dan Pemeliharaan Satwa Gaib hanya karena Harry memilihnya, namun dia tidak menyangka bahwa kelas tersebut peminatnya banyak sehingga masih perlu dikelompokkan lagi.
Draco memang jadi satu kelas dengan Gryffindor di pelajaran yang diajar oleh Hagrid, namun saking banyaknya siswa Gryffindor dan Hufflepuff yang mengambil kelas Ramalan, mereka akhirnya punya kelas sendiri, sedangkan Slytherin harus jadi satu dengan Ravenclaw. Setidaknya, Draco satu kelas dengan Hermione di pelajaran Rune Kuno dan Arithmancy, karena sedikit sekali siswa yang mengambil pelajaran ini sehingga cuma ada satu kelas.
Jadwal kelas Arithmancy mereka adalah kamis pagi, yang bentrok dengan kelas Ramalan Gryffindor dan Telaah Muggle, membuat Hermione harus menggunakan Pembalik Waktu sebanyak dua kali di kamis pagi. Dia pamitan pada Draco setelah sarapan untuk mengikuti Harry dan Weasley ke menara utara, namun secara bersamaan juga sudah menunggu Draco di ruang kelas Arithmancy yang berada di lantai dua sebelah barat, dengan napas terengah dan rambut yang acak-acakan.
"Kamu pasti tidak akan percaya separah apa pelajaran Ramalannya," gerutunya dengan berbisik sehingga tidak ada yang bisa mendengarnya kecuali Draco. "Wanita yang mengajar Ramalan benar-benar konyol. Dia menyuruh kami untuk saling membaca daun teh dan secara dramatis meramal malapetaka yang akan terjadi pada setiap murid, dan yang paling parah dia meramal kematian Harry."
"Kematian Harry?" Draco terkesiap, suaranya sedikit keras.
"Dia itu penipu, Draco. Katanya dia meramalkan kematian satu orang setiap tahunnya. Profesor McGonagall yang bilang."
"Loh, kamu sudah dapat pelajaran Transfigurasi?" tanya Draco, sambil berusaha menenangkan detak jantungnya yang berdegup kencang.
"Oh iya, aku tidak bisa kabur dari Harry dan Ron di antara jam pertama dan kedua, karena tidak ada waktu, jadi aku kembali saat sebelum makan siang. Setidaknya, kalau begitu, aku punya waktu tambahan satu jam untuk mengerjakan tugas. Setelah pelajaran Telaah Muggle, tentu saja. Kecuali kalau kamu butuh Pembalik Waktunya," tambahnya, menatap Draco penuh tanya.
"Tidak kok," Draco mengibaskan tangannya. "Aku tidak butuh Pembalik Waktunya sampai kelas Pemeliharaan Satwa Gaib selesai. Kelasku yang itu bentrok dengan kelas Ramalan."
"Begitu ya," angguknya lega. "Tapi kamu akan hadir di kelas Rune Kuno denganku setelahnya, kan?"
"Tentu saja," Draco mengangguk. "Merlin, tahun ini benar-benar akan sangat rumit."
"Tapi kita bisa belajar banyak hal!" Hermione mengingatkannya, dengan mata berkilat senang. "Aku tidak sabar untuk mulai belajar Arithmancy! Aku sudah sempat membaca bukunya saat liburan musim panas kemarin, dan—"
Untungnya, saat itu Profesor Vector langsung memulai kelasnya dan menyuruh semua siswa untuk masuk, dan walaupun Draco sangat suka belajar, kalau Hermione sudah mulai berceloteh soal pelajaran, tidak akan ada yang dapat menghentikannya.
.
Setelah Arithmancy, Hermione memegang Pembalik Waktunya dan memutarnya satu jam sebelumnya, menghilang tepat di depan mata kepala Draco. Pemandangannya sungguh sangat aneh untuk dilihat, walaupun Draco hidup di Keluarga Sihir yang menggunakan Apparition. Setidaknya orang yang melakukan Apparation langsung menghilang, membawa seseorang dari satu tempat ke tempat lain dalam satu kedipan mata ditandai dengan suara hentakan keras. Namun perjalanan kembali ke masa lalu, begitu sunyi dan membuat Hermione menghilang perlahan-lahan, seperti pasir yang jatuh perlahan di jam pasir. Saat Draco melihatnya hingga sosoknya menghilang sempurna, barulah dia keluar untuk menuju Rumah Kaca Herbologi bersama dengan anak-anak Ravenclaw.
KAMU SEDANG MEMBACA
Do It All Over Again (INA Trans)
FanfictionYang Draco inginkan adalah sebuah jalan keluar. Jalan untuk mengulangi semuanya dari awal, dan untuk menghapus semua kesalahan yang pernah dia lakukan selama belasan tahun terakhir. Di umurnya yang ke sebelas, Draco menerima surat dari masa depan ya...