[Year 3] Chapter 5. Peliharaan Mencerminkan Pemiliknya

1.9K 366 56
                                    

Sayangnya, ketenangan yang sempat Draco rasakan setelah mendengarkan kejahatan dari Black cuma sebentar, karena di hari Natal, tiba-tiba Harry mendapatkan kiriman sebuah Firebolt yang misterius, dan kalau misalnya di situasi normal Draco akan merasa takjub dan iri, kali ini tidak karena pengirim sapu terbang itu begitu misterius. 

Draco sama sekali tidak menyalahkan Hermione yang langsung melapor pada Profesor McGonagall, yang langsung menyita sapu terbangnya untuk diperiksa—karena memang masuk akal jika sapu terbang itu adalah perangkap dari Black—namun harusnya Draco bisa mengingatkan jika tiba-tiba melakukan itu pada Harry, walaupun dirinya tidak salah, akan membuat Harry yang awalnya kesal menjadi semakin meledak.

Waktu Harry dan Hermione bertengkar hebat, Draco kebetulan tidak ada di sana, karena kejadiannya berada di Asrama Gryffindor. Namun Draco menjadi saksi setelahnya, dialah yang harus menenangkan Hermione yang sewaktu-waktu bisa menangis sedih, dan mencoba menjelaskan pada Harry yang keras kepala bahwa Hermione bermaksud baik. Weasley, bukannya membantu, malah mengompori Harry mati-matian, dan ikut tidak mengajak Hermione bicara, membuat Draco makin tidak terkesan pada si rambut merah itu.

Jadinya, Draco dan Hermione menghabiskan banyak waktu bersama di perpustakaan, jauh dari kedua anak Gryffindor itu dan menyibukkan diri mereka untuk mengerjakan tugas.

"Menurutmu mereka berdua bakal memaafkanku tidak?" bisik Hermione di suatu siang, berhenti sejenak mengerjakan tugas Arithmancy-nya untuk menatap Draco, matanya berkaca-kaca.

"Tentu saja mereka akan memaafkanmu," Draco mengernyit. "Well, kalau Weasley aku tidak yakin sih, soalnya dia itu seperti Demiguise, tidak bisa ditebak. Tapi Harry cepat atau lambat pasti akan bicara denganmu lagi. Menurutku dia cuma lagi banyak pikiran, apalagi setelah tahu soal hubungan Black dengan kedua orangtuanya."

"Harusnya aku lebih sabar dan menunggu kamu saja yang melapor ke Profesor McGonagall," bisik Hermione lagi dengan sedih. "Kalau kamu yang melapor, Harry pasti tidak akan marah padamu."

Draco mendengus. "Kamu terlalu percaya diri padaku," katanya pada Hermione. "Dia pasti akan sama marahnya padaku. Well, mungkin aku tidak akan langsung melaporkan begitu saja sih, tapi..." ketika Hermione terlihat terluka dengan kata-katanya, Draco buru-buru menambahkan. "Itu tidak mengubah kenyataan bahwa yang kamu lakukan itu benar, dan memang ada kemungkinan bahwa sapu terbangnya dikutuk. Kamu dan aku sama-sama tahu. Seseorang harus memastikan bahwa sapu terbangnya aman, dan kita berdua tidak punya kemampuan yang cukup untuk itu."

"Terima kasih," gumam Hermione, membiarkan rambutnya jatuh ke wajahnya untuk menyembunyikan air mata yang mungkin sudah jatuh. Draco kembali fokus pada esainya, pura-pura tidak tahu. "Cuma kamu satu-satunya yang paham maksudku." Ujar Hermione pelan.

"Itu sih karena aku satu-satunya yang punya kepintaran sama denganmu," jawab Draco santai, lalu merasa lega begitu mendengar Hermione yang terkekeh.

.

Draco berharap, dengan dimulainya pelajaran di awal tahun, keadaan akan menjadi lebih rileks. Harry pada akhirnya memulai pelajarannya untuk mengeluarkan Patronus dengan Profesor Lupin, dan walaupun dia tidak banyak cerita pada Draco secara detail tentang apa yang terjadi selama pelajaran itu, namun Harry tampak lebih tenang setiap selesai kelas.

Hermione, sebaliknya, menjadi lebih buruk. Tugas mereka makin menumpuk setiap harinya, ditambah dengan pertengkarannya dengan Harry dan Weasley membuatnya begitu hancur. Draco mencoba membantu, sungguh, sampai-sampai dia memutar waktu dengan Pembalik Waktu agar mereka berdua punya waktu tambahan beberapa jam untuk istirahat. Namun semuanya tetap sulit karena energi Draco sendiri juga tidak begitu banyak.

Karena itulah, setelah kelas Ramalan yang begitu melelahkan, Draco akhirnya menghadap Hermione dengan tekad bulat.

"Aku berhenti," Draco mengumumkan, menatap gadis Gryffindor di depannya yang tengah mengerjap, dengan kantong mata yang begitu gelap.

Do It All Over Again (INA Trans)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang