[Year 2] Chapter 4. Tom Riddle, Sang Keturunan Slytherin

2.4K 419 42
                                    

Desember datang dan pergi tanpa Draco sadari. Dia menyimpan buku harian terkutuknya dalam kotak penyimpanan pemberian Hagrid di tahun sebelumnya untuk menyimpan barangnya dari tangan jahil Nott, tersembunyi dari siapapun yang mungkin mencarinya, benar-benar sama sekali tidak dikeluarkan oleh Draco dari sana. Draco bersumpah dia bisa merasakan sihir hitam yang menguar setiap dia membuka kotak penyimpanannya untuk mengeluarkan pakaiannya atau bukunya, dan hal itu membuatnya merinding. Dia tahu, cepat atau lambat dia harus melakukan sesuatu pada buku harian itu—jika ada yang tahu Draco punya buku hariannya, dia pasti akan disalahkan—namun Draco sama sekali tidak tahu apa yang harus dia lakukan terhadap buku hariannya. Jika dia melaporkan dan memberikan buku itu pada salah satu guru, dia pasti akan langsung dicurigai, sama seperti Weasley yang langsung mencurigainya soal kasus Bludger. Dia tidak boleh membiarkan hal itu terjadi. Harry dan Hermione memang mempercayainya, namun Draco tidak tahu apakah kepercayaan mereka akan tetap ada saat tahu bahwa Draco memiliki buku harian ini, dan Draco sama sekali tidak ingin mengacaukan persahabatan antara dirinya dan teman-teman yang percaya padanya.

Satu hal yang Draco tahu dengan pasti—bahwa tidak mungkin dia akan menghabiskan natal di Manor tahun ini. Segera setelah Profesor Snape menggantung formulir untuk siswa yang ingin tetap tinggal di Hogwarts saat hari natal, Draco langsung mengisinya, dan beralasan pada Ibunya bahwa dirinya butuh waktu belajar lebih banyak di sekolah, yang sama sekali tidak dipercaya oleh Ibunya, namun beliau cukup baik untuk pura-pura percaya bahwa itu adalah alasan sebenarnya. Harry, Hermione dan Weasley juga tetap tinggal di Hogwarts, karena mereka tengah membuat Ramuan rahasia di kamar mandi wanita di lantai dua yang dihantui oleh Myrtle sejak kejadian Creevey diserang—belum pernah Draco bertemu dengan seorang hantu yang se-menyedihkan Moaning Myrtle. Draco selalu saja merasa agak gelisah setiap bertemu dengannya, walaupun tampaknya dia tidak akan membocorkan rahasia mereka, jadi Draco berusaha untuk bersikap biasa saja padanya—lagipula dia juga tidak ingin meninggalkan teman-temannya dalam membuat Ramuan itu.

"Aku tahu kamu itu benar-benar pintar, Hermione," kata Draco. "Tapi aku sama sekali tidak percaya dengan dua orang di sampingmu ini. Akan lebih baik kalau ada orang pintar yang lainnya yang ada di sisimu."

Weasley marah-marah saat mendengarkan perkataan Draco, namun Harry hanya menatap Draco tajam sambil bertanya, "Bukannya waktu itu kamu bilang bahwa rencana ini tuh, 'bodoh dan tidak berguna'?"

"Ya memang," jawab Draco bersikeras. "Aku masih yakin bahwa Nott tidak ada hubungannya dengan semua ini." Karena Ayahku sendirilah pelakunya, sebuah suara di kepalanya terdengar, namun Draco mengabaikannya dan tetap memasang wajah netral. "Tapi aku sudah lama berteman dengan anak-anak Gryffindor jadi aku tahu bahwa protesku pasti akan sia-sia, jadi mending aku disini untuk memastikan bahwa kalian tidak akan dikeluarkan dari sekolah."

Kenyataannya, Draco lumayan bersyukur karena pembuatan ramuan itu bisa membuat teman-temannya terdistraksi. Mereka jadi tidak fokus pada Draco, sehingga tidak ada yang curiga pada dirinya. Draco mengamati adik perempuan Weasley lekat-lekat selama berhari-hari sejak dirinya mengambil buku hariannya, dan walaupun dirinya terlihat begitu gelisah dan khawatir atas kejadian penyerangan terhadap Creevey dan hilangnya buku harian, dia sepertinya sama sekali tidak memberitahu kakak-kakaknya. Hal itu membuat Draco lega. Mungkin dia cukup pintar untuk merahasiakannya, sehingga tidak perlu ada orang lain yang tahu. Draco tidak yakin adik Weasley itu menyadari hubungan sesungguhnya antara buku harian dan Kamar Rahasia—karena kalau dia sadar, dia pasti akan jauh lebih gelisah dan ketakutan—cuma kalau dia tidak menyadari bahwa ada sihir hitam yang menguar dari bukunya, berarti dia adalah anak yang naif.

Saat itu adalah Minggu terakhir di semester itu ketika Lockhart mengumumkan adanya Klub Duel. Jujur saja, kalau Draco tahu bahwa yang akan mengajar adalah Lockhart (karena di pengumuman tidak disebutkan) maka Draco tidak akan pernah datang—dia punya hal lain yang lebih penting untuk dilakukan selain membiarkan Lockhart menyia-nyiakan waktunya, lagipula si gila itu tidak akan bisa mengajari Draco hal baru—tapi di sinilah Draco sekarang, memandang Lockhart dan Snape (sungguh pasangan yang luar biasa) yang kini tengah berada di suatu panggung sambil meminta perhatian pada seluruh siswa yang hadir.

Do It All Over Again (INA Trans)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang