Kedatangan Harry di The Burrow membuat Draco menjadi tamu permanen di sana hingga akhir liburan musim panas. Memang, Draco tetap tidur di rumah Andromeda dan menghabiskan waktu dengan keluarganya, namun di siang hari, dia selalu dapat ditemukan di rumah keluarga Weasley sedang menghabiskan waktu bersama dengan Harry, bermain Quidditch dengannya, Weasley serta Ginny, atau sekedar belajar bersama untuk mempersiapkan pelajaran tingkat NEWT. Intinya, liburan musim panas tahun ini adalah liburan yang paling membuat Draco bahagia.
Tentu saja ada beberapa berita buruk di antaranya. Seperti saat mereka merayakan ulang tahun Harry namun ada berita tentang serangan Dementor dan penemuan mayat Karkaroff. Hal itu membuat pesta ulang tahun Harry yang direncanakan dengan sungguh-sungguh oleh Mrs Weasley menjadi suram.
Draco juga tidak bisa berhenti khawatir soal ramalannya. Ramalan itu selalu saja mengganggu pikirannya bahkan di saat-saat yang tak terduga, membuat hatinya seperti teremas-remas sampai dia tak bisa bernapas. Dia tidak mengatakan hal ini pada Harry, tentu saja, namun sahabatnya itu sepertinya sudah bisa menduganya karena Harry sering sekali menatapnya khawatir.
Tambahannya, Draco dan Weasley semakin tidak akur. Sebenarnya cukup lucu, kalau saja Draco tidak terlampau kesal dengannya.
"Gin, bisa tidak sih kamu bilang pada kakak bodohmu itu kalau pacarmu itu Thomas dan bukannya aku?" Draco mengeluh pada Ginny saat lagi-lagi Weasley memperlakukannya dengan mengesalkan lalu kabur untuk bermain dengan Harry di halaman belakang. "Tingkahnya sudah mulai konyol nih!"
"Aku sudah bilang, Draco!" Ginny menjawab dengan kesal juga. "Berkali-kali malah. Bukan salahku kalau dia tidak percaya!"
"Kok bisa sih Ron menyangka kamu pacar Ginny?" tanya Hermione heran. "Memangnya dia pikir kalian berdua tidak bisa berteman tanpa ada perasaan romantis?"
"Mungkin dia mengira kalau aku tidak bisa berteman tulus dengan cowok manapun tanpa menaruh perasaan pada mereka." jawab Ginny, memutar matanya. "Benar-benar penghinaan."
"Belum lagi sikapnya yang seolah-olah berpikir kamu tidak bisa menjaga dirimu sendiri dengan berkali-kali mengancamku," lanjut Draco. "Bayangkan kalau kita berdua benar-benar pacaran."
"Setuju!" Ginny mengangguk, terdengar begitu kesal.
"Well, kok aku tidak kaget ya kalau kalian jadi berteman baik begini." Hermione mendengus setelah memperhatikan Draco dan Ginny/
"Tidak kaget karena aku dan Ginny sama-sama sependapat soal si Weasley yang menyebalkan?" tanya Draco. "Soalnya kami benar-benar setuju soal itu."
Begini loh, yang paling membuat Draco kesal adalah, berani-beraninya Weasley sampai meyakinkan Harry juga soal dirinya yang berpacaran dengan Ginny. Karena pada suatu siang, Harry tiba-tiba dengan sok santai bertanya soal apa benar Draco dan Ginny berpacaran. Draco sampai meledak karenanya.
"Yang benar saja!" erangnya. "Untuk terakhir kalinya, aku tidak berpacaran dengan Ginny! Sudah waktunya Weasley menerima kenyataan kalau aku berteman baik dengan adiknya!" seru Draco. Harry memandangnya dan menggigit bibir bawahnya, seperti tidak tahu harus berkata apa. Jadi Draco menambahkan. "Pacar Ginny itu Dean Thomas, kan dia sudah bilang waktu di kereta saat itu. Kamu ini di-obliviate atau gimana sih?!"
"Aku tidak lupa," jawab Harry, tersenyum canggung. "Cuma... kalian kelihatannya dekat sekali, terus Ron bilang..." Harry terdiam sebentar. "Lupakan deh. Kalau ternyata kamu tidak pacaran dengan Ginny ya bagus lah."
"Kenapa?" Draco mengernyit, memandang Harry heran. "Memangnya ada masalah apa kalau aku beneran pacaran dengan Ginny?"
"Ya tidak ada!" jawab Harry cepat-cepat. "Aku cuma mau bilang—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Do It All Over Again (INA Trans)
FanfictionYang Draco inginkan adalah sebuah jalan keluar. Jalan untuk mengulangi semuanya dari awal, dan untuk menghapus semua kesalahan yang pernah dia lakukan selama belasan tahun terakhir. Di umurnya yang ke sebelas, Draco menerima surat dari masa depan ya...